Liputan6.com, Jakarta - Malaysia memberhentikan ekspor ayam ke Singapura pada Juni 2022 dinilai menjadi peluang bagi PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU).
"Lihat kondisi Singapura. (Malaysia-red) tutup ekspor, peluang market luar biasa bagi kami karena fasilitas yang kami miliki di Wonogiri, Jawa Tengah didesain support ekspor, sertifikasi untuk food secure sehingga tinggal G to G (government to government-red)," ujar Presiden Direktur PT Widodo Makmur Unggas Tbk, Ali Mas'adi, saat paparan publik, Rabu (15/6/2022).
Baca Juga
Ia menambahkan, jika bisa dibuka, pihaknya siap langsung ekspor. "Bisa dibuka, langsung go ekspor," kata dia.
Advertisement
Selain itu, perseroan juga memiliki strategi berbeda dalam hadapi kenaikan harga pakan ternak. Saat ini perseroan fokus di bisnis downstream atau rumah pemotongan hewan sehingga tidak terlalu terpengaruh harga pakan ternak. Ali menuturkan, kontribusi pendapatan yang mencapai 90 persen berasal dari produk daging ayam.
"Yang fokus di bisnis pakan berpengaruh cukup besar, fokus bisnis di pakan. Kami di industri pengolahan untuk hasilkan produk daging ayam tidak terlalu signifikan, memang beda strategi," ujar dia.
Selain itu, perseroan juga hadapi tantangan untuk mengurangi kebergantungan terhadap produk kedelai seiring harga komoditas bahan pakan yang naik.
"Jadi PR di komoditas kedelai masih impor jadi tantangan kita bersama, substitusi dan kurang kebergantungan dari kedelai, kaya sumber protein, strategi tingkatkan kualitas bahan baku lokal beberapa teknologi di WMUU melakukan riset kurangi ketergantungan produk buntil kedelai biasa dipakai 25 persen kurangi 15 persen, cost pakan lebih kompetitif," ujar dia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tebar Dividen 2021
Sebelumnya, PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2021 sebesar Rp 1,62 per saham.
Direktur PT Widodo Makmur Unggas Tbk, Wahyu Andi Susilo menuturkan, dividen tersebut setara 10 persen dari laba bersih berjalan 2021. Dividen tersebut setara Rp 20 miliar.
"Selain itu sisa laba bersih Rp 5 miliar untuk dana pencadangan perseroan. Sisanya belum ditetapkan penggunaannya," ujar dia saat paparan publik, Rabu (15/6/2022).
PT Widodo Makmur Unggas Tbk mencatat penjualan bersih Rp 3,09 triliun pada 2021. Penjualan bersih tumbuh 168,87 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 1,14 triliun. Beban pokok penjualan naik menjadi Rp 2,66 triliun, dari periode sama tahun sebelumnya Rp 988,59 miliar.
Laba kotor bertambah 164,39 persen menjadi Rp 424,85 miliar pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 160,68 miliar. Laba usaha naik 200,07 persen dari Rp 107,02 miliar pada 2020 menjadi Rp 321,17 miliar pada 2021.
Dengan melihat kondisi itu, laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melambung 186,78 persen dari Rp 72,968 miliar pada 2020 menjadi Rp 209,26 miliar pada 2021.Selain itu, perseroan juga telah realisasikan belanja modal Rp 900 miliar pada 2021. Belanja modal 2021 untuk meningkatkan kapasitas produk dari sisi peternakan.
"Target 2022 belanja modal Rp 800 miliar-Rp 1 triliun. Penggunaan dana untuk tingkatkan kapasitas produk, integrasi feedmil, breeding farm dan rumah pemotongan ayam," kata dia.
Andi menuturkan, belanja modal terserap sudah mencapai 25 persen hingga kuartal I 2022.Adapun Widodo Makmur Unggas menganggarkan belanja modal dari pinjaman perbankan.
Advertisement
WMMU Berambisi Jadi Pemasok Produk Pangan Terbesar di Asia Tenggara
Sebelumnya, PT Widodo Makmur Unggas Tbk mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham WMUU. WMUU resmi tercatat di papan utama dan menjadi perusahaan tercatat keenam pada 2021 dengan kode saham WMUU.
"Langkah ini menjadi pintu gerbang menuju pasar yang lebih dinamis. Kendati kondisi pasar saham masih menantang di tengah pandemi Covid-19,” kata Direktur Utama PT Widodo Makmur Unggas Tbk, Ali Mas’adi, Selasa (2/2/2021).
Perseroan menetapkan harga saham WMUU Rp 180 per lembar saham. Proporsi investor yang menyerap yakni investor institusi 69,5 persen dan ritel 30,5 persen.
Seiring dengan market yang didominasi oleh pemain ritel, saat ini diperlukan alokasi ritel yang mencukupi dan juga untuk menjaga likuiditas di pasar sekunder (secondary market). Sebab, saham WMUU mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 4 kali selama masa penawaran umum.
Perseroan berupaya menjaga minat investor di pasar sekunder menjadi lebih baik. Hal ini ditempuh dengan menurunkan total saham yang dilepas ke publik atau free float, dari 35 persen menjadi 15 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Emiten yang bergerak di sektor perunggasan (poultry) ini, berencana menerbitkan instrumen surat utang atau obligasi korporasi di akhir tahun untuk mendukung upaya Perseroan melebarkan sayap bisnis.
“PT Widodo Makmur Unggas Tbk memiliki tujuan untuk menjadi pemasok produk pangan berbasis protein hewani terbesar di Asia Tenggara,” kata Ali Mas’adi.
Pendatang Baru di BEI
Sebelumnya, PT Widodo Makmur Unggas Tbk, perusahaan yang bergerak di sektor perunggasan akan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 2 Februari 2021.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan akan mencatatkan saham perdana di papan utama dengan kode saham WMUU. Jumlah saham yang dicatatkan 12,94 miliar saham terdiri dari saham pendiri sebanyak 11 miliar saham dan penawaran umum saham perdana termasuk employee stock allocation (ESA) sebesar 1,94 miliar saham.
Jumlah saham yang ditawarkan 1,94 miliar setara 15 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran saham perdana.
Harga penawaran umum saham perdana Rp 180 dengan nilai nominal saham Rp 50. Total dana yang diraup dari hasil penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 349,41 miliar.
Dalam pelaksanaan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) ini, perseroan telah menunjuk PT CIMB Niaga Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Samuel Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Advertisement