Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menyetujui perombakan manajemen perseroan. Mantan bos Bukalapak, Muhammad Rachmat Kaimuddin resmi ditunjuk sebagai Wakil Komisaris perseroan. Hal itu disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang digelar Selasa, 21 Juni 2022.
Sebelumnya, Vale Indonesia telah menerima surat pengunduran diri Dani Widjaja sebagai Direktur dan Hendi Prio Santoso sebagai Wakil Presiden Komisaris. Sehubungan dengan itu, perseroan meminta persetujuan atas penerimaan pengunduran diri tersebut, masing-masing berlaku efektif pada 30 April 2022 dan 31 Mei 2022.
Baca Juga
"Perseroan mengusulkan kepada pemegang saham pengangkatan Muhammad Rachmat Kaimuddin sebagai Wakil Presiden Komisaris dan Yusuke Niwa sebagai Komisaris perseroan menggantikan Nobuhiro Matsumoto, terhitung sejak penutupan Rapat sampai dengan penutupan RUPST 2024," ungkap Chief Financial Officer PT Vale Indonesia Tbk, Bernardus Irmanto, Selasa (21/6/2022).
Advertisement
Dengan demikian, komposisi Direksi adalah sebagai berikut:
Direksi
Presiden Direktur: Febriany Eddy
Wakil Presiden Direktur: Adriansyah Chaniago
Direktur: Bernardus Irmanto
Direktur: Vinicius Mendes Ferreira
Komisaris
Presiden Komisaris: Deshnee Naidoo
Wakil Presiden Komisaris: Muhammad Rachmat Kaimuddin
Komisaris: Luiz Fernando Landeiro
Komisaris: Fabio Ferraz Komisaris: Yusuke Niwa
Pada penutupan perdagangan Selasa, 21 Juni 2022, saham INCO melonjak 6,02 persen ke posisi Rp 7.050 per saham. Saham INCO berada di level tertinggi Rp 7.175 dan terendah Rp 6.675 per saham. Total frekuensi perdagangan 8.464 kali dengan volume perdagangan 277.459 saham. Nilai transaksi Rp 193,1 miliar.
Sepanjang 2022, saham INCO meroket 50,64 persen ke posisi Rp 7.050 per saham. Saham INCO berada di level tertinggi Rp 8.800 dan terendah Rp 4.240 per saham. Total volume perdagangan 3,68 miliar saham. Nilai transaksi Rp 24,3 triliun. Total frekuensi perdagangan 966.696 kali.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Profil Singkat Muhammad Rachmat Kaimuddin
Muhammad Rachmat Kaimuddin efektif menjabat Direktur Utama Bukalapak mulai 6 Januari 2020. Selama menjabat, ia mengantarkan Bukalapak sebagai perusahaan unicorn pertama untuk mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Agustus 2021.
Sebelum akhirnya hengkang dan didapuk sebagai Deputi Technology and Sustainability Development Special Advisor Kemenko Marves pada awal tahun ini. Rachmat, sapaan akrabnya, memiliki latar belakang pendidikan engineering dan pengalaman manajemen finansial yang mumpuni. Dia mendapatkan gelar Bachelor of Science dari Massachusetts Institute of Technology, Boston.
Sementara, gelar Master of Business Administration-nya diterima dari Stanford University, California. Sebelum bergabung dengan Bukalapak, dia menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Perencanaan PT Bank Bukopin Tbk sejak 2018.
Sejak 2014, dia menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris untuk bank yang sama hingga ditunjuk sebagai Direktur. Rachmat memulai karier sebagai Senior Associate di Boston Consulting Group. Dia juga pernah menjabat sebagai Managing Director PT Cardig Air Services, Chief Financial Officer PT Bosowa Corporindo, Managing Director PT Semen Bosowa Maros, Vice President Baring Private Equity Asia dan Principal of Quvat.
