Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dikabarkan telah memilih nama-nama calon anggota direksi terpilih Bursa Efek Indonesia (BEI) masa jabatan 2022-2026.
Berdasarkan surat OJK yang beredar terkait penetapan calon anggota direksi terpilih BEI jabatan 2022-2026 disebutkan Iman Rachman sebagai Direktur Utama BEI.
Baca Juga
Saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Komisaris BEI Pandu Patria Sjahrir membenarkan hal tersebut. “Yes,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, lewat pesan singkat.
Advertisement
Selain itu, I Gede Nyoman Yetna Setia kembali terpilih sebagai Direktur Penilaian Perusahaan BEI.
Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI dijabat oleh Kristian Sihar Manullang. Saat ini, ia juga menjabat sebagai Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI.
Sementara itu, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI yaitu Irvan Susandy. Saat ini menjabat sebagai Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI yaitu Laksono Widodo.
Lalu Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko dijabat oleh Sunandar. Saat ini Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI dijabat oleh Fithri Hadi.
Sedangkan Jeffrey Hendrik sebagai Direktur Pengembangan BEI. Saat ini Direktur Pengembangan BEI dijabat oleh Hasan Fawzi.
Adapun Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) BEI masih dijabat oleh Risa Effennita Rustam.
“Susunan anggota direksi BEI tersebut selanjutnya diangkat dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BEI,” demikian mengutip keterangan di surat OJK tersebut.
Susunan anggota direksi BEI ini akan diangkat dalam RUPS BEI pada 29 Juni 2022.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Susunan Calon Direksi Terpilih BEI Masa Jabatan 2022-2026
Berikut susunan calon anggota direksi terpilih BEI masa jabatan 2022-2026:
Direktur Utama BEI: Iman Rachman
Direktur Penilaian Perusahaan BEI: IGD N Yetna Setia
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI: Irvan Susandy
Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI: Kristian Sihar Manullang
Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI: Sunandar
Direktur Pengembanagan BEI: Jeffrey Hendrik
Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) BEI: Risa Effennita Rustam
Advertisement
Sederet PR Buat Calon Bos BEI
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal punya direksi baru untuk periode 2022-2026, seiring berakhirnya masa jabatan direksi periode 2018-2022. Kabarnya, terdapat empat paket direksi BEI yang bertarung dalam uji kelayakan atau fit & proper test calon Direksi bursa.
Di sisi lain, direksi baru BEI akan mengemban sejumlah pekerjaan rumah (PR), menyusul perkembangan ekonomi teranyar dan kebutuhan pasar saat ini. Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) mencatat, ada beberapa tantangan yang perlu dicermati oleh Direksi baru bursa.
Ketua Bidang Kajian Akuntansi dan Perpajakan AEI Ajib Hamdani menyebutkan, paling tidak ada tiga PR besar untuk direksi bursa. Pertama, yakni terkait literasi keuangan.
"Pertama bagaimana meningkatkan literasi keuangan kepada masyarakat. Program ini harus dilakukan secara masif dan bekerjasama dengan semua stakeholder keuangan, termasuk pemerintah, dan juga pelaku usaha,” kata dia kepada Liputan6.com, ditulis Jumat (10/6/2022).
BEI mencatat tingkat literasi di pasar modal masih minim, kendati jumlah investor terus meningkat. Sebelumnya, Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi, mencatat jumlah investor pasar modal sentuh 9 juta investor, 4 juta di antaranya merupakan investor saham. Namun, di tengah tren pertumbuhan itu, rupanya literasi pasar modal masih memiliki sejumlah tantangan, salah satunya terkait literasi pasar modal.
"Tingkat literasi dan inklusi industri jasa keuangan kita, pasar modal merupakan yang tertinggal untuk mendapatkan tingkat literasi dan inklusi yang baik," kata Hasan.
Selain literasi, Ajib menyebutkan PR lain untuk direksi bursa yang baru adalah membangun ekosistem yang ‘business friendly’. Ketiga, mendorong regulasi yang memberikan kepastian hukum bagi masyarakat luas dan pelaku usaha.
Tantangan Lainnya
Tantangan itu juga mempertimbangkan perkembangan ekonomi dewasa ini yang mengarah pada ekonomi digital. Sehingga bursa juga perlu melakukan penyesuaian.
Salah satu upaya yang sudah dilakukan bursa bersama otoritas terkait yakni terbitnya Peraturan OJK Nomor 22/POJK.04/2021 tentang penerapan klasifikasi saham dengan hak suara multipel oleh emiten dengan inovasi dan tingkat pertumbuhan tinggi yang melakukan penawaran umum efek bersifat ekuitas berupa saham.
Penerbitan POJK ini didorong perkembangan teknologi membawa dampak positif bagi ekonomi. Hal itu menyebabkan munculnya perusahaan yang menciptakan inovasi baru dengan tingkat produktivitas dan pertumbuhan tinggi atau new economy.
Sebagai tindak lanjut, BEI juga tengah menyiapkan aturan untuk akomodasi saham-saham yang masuk dalam papan ekonomi baru (new economy).
Nantinya, papan ini akan dihuni saham-saham dengan kriteria atau karakteristik tertentu. Bersamaan dengan sejumlah tantangan itu, Ajib juga mengapresiasi kinerja manajemen bursa saat ini. Ia menilai ada beberapa poin yang perlu untuk dipertahankan, utamanya dalam manajemen internal bursa.
"Pemberlakukan corporate governance dari jajaran direksi cukup positif. Hal itu mendongkrak kinerja dan lingkungan kerja yang profesional dan akuntabel, sehingga perlu untuk dipertahankan,” pungkasnya.
Advertisement