Sukses

Pendapatan Non COVID-19 Bundamedik Sentuh Rp 375 Miliar

Pendapatan non COVID-19 itu tertinggi PT Bundamedik Tbk (BMHS) dalam dua tahun terakhir. Pendapatan naik 12,6 persen dibandingkan kuartal I 2021.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bundamedik Tbk (BMHS) mencatat pertumbuhan positif pendapatan non COVID-19 pada kuartal I 2022. PT Bundamedik Tbk meraih pendapatan non COVID-19 sebesar Rp 375 miliar.

Pendapatan non COVID-19 itu tertinggi perseroan dalam dua tahun terakhir. Pendapatan naik 12,6 persen dibandingkan kuartal I 2021.

Pendapatan ini ditopang dari pengembangan core business perusahaan secara  signifikan, utamanya unit bisnis Morula IVF, market leader untuk layanan bayi tabung di Indonesia yang terus berekspansi secara nasional, serta Diagnos yang makin tumbuh pesat lewat kemampuannya mengembangkan jaringan pasar di layanan tes non-COVID lewat strategi kemitraan strategis.

Direktur Utama PT Bundamedik Tbk, Mesha Rizal Sini menuturkan, banyak penyesuaian strategi yang harus dilakukan penyedia layanan kesehatan selama pandemi COVID-10. Namun, ia mengatakan, pihaknya konsisten dengan strategi pengembangan core business non COVID-19 sehingga dalam kondisi apapun siap dengan fundamental bisnis yang kokoh.

“Kini seiring dengan meredanya pandemi COVID-19, konsistensi tersebut pun menjadi bekal kesiapan kami dalam menghadapi dinamika lanskap industri,” ujar dia dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (16/6/2022).

Ia mengatakan, pencapaian bisnis non COVID-19 pada kuartal I 2022 merupakan awal luar biasa bagi upaya perseroan untuk terus cepat beradaptasi memenuhi kebutuhan layanan kesehatan masyarakat ke depannya.

"Apalagi seiring dengan kesadaran terhadap kesehatan yang semakin meningkat, tercermin dari kenaikan signifikan pada angka tes non COVID-19 yang dilakukan masyarakat di ekosistem kami,” kata dia.

 

2 dari 5 halaman

Pengembangan Ekosistem

Selama kuartal I 2022, angka tes non-COVID meningkat sebesar 38 persen secara YoY.  Mesha menuturkan, peningkatan ini terjadi karena keberadaan model bisnis yang ditunjang oleh kontribusi outlet dan cabang beserta ekosistem internal di dalam layanan RS Bunda.

Jumlah dan distribusi outletnya juga meningkat cukup pesat. Kini ada 38 outlet Diagnos, naik 2 kali lipat dibandingkan angka di kuartal 1 2021. Ke depan, pengembangan Diagnos akan semakin digencarkan lewat penambahan lima outlet maupun cabang di beberapa wilayah.

Layanan lain seperti Morula IVF yang sudah lebih dari 20 tahun menjadi penyedia layanan bayi tabung terdepan pilihan masyarakat Indonesia turut bertambah 26 persen pada 2021. Jumlah cycle di luar Jakarta juga terus meningkat 36 persen pada kuartal I 2022 secara QoQ.

Adanya peningkatan turut terjadi dalam hal volume penerimaan pasien rawat inap, yakni bertumbuh 48 persen YoY. Adapun peningkatan lain terjadi pada jumlah bed, yakni dari 408 menjadi 506 QoQ.

Di sisi lain, adanya upaya pengembangan ekosistem secara agresif tahun ini membuat kebutuhan cost semakin naik. Memasuki awal tahun 2022, BMHS juga telah menambah dua rumah sakit, antara lain RSJP Paramarta Bandung dan RSU Citra Harapan Bekasi.

Meskipun terjadi penurunan pendapatan secara umum dibanding tahun sebelumnya (389 miliar), perusahaan akan terus melanjutkan penguatan fundamental bisnis untuk pencapaian jangka panjang perusahaan.

 

3 dari 5 halaman

Tiga Pilar Strategi

Untuk menjaga momentum pertumbuhan pada kuartal pertama 2022 ini, perseroan siap melanjutkan fokus bisnisnya melalui tiga pilar strategi yang sudah dicanangkan, antara lain perluasan ekosistem, pendalaman kemitraan strategis, hingga penguatan core business.

"Berdasarkan survei kepuasan pasien, terjadi peningkatan kepuasan, salah satunya pada poin konsultasi dokter. Ke depan, kami siap memperkuat core kami yang bertumpu pada customer journey, dari mulai pengembangan booking apps demi mempermudah pasien dan keluarga pasien untuk janji temu ataupun telekonsultasi hingga pembenahan kualitas customer journey,” ujar Komisaris Utama PT Bundamedik Tbk, dr Ivan Sini, SpOG.

Ia menambahkan, tak hanya itu, upaya perluasan ekosistem juga terus dilakukan, salah satunya lewat kolaborasi dengan klinik lokal obgyn yang merupakan jaringan Klinik Fertilitas Indonesia (KFI) dan memiliki potensi sangat besar sebagai penyokong untuk Morula IVF.

Melalui strategi ini, BMHS siap menjadi layanan kesehatan yang terdepan dan berkualitas untuk lebih banyak lagi melayani masyarakat Indonesia.

4 dari 5 halaman

Kinerja Kuartal I 2022

Sebelumnya, PT Bundamedik Tbk (BMHS) menyampaikan laporan keuangan untuk periode tiga bulan pertama 2022. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 28,72 miliar. Turun signifikan dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 62,24 miliar.

Raihan itu sejalan dengan penurunan dari sisi pendapatan yang tercatat sebesar Rp 388,9 miliar. Pendapatan turun 13,62 persen dibanding kuartal I 2021 sebesar Rp 450,21 miliar.

Di tengah penurunan pendapatan, beban pokok pendapatan justru naik menjadi Rp 227,06 miliar dari sebelumnya Rp 225,16 miliar. Sehingga laba bruto perseroan pada kuartal I 2022 tercatat sebesar Rp 161,84 miliar, turun 28,09 persen dibanding kuartal I 2021 sebesar Rp 225,06 miliar.

Pada periode yang sama, beban usaha tercatat sebesar Rp 107,88 miliar, penghasilan keuangan Rp 2,19 miliar, dan beban keuangan Rp 7,91 miliar. Kemudian bagian atas laba neto entitas asosiasi tercatat sebesar Rp 3,29 miliar dan penghasilan operasi lain net minus Rp 378,37 miliar.

 

5 dari 5 halaman

Laba Perseroan

Dari rincian tersebut, diperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp 51,15 miliar. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan mengukuhkan laba periode berjalan sebesar Rp 40,61 miliar. Angka tersebut turun 58,35 persen dibanding kuartal I 2021 sebesar Rp 97,51 miliar.

Sementara laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 55,3 persen menjadi Rp 28,72 miliar   dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 62,24 miliar.

Laba per lembar saham menjadi Rp 3 dari sebelumnya Rp 7. Aset PT Bundamedik Tbk hingga Maret 2022 tercatat sebesar Rp 2,88 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 2,69 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 989,26 miliar dan aset tidak lancar Rp 1,89 triliun.

Liabilitas sampai dengan Maret 2022 tercatat sebesar Rp 1,15 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 1 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 724,78 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 429,56 miliar. 

Sementara ekuitas hingga Maret 2022 juga naik dari sebelumnya Rp 1,69 triliun pada akhir Desember 2021, menjadi Rp 1,73 triliun hingga Maret 2022.