Liputan6.com, Jakarta - PT Sariguna Primatirta Tbk (Grup Tanobel) emiten produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) terus berupaya dalam meningkatkan aspek ESG (Environmental, Social, and Governance) untuk penggunaan energi yang lebih bersih dan keberlangsungan perusahaan yang sejalan dengan pelestarian lingkungan.
Salah satu upaya yang dilakukan emiten berkode saham CLEO adalah menggunakan energi alternatif yang ramah lingkungan berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap yang akan dipasang di 8 pabrik CLEO yang tersebar di Jawa.
Baca Juga
Wakil Direktur Utama Sariguna Primatirta, Melisa Patricia mengatakan, pemasangan PLTS Atap ini merupakan salah satu komitmen CLEO dalam mempercepat tercapainya net-zero carbon emission 2060. Pihaknya melihat penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) semakin gencar dilakukan.
Advertisement
"Oleh karena itu, CLEO menargetkan pemasangan 8 PLTS Atap di beberapa pabriknya di Jawa Barat hingga Jawa Timur. Adapun proses pembangunan pada tahap awal berlokasi di Pabrik Pandaan yang merupakan pabrik terbesar CLEO dan diharapkan dapat siap dioperasikan di tahun ini," kata Melisa melalui keterangan resminya, Senin (20/6/2022).
Sementara itu, pemasangan PLTS Atap merupakan salah satu cara ideal CLEO dalam mempercepat tercapainya target bauran EBT sebesar 23 persen di 2025 dan meningkatkan efisiensi energi yang bermuara pada penurunan biaya operasional perseroan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Proses Pemasangan PLTS Atap
PLTS Atap dinilai mampu meningkatkan eksistensi industri dan bisnis karena menawarkan energi alternatif yang ramah lingkungan sehingga mampu menciptakan optimasi bisnis melalui penghematan biaya listrik.
Hingga saat ini, pemasangan PLTS Atap CLEO telah mencapai kemajuan 25 persen dan tengah memasuki tahap pemasangan inverter setelah selesainya memasang modul PV (Photovoltaic).
Adapun PLTS Atap memiliki kapasitas total 4,2 MWp atau sebesar 4.186,14 kWp yang terhubung ke jaringan PLN melalui sistem on-grid. “CLEO berharap dengan adanya upaya yang dilakukan ini, dapat memberikan kontribusi yang baik untuk lingkungan dan dapat membantu mengurangi emisi gas,” ujar Melisa.
Ia menambahkan, hal ini juga sebagai wujud komitmen CLEO sebagai produsen air minum dalam kemasan (AMDK) untuk terus meningkatkan kepercayaan pelanggan melalui produk-produk berkualitas dan ramah lingkungan.
"Diharapkan ke depan, CLEO dapat terus fokus dalam meningkatkan bisnis yang berkelanjutan,” ujar dia.
Advertisement
Target 2022
Sebelumnya, PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) menargetkan pertumbuhan penjualan 30 persen hingga akhir 2022.
Direktur Penjualan dan Distribusi PT Sariguna Primatirta Tbk, Toto Sucartono mengatakan, perseroan sudah bisa mencapai target tersebut pada kuartal I 2022.
"Jadi pertumbuhan kita dicanangkan target itu 30 persen. Dan itu sudah dicapai dalam kuartal I itu 29,7 persen atau hampir 30 persen. PR kita tinggal kuartal II, III, dan IV,” kata dia dalam paparan publik Sariguna Primatirta, Selasa (31/5/2022).
PT Sariguna Primatirta Tbk mencatat penjualan naik 30 persen mencapai Rp 307,7 miliar pada kuartal I 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan membukukan penjualan Rp 237,19 miliar. Dari raihan itu, perseroan mencatat laba tahun berjalan Rp 45,76 miliar pada kuartal I 2022, tumbuh 9,37 persen dari periode kuartal I 2021 sebesar Rp 41,84 miliar.
