Sukses

BNI Sekuritas Prediksi IHSG Menguat Terbatas, 4 Saham Ini Jadi Pilihan

Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakaria Siregar menuturkan, secara teknikal IHSG terlihat berpeluang naik terbatas.

Liputan6.com, Jakarta - PT BNI Sekuritas perkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat terbatas pada perdagangan Senin (20/6/2022).  Investor direkomendasikan pantau saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).

Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakaria Siregar menuturkan, secara teknikal IHSG terlihat berpeluang naik terbatas dan masih rawan distribusi, dari candle two dan closed di atas 6.924.

"Indeks juga terlihat trend bullish, selama di atas 6.932, berpeluang menuju 7.051-7.160 (high kemarin di 7.138). IHSG closing di bawah 5 day MA (7.007). Indikator MACD netral, Stochastic oversold. Selama di atas 6.930, berpeluang menuju (sebelumnya target 6.888 - 7.209 gap tercapai) next 7.160/7.257. Range breakout berada di 6.882 - 7.000,” ujar Andri dalam risetnya, Senin, 20 Juni 2022.

Adapun level resistance pada perdagangan awal pekan ini berada di level 6.968/6.999/7.086/7.117. Sementara level support berada di 6.924/6.866/6.822/6.738 dengan perkiraan range: 6.870 - 7.000.

Research Analyst BNI Sekuritas Maxi Leisyaputra menuturkan, pada Jumat lalu Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,13 persen, sementara di sisi lain S&P 500 menguat 0,22 persen, bahkan indeks Nasdaq berbalik arah dengan mencatat penguatan yang signifikan sebesar 1,43 persen.

"Indeks bergerak fluktuatif akibat kekhawatiran investor terhadap potensi perlambatan ekonomi. Sebagian besar bursa regional Asia Pasifik pada Jumat lalu juga terkoreksi signifikan mengikuti perkembangan bursa AS pada malam sebelumnya akibat kebijakan moneter AS dikhawatirkan akan mengarah ke resesi,” ujar Maxi.

Dengan kondisi tersebut, investor dapat mencermati saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dengan rekomendasi speculative buy pada target 3.080/3.150 stop loss di bawah 2.660.

Kemudian saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan rekomendasi buy pada harga  280-284 target 304/332 stop loss di bawah 266.

Investor juga dapat mencermati saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan rekomendasi buy 6.725-6.750 target 6.950/7.000 stop loss di bawah 6.500/6.475.

Sementara saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) direkomendasikan speculative buy pada target 920/940 stop loss di bawah 815.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Kinerja IHSG Sepekan pada 13-17 Juni 2022

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lesu selama sepekan, tepatnya 13-17 Juni 2022. IHSG merosot 2,11 persen pada pekan ini.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (18/6/2022), IHSG ditutup ke posisi 6.936,96 dari posisi pekan lalu di 7.086,64. Kapitalisasi pasar bursa saham selama sepekan susut 1,96 persen menjadi Rp 9.087,68 triliun. Kapitalisasi pasar bursa merosot Rp 181,96 triliun dari pekan lalu di posisi Rp 9.269,64 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, pasar saham dipengaruhi oleh sentimen dan pergerakan dari bursa global dalam sepekan, salah satunya kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) sebesar 75 basis poin (bps).

“Pemangkasan pertumbuhan ekonomi global, kekhawatiran inflasi tinggi yang menyebabkan inflasi masih berpengaruh ke market ataupun berpengaruh ke instrument investasi berisiko tinggi,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Sabtu (18/6/2022).

 

 

3 dari 4 halaman

Rata-Rata Volume Transaksi Harian

Sementara itu, rata-rata volume transaksi bursa selama sepekan turun 1,37 persen menjadi 28,103 miliar saham dari 27,72 miliar saham pada pekan lalu.

Rata-rata nilai transaksi harian bursa juga meningkat 0,30 persen menjadi Rp 17,23 triliun dari Rp 17,18 triliun pada pekan sebelumnya. Sedangkan rata-rata frekuensi harian bursa merosot 10,78 persen menjadi 1.381.605 transaksi dari 1.548.503 transaksi pada pekan sebelumnya.

Investor asing mencatatkan aksi jual Rp 782,42 miliar. Namun, sepanjang 2022, investor asing membukukan aksi beli Rp 69,21 triliun. Herditya menuturkan, aksi jual investor asing pada Jumat pekan ini dapat dikatakan wajar karena ingin cash put sembari menanti kepastian keadaan ke depannya dan hindari instrument berisiko terlebih dahulu.

Pada pekan depan, Herditya prediksi IHSG masih rawan koreksi untuk menguji 6.786-6.871.  Sentimen yang pengaruhi ada pengumuman suku bunga acuan atau BI Rate dan mencermati sikap dari Bank Indonesia terhadap kejadian pekan ini.

"Namun tidak menutup kemungkinan di awal pekan terjadi penguatan di IHSG yang sifatnya temporer untuk menguji area 6.980-7.010,” kata dia.

 

4 dari 4 halaman

Total Emisi Obligasi

Pada Senin, 13 Juni 2022, obligasi berkelanjutan IV SANF dengan Tingkat Bunga Tetap Tahap I Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF) resmi dicatatkan di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp 750 miliar.

 Hasil pemeringkatan PT Fitch Ratings Indonesia (Fitch) dan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk Obligasi ini adalah masing-masing AA(idn) (Double A) dan idAA (Double A). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2022 adalah 52 emisi dari 40 emiten senilai Rp64,20 triliun. T

otal emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 501 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp455,24 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 122 emiten.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 151 seri dengan nilai nominal Rp4.811,09 triliun dan USD205,99 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp4,34 triliun.