Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Jumat pagi, (17/6/2022). Koreksi bursa saham Asia mengikuti wall street yang tertekan. Hal ini setelah investor mempertimbangkan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) agresif memperketat kebijakan moneternya akan berdampak terhadap resesi.
Di Jepang, indeks Nikkei merosot 2,32 persen. Indeks Topix tergelincir 2,25 persen. Indeks Korea Selatan Kospi melemah 1,17 persen. Di Hong Kong, indeks saham Hang Seng turun 0,61 persen pada awal sesi perdagangan.
Baca Juga
Di bursa saham China, indeks Shanghai susut 0,55 persen, dan indeks Shenzhen merosot 0,63 persen. Di Australia, indeks ASX 200 tergelincir 2,32 persen. Indeks Singapura merosot 0,2 persen.
Advertisement
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,82 persen. Di AS, wall street anjlok. Indeks S&P 500 turun 3,25 persen ke posisi 3.666,77. Indeks Dow Jones terperosok 741,46 poin atau 2,42 persen ke posisi 29.927,07. Indeks Nasdaq melemah 4,08 persen ke posisi 10.646,10. Bank sentral Jepang juga akan rilis pernyataan kebijakan moneter.
"Kami tidak mengharapkan bank sentral Jepang untuk melepas target imbal hasil 0 persen. Plus minus 25 basis poin untuk obligasi pemerintah Jepang bertenor 10 tahun. Dorongan inflasi yang mendasari Jepang lemah sekitar 1 persen per tahun,” ujar Head of International Economics Commonwealth Bank of Australia, Joseph Capurso dilansir dari CNBC, Jumat pekan ini.
Ia menuturkan, jika bank sentral Jepang mempertahankan kebijakan moneter tidak berubah, yen dan tingkat swap Jepang dan imbal hasil kemungkinan akan terkoreksi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Indeks Dolar AS
Jelang keputusan itu, Yen Jepang diperdagangkan pada kisaran 133,11 per dolar AS. Keputusan bank sentral Jepang ini setelah bank sentral Amerika Serikat, Bank of England dan Swiss National Bank mengumumkan kenaikan suku bunga.
"Kontradiksinya adalah sementara pasar mengatakan bank sentral harus berbuat lebih banyak untuk mengendalikan inflasi. Semakin banyak yang dilakukan bank sentral untuk mengendalikan inflasi, semakin dalam mengejutkan pasar. Sekarang Anda berada dalam kondisi itu saat ini,” ujar President and Global Strategist Independet Strategy, David Roche.
Indeks dolar AS berada di posisi 104,05 setelah menyentuh di atas 105. Dolar Australia berada di posisi 0,7026. Harga minyak pada jam perdagangan di Asia melemah. Harga minyak brent berjangkan melemah 0,84 persen menjadi USD 118,80 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat tergelincir 0,82 persen menjadi USD 116,63 per barel.
Advertisement
Penutupan Wall Street Kamis 16 Juni 2022
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Kamis, 16 Juni 2022. Indeks Dow Jones turun di bawah level 30.000 untuk pertama kali sejak Januari 2021. Hal ini seiring investor khawatir pendekatan agresif the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS terhadap pengendalian inflasi akan membawa ekonomi ke dalam resesi.
Pasar telah reli pada Rabu pekan ini setelah the Fed mengumumkan kenaikan suku bunga terbesar sejak 1994, tetapi membalikkan kenaikan tersebut pada Kamis pekan ini.
Pada penutupan wall street, indeks Dow Jones turun 2,42 persen atau 741,46 poin ke posisi 29.927,07. Indeks S&P 500 tergelincir 3,25 persen menjadi 3.666,77. Indeks Nasdaq susut 4,08 persen menyentuh 10.646,10 dan sentuh level terendah sejak September 2020.
Rata-rata indeks acuan alami koreksi pekan ini. Indeks S&P 500 susut 6 persen. Sedangkan indeks Nasdaq tergelincir 6,1 persen. Indeks Dow Jones merosot 4,7 persen, pekan ini.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq merosot ke wilayah pasar bearish, dan akhiri sesi turun masing-masing sekitar 24 persen dan 34 persen dari level tertinggi sepanjang masa. Hal ini karena inflasi dan kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi bebani investor. Indeks Dow Jones itu, 19 persen di bawah level tertinggi intraday pada 5 Januari 2022.
“Sentimen investor tampaknya hanya dapat fokus pada satu hal pada satu waktu. Kemarin, the Fed menyampaikan seperti yang diharapkan orang. Itu meredam inflasi yang jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan orang dan meningkatkan kekhawatiran inflasi yang begitu agresif,” ujar Susan Schmidt dari Aviva Investors, seperti dilansir dari CNBC, Jumat (17/6/2022).
Indeks Dow Jones di Bawah Level 30.000
Selain itu, pada perdagangan Kamis pekan ini, indeks Dow Jones diperdagangkan di bawah 30.000 sejak Januari 2021. Rata-rata indeks acuan itu pertama kali bergerak di atas level tersebut pada November 2020 ketika stimulus moneter dan fiskal besar-besaran memicu reli pasar yang lebih luas. Dipimpin saham teknologi dan membawa rata-rata indeks acuan ke level tertinggi.
Data keluar pada Kamis pekan ini menunjukkan perlambatan dramatis dalam kegiatan ekonomi. Perumahan mulai turun 14 persen Mei 2022, jauh lebih dalam dari penurunan 2,6 persen yang diperkirakan oleh ekonom yang disurvei Dow Jones. Indeks bisnis Fed Philadelphia pada Juni datang dengan pembacaan negatif 3,3, kontraksi pertama sejak Mei 2020.
Saham Home Depot, Intel, Walgreens, JPMorgan, 3M dan American Express mencapai posisi terendah baru dalam 52 minggu di tengah meningkatnya kekhawatirna resesi. Sementara itu, saham teknologi turun setelah melambung pada perdagangan Rabu, 15 Juni 2022. Saham Amazon, Apple dan Netflix turun hampir 4 persen.
Tesla dan Nvidia masing-masing susut 8,5 persen dan 5,6 persen. Saham perjalanan juga melemah pada Kamis pekan ini. United dan Delta masing-masing merosot 8,2 persen dan sektiar 7,5 persen. Sementara itu, saham jalur pelayaran Carnival, Norwegian Cruise Line dan Royal Caribbean anjlok sekitar 11 persen.
Advertisement