Advertisement
Bos MIND ID Hendi Prio Mengundurkan Diri dari Komisaris INCO
Sebelumnya, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengumumkan pengunduran diri salah satu Komisaris perseroan. Perseroan telah menerima surat pengunduran diri yang disampaikan oleh Hendi Prio Santoso dari jabatannya sebagai Wakil Presiden Komisaris PT Vale Indonesia Tbk.
"Pengunduran diri tersebut efektif sejak tanggal 31 Mei 2022, dengan bergantung pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2022 pada 21 Juni 2022 mendatang untuk menerima pengunduran diri tersebut," ungkap Sekretaris Perusahaan PT Vale Indonesia Tbk, Cut Fika Lutfi dalam keterbukaan informasi bursa, dikutip Sabtu (11/6/2022).
Hendi menyandang gelar Bachelor of Business Administration di dua bidang, Finance dan Ekonomi, dari University of Houston, serta Bachelor of Economy dari University of Texas. Pada awal karier, ia pernah menjabat Direktur Investment Banking di JPMorgan Securities Indonesia pada 2004 hingga 2007.
Pria kelahiran Jakarta, 5 Februari 1967 itu meneruskan karier di BUMN dan pernah memimpin PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Di PGN, Hendi menjabat Direktur Keuangan pada Mei 2007.
Pada Juni 2007, Hendi diangkat menjadi Direktur Utama PGN. Jabatan itu terus didudukinya hingga April 2017. Hanya berselang 5 bulan, Hendi ditunjuk menjadi Direktur Utama PT Semen Indonesia pada September 2017 hingga Oktober 2021.
Setelah memimpin PT Semen Indonesia selama 4 tahun 2 bulan, Hendi ditunjuk sebagai Direktur Utama MIND ID.
Mengintip Perkembangan Proyek Vale Indonesia di Pomalaa
Sebelumnya, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menggandeng Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited untuk mengembangkan fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara (Proyek HPAL Pomalaa).
Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy mengungkapkan, proyek tersebut telah mencatatkan sejumlah perkembangan. Salah satunya perizinan kunci sudah didapat dengan dukungan dari pemerintah.
"Akuisisi lahan sedang dalam proses. Kemudian pelabuhan sudah siap untuk kapasitas 40 ribu ton. Saat ini sedang di-upgrade menjadi 120 ribu ton nikel,” kata Febriany dalam RDP dengan Komisi VII, Kamis (2/6/2022).
Sebelumnya, perseroan bekerja sama dengan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd, (SMM) untk proyek di Pomalaa dengan potensi kapasitas produksi 40 ribu metrik ton nikel per tahun.
Namun, akhir April lalu SMM memutuskan untuk menghentikan studi kelayakan yang sedang berlangsung atas pembangunan kilang nikel di wilayah Pomalaa di Kabupaten Kolaka di Sulawesi Tenggara di Indonesia.
Perusahaan mengaku sulit untuk mempertahankan tim studi proyek internal dan eksternal tanpa prospek kemajuan di masa depan. Sehingga SMM menyimpulkan bahwa mereka tidak punya pilihan selain menghentikan studi.
Tak berselang lama, Vale Indonesia mengumumkan kerja sama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited untuk mengembangkan fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara (Proyek HPAL Pomalaa).
Proyek HPAL Pomalaa akan mengadopsi dan menerapkan proses, teknologi dan konfigurasi HPAL Huayou yang telah teruji untuk memproses bijih limonit dan bijih saprolit kadar rendah dari tambang PT Vale di Pomalaa, untuk menghasilkan Produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan potensi kapasitas produksi hingga mencapai 120 ribu metrik ton nikel per tahun.
“Kami mengubah partner dari SMM menjadi Huayou, dengan kapasitas produksi dari SMM yang tadinya 40 ribu ton per tahun menjadi 120 ribu per ton,” kata dia.
Febriany mengatakan pekerjaan konstruksi awal sudah dilakukan. Diperkirakan, dalam waktu maksimum 3 tahun pengerjaan pabrik akan rampung.
Advertisement