Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk Tbk (ASII) telah menambah kepemilikan saham di emiten rumah sakit PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) sehingga genggam kepemilikan di atas 5 persen.
Dalam keterbukaan informasi PT Medikaloka Hermina Tbk ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (19/6/2022), PT Astra International Tbk menambah 0,51 persen saham HEAL atau sekitar 74,98 juta yang dilakukan secara bertahap. Transaksi pembelian saham HEAL itu dilakukan secara bertahap sebanyak tujuh kali.
Baca Juga
Astra International membeli 12,87 juta saham HEAL pada 7 Juni 2022 dengan harga Rp 1.375 per saham. Kemudian pada 8 Juni 2022, Astra beli saham HEAL sebanak 11,30 juta saham dengan harga Rp 1.374. Selanjutnya aksi beli saham HEAL pada 9 Juni 2022 dengan harga Rp 1.364 per saham sebanyak 12,40 juta saham.
Advertisement
Astra kembali beli saham HEAL sebanyak 10,70 juta saham pada 10 Juni 2022 dengan harga Rp 1.366 per saham. Pada 13 Juni 2022, Astra beli saham HEAL sebanyak 4,37 juta saham dengan harga Rp 1.362 per saham. Lalu pembelian saham HEAL dilakukan ASII pada 14 Juni 2022 dengan harga Rp 1.369 per saham. Pada 15 Juni 2022, Astra beli 11,19 juta saham HEAL dengan harga Rp 1.373 per saham. Adapun total pembelian saham itu sekitar Rp 102,70 miliar.
“Tujuan transaksi investasi dengan status kepemilikan saham langsung,” demikian mengutip dari keterbukaan informasi BEI.
Setelah transaksi pembelian saham HEAL itu, Astra International genggam 5,43 persen saham HEAL atau sekitar 809.535.100. Sebelumnya Astra International genggam 4,92 persen saham HEAL atau setara 734.554.600 saham.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Alasan Astra Beli Saham HEAL
Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) menambah kepemilikan saham di emiten pengelola rumah sakit PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL). Langkah perseroan menambah kepemilikan saham HEAL ini seiring melihat potensi di sektor kesehatan.
Sebelumnya, mengutip data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) terkait pemegang saham di atas 5 persen, ditulis Sabtu (11/6/2022), PT Astra International Tbk mengenggam 747.425.900 saham HEAL per 9 Juni 2022. Jumlah saham HEAL yang dimiliki oleh Astra setara 5,01 persen.
Adapun berdasarkan data RTI, sebelumnya, pemegang saham HEAL per 31 Mei 2022 belum masuk PT Astra International Tbk dengan kepemilikan 5 persen.
Head of Corporate Investor Relations PT Astra International Tbk, Tira Ardianti menuturkan, perseroan melihat potensi besar di sektor kesehatan Indonesia yang mana Indonesia akan menerima banyak manfaat dari meningkatnya investasi di sektor kesehatan. Hal tersebut yang menjadi latar belakang perseroan investasi di HEAL.
“Investasi Astra di perusahaan operator rumah sakit ini ditambah dengan investasi kami di Halodoc tahun lalu diharapkan akan membantu meningkatkan kualitas sektor penyediaan kesehatan secara menyeluruh di Indonesia,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Selasa (14/6/2022).
Ia menambahkan, ke depan, Astra akan senantiasa berupaya mencari peluang kolaborasi bisnis antara grup dan Hermina.
Advertisement
Bidik Peluang Bisnis di 5 Sektor
Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) membidik peluang bisnis di lima sektor mulai dari sektor kesehatan hingga energi terbarukan.
Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro mengatakan, investasi yang dilakukan Astra cukup panjang tidak hanya untuk satu tahun. Astra International mengambil 3-5 tahun yang sangat tergantung pada situasi di lapangan.
"Secara prinsip, Astra selalu terbuka kepada setiap peluang yang sesuai dengan hasil analisa kita. Ada beberapa prinsip yang kita pegang di Astra yang tentunya pertama adalah sesuai dengan values daripada Astra,” kata Djony melalui konferensi pers RUPST Astra 2022, Rabu (20/4/2022).
Kemudian kedua, Astra International bisa berkontribusi terhadap bisnis baru tersebut. Ketiga adalah bagaimana dengan kultur yang ada di perusahaan yang Astra ingin investasi atau ingin partisipasi.
Adapun, secara sektor dan sub sektor yang menjadi perhatian bagi Astra yaitu, pertama adalah di sektor digital dan teknologi. Kemudian kedua adalah sektor jasa keuangan, karena jasa keuangan masih menyimpan satu potensi.
"Mengingat literasi keuangan yang belum mencapai tingkat seperti di negara-negara lain jika kita melihat bahwa ini masih memiliki peluang yang besar,” ujar dia.
Ketiga adalah sektor kesehatan, dengan pendapatan masyarakat dengan tingkat kehidupan masyarakat yang membaik dengan GDP per kapita Indonesia yang naik, Astra yakin sektor kesehatan menjadi sektor yang fundamental bagi Indonesia ke depan.
"Yang keempat adalah tentunya yang berkaitan dengan mobility termasuk di dalamnya adalah logistik. Bisa dilihat bahwa di tahun ini kita juga sedang membentuk joint venture dengan salah satu perusahaan yang cukup kompeten bidang logistik warehouse,” ungkap Djony.
Kolaborasi
Djony menuturkan, hal itu merupakan salah satu hasil dari pada kajian dan kemudian bagaimana dengan investasi Astra. Salah satunya masuk di energi terbarukan
"Kemudian tentunya kalau kita lihat sejalan dengan tujuan Astra di jangka panjang kita juga ingin masuk ke energi terbarukan, renewable energy menjadi salah satu fokus kita juga kemudian mining di sektor non batu bara dari mineral mining itu juga menjadi target kita," ujar dia.
Tak hanya itu, terdapat beberapa prospek pada 2022 sudah ada di depan Astra dan sedang dikaji.
"Kita lakukan semua visibility nya mudah-mudahan ini bisa bisa terealisasi bagian dari semua prospek tersebut," ujar dia.
"Kalau kita lihat salah satu yang tidak hanya dari pada sektor-sektor baru atau lini bisnis yang kita ingin lakukan tetapi di lini bisnis yang kita miliki saat ini tentunya peluang itu masih banyak bagaimana memberdayakan kolaborasi di seluruh unit bisnis sehingga bisa menaikkan value daripada value creation bisa kita dapatkan. Jadi kita melakukan semuanya ini secara paralel,” ia menambahkan.
Advertisement