Sukses

IPO, Hillcon Bidik Dana hingga Rp 884,60 Miliar

PT Hillcon Tbk menawarkan 2,21 miliar saham ke publik dalam rangka IPO.

Liputan6.com, Jakarta - PT Hillcon Tbk, perusahaan bergerak di aktivitas perusahaan holding, konsultasi manajemen dan jasa pertambangan akan menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO) sebanyak-banyaknya 2,21 miliar saham dengan nilai nominal Rp 20.

Mengutip laman e-ipo.co.id, Rabu (15/6/2022), jumlah saham Hillcon yang ditawarkan tersebut setara 15 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Perseroan menawarkan harga IPO Rp 250-Rp 400 per saham. Dengan demikian, perseroan akan meraup dana sebanyak-banyaknya Rp 884,60 miliar.

Dana hasil IPO akan digunakan oleh PT Hillconjaya Sakti antara lain sekitar 55 persen untuk modal kerja HS terkait dengan biaya produksi penambangan termasuk di antaranya biaya terkait bahan bakar, gaji, biaya overhead dan pemeliharaan alat-alat berat.

Selain itu sekitar 45 persen akan digunakan untuk belanja modal yang terdiri atas pembelian alat-alat mendukung kegiatan operasional HS.

Dalam melaksanakan IPO ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT Sucor Sekuritas.

Setelah IPO, pemegang saham Hillcon antara lain PT Hillcon Equity Management sebesar 68,85 persen, PT Bukit Persada Indonesia sebesar 16,15 persen dan masyarakat sebesar 15 persen.

Mengutip keterangan tertulis, Direktur Utama Hillcon Hersan Qiu menuturkan, rencana IPO Hillcon ini bagian dari upaya mengembangkan bisnis, menciptakan nilai yang optimal bagi perusahaan dan stakeholder serta demi mewujudkan ekosistem industri nikel Indonesia dan global.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Menarik Investor

Ia juga berharap Hillcon mampu menarik investor untuk investasi dana di Indonesia untuk memperkuat ekonomi nasional dan pembukaan lapangan kerja.

"Hillcon memiliki potensi pertumbuhan yang baik seiring dengan perkembangan teknologi. Semoga langkah ini memantapkan langkah Hillcon menjadi pemain industri nikel," Kata Hersan.

Ia menambahkan, Hillcon memiliki ekosistem bisnis nikel yang lengkap. Hal ini seiring pertumbuhan penjualan mobil listrik dan peningkatan konsumsi nikel metal industri baterai.

"Ekosistem ini didukung oleh produsen nikel dalam negeri. Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia,” ujar dia.

Ia mengatakan, penjualan industri mobil listrik tumbuh dua kali lipat pada 2021 mencapai 6,4 juta unit. Pertumbuhan mobil listrik akan mencapai 38 juta unit pada 2030, atau 40 persen dari total penjualan mobil dunia.

Konsumsi mobil listrik yang pesat akan menjadi kunci pertumbuhan konsumsi nikel pada dekade ini. Nikel dipakai oleh baterai mobil listrik karena memberikan jarak tempuh yang panjang jika dibandingkan dengan baterai lain. Hersan mengatakan, investasi oleh industri baterai mobil listrik saat ini fokus pada baterai berbasis nikel melalui perusahaan seperti CATL, LG Energy Solution, dan Tesla.

"Konsumsi nikel untuk mobil listrik diperkirakan mencapai 1,1 juta ton pada 2030 jika dibandingkan dengan 200 ribu ton pada 2022,” ujar dia.

3 dari 4 halaman

Konsumsi Nikel

Hersan mengatakan, konsumsi nikel dunia naik 17,2 persen pada 2021 menjadi 2,8 juta ton dibandingkan 2020 yang tumbuh hanya 0,6 persen. Sebanyak 1,96 juta ton nikel metal (69 persen) dikonsumsi oleh industri baja stainless.

Konsumsi nikel metal industri baterai naik 80 persen pada 2021 menjadi 360.000 ton, mayoritas datang dari industri mobil listrik. Konsumsi nikel akan tumbuh hampir dua kali lipat menjadi 4,8 juta ton pada 2030 dibandingkan 2,8 juta ton pada 2021.

Hersan prediksi, konsumsi industri baja stainless akan tumbuh 38 persen pada 2030 menjadi 2,7 juta ton, dari 1,96 juta ton pada 2021. Industri baterai, dipimpin oleh baterai mobil listrik, diperkirakan akan tumbuh empat kali lipat menjadi 1,4 juta ton pada 2030, dibandingkan 360 ribu ton pada 2021.

 Indonesia sebagai produsen nikel terbear dunia memiliki 950 ribu ton nickel metal pada 2021, atau 35 persen dari total produksi nikel dunia. Indonesia juga memiliki cadangan terbukti nikel terbesar di dunia. Indonesia memiliki 22 persen cadangan terbukti nikel (21 juta ton nickel metal).

"Cadangan terkira sendiri menurut ESDM mencapai 41 juta ton nickel metal," ujar dia.

4 dari 4 halaman

Kinerja Perseroan dan Jadwal IPO

Terkait kinerja perseroan, Hersan mengatakan, pendapatan tumbuh 94 persen dari Rp 1,02 triliun pada 2020 menjadi Rp 1,98 triliun pada 2021.

Laba kotor Hillcon menguat 138,69 persen menjadi Rp 814,12 miliar pada 2021 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 341,07 miliar. Marjin laba kotor naik menjadi 41 persen pada 2021 dari 33 persen pada 2020.

Total aset bertambah 87,96 persen menjadi Rp 2,4 triliun pada 2021 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 1,2 triliun.

Sementara itu, total liabilitas naik 52,11 persen dari Rp 1,18 triliun pada 2020 menjadi Rp 1,8 triliun pada 2021. Total ekuitas Hillcon naik 552,17 persen menjadi Rp 600 miliar pada 2021 dari Rp 92 miliar pada 2020.

Indikasi jadwal IPO:

-Masa penawaran awal: 15-29 Juni 2022

-Perkiraan tanggal efektif: 12 Juli 2022

-Perkiraan masa penawaran umum: 14-18 Juli 2022

-Perkiraan tanggal penjatahan: 18 Juli 2022

-Perkiraan tanggal distribusi saham: 19 Juli 2022

-Perkitaan tanggal pencatatan saham: 20 Juli 2022