Sukses

BNI Alihkan 24,68 Juta Saham Treasuri kepada Pegawai hingga Komisaris

Jumlah saham treasuri yang didistribusikan BNI sebanyak 24.682.600 saham pada 20 Juni 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) telah mendistribusikan saham hasil pembelian kembali (buyback) tahun 2021 yang disimpan sebagai saham treasuri untuk program kepemilikan saham oleh pegawai dan program kepemilikan saham oleh direksi dan dewan komisaris dalam bentuk long term incentive.

Jumlah saham treasuri yang didistribusikan itu sebanyak 24.682.600 saham pada 20 Juni 2022. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (22/6/2022).

Sebelumnya berdasarkan RUPS Tahunan BNI yang diselenggarakan 15 Maret 2022 pada mata acara keenam memutuskan menyetujui untuk mengalihkan secara keseluruhan saham hasil buyback tahun 2021 yang disimpan sebagai saham treasuri sebanyak 24.682.600 saham dalam rangka program kepemilikan saham bagi pegawai dan program kepemilikan saham bagi direksi dan dewan komisaris.

“Implementasi program kepemilikan saham oleh pegawai dan program kepemilikan saham oleh direksi dan dewan komisaris akan berdampak pada peningkatan risk awareness, motivasi, ownership, kinerja yang berkelanjutan, serta sebagai upaya retensi bagi pegawai dan manajemen perseroan,” tulis manajemen perseroan

Pada penutupan perdagangan Selasa, 21 Juni 2022, saham BBNI melonjak 4 persen ke posisi Rp