Pada 2022, perseroan menargetkan pertumbuhan laba dua digit sejalan dengan prospek penjualan.
"Laba kita akan diikuti secara double digit, lah, pertumbuhannya,” imbuh Toto.
Pada 2022, perseroan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 220 miliar. Sebagian besar dari capex akan dialokasikan untuk membangun pabrik baru. Hingga saat ini, CLEO telah memiliki 27 pabrik pengolahan AMDK ditambah dengan tiga pabrik lainnya yang diproyeksikan selesai pada 2022.
Kinerja Kuartal I 2022
Sebelumnya, PT Sariguna Primatirta Tbk (Tanobel Group) emiten produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) mencatatkan pertumbuhan laba bersih dan penjualan selama kuartal I 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Sariguna Primatirta Tbk mencatat penjualan naik 30 persen mencapai Rp 307,7 miliar pada kuartal I 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan membukukan penjualan Rp 237,19 miliar.
Beban pokok penjualan naik 42,21 persen menjadi Rp 186,18 miliar pada kuartal I 2022 jika dibandingkan kuartal I 2021 sebesar Rp 130,91 miliar.
Perseroan mencatat kenaikan beban penjualan menjadi Rp 35,26 miliar pada kuartal I 2022 dibandingkan kuartal I 2021 sebesar Rp 30,02 miliar.
Sementara itu, beban umum dan administrasi susut menjadi Rp 16,30 miliar pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 18,13 miliar. Beban keuangan turun menjadi Rp 2,56 miliar pada kuartal I 2022 dari kuartal I 2021 sebesar Rp 4,95 miliar.
Perseroan mencatat laba tahun berjalan Rp 45,76 miliar pada kuartal I 2022, tumbuh 9,37 persen dari periode kuartal I 2021 sebesar Rp 41,84 miliar.
“Kami bangga bahwa hingga saat ini, CLEO masih dapat menjaga eksistensinya bahkan menjadi salah satu pilihan air minum dalam kemasan bagi masyarakat Indonesia. Dibuktikan dengan Perseroan yang juga mencatatkan laba bersih sebesar Rp45,8 miliar atau meningkat 9 persen di kuartal I-2022,” ujar Wakil Direktur Utama CLEO Melisa Patricia melalui keterangan resminya, Kamis (!2/5/2022).
Dia menambahkan, kenaikan ini tidak terlepas dari prospek AMDK yang terus bergeliat, ditambah dengan lonjakan permintaan air minum pada momentum saat ini. Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen akan terus menambah pabrik dan kapasitas produksi agar perseroan dapat terus memenuhi kebutuhan air minum masyarakat Indonesia.
Advertisement
Produk Perseroan
PT Sariguna Primatirta Tbk mempunyai dua produk yang ditawarkan kepada masyarakat yaitu botol dan non-botol.
Melihat pertumbuhan AMDK yang positif, produk non-botol CLEO masih menjadi kontributor utama bagi penjualan CLEO, yaitu sebesar 51 persen pada Kuartal I 2022. Sementara kontribusi penjualan pada segmen botol meningkat menjadi 48 persen pada kuartal I 2022 dibandingkan tahun lalu yaitu 41 persen.
Sebagai produsen air minum dalam kemasan (AMDK) pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat food safety management ISO 22000:2005, CLEO terus melakukan penambahan pabrik baru di luar wilayah Jawa, yaitu Sumatera dan Kalimantan.
Sedangkan, masing-masing pabrik tersebut diproyeksikan berkapasitas hingga 100 juta liter per tahun. Aksi korporasi tersebut sejalan dengan tingginya permintaan air kemasan dan sebagai antisipasi perseroan atas lonjakan permintaan tersebut.
Hingga saat ini, CLEO telah memiliki 27 pabrik pengolahan AMDK ditambah dengan tiga pabrik lainnya yang diproyeksikan akan selesai pada 2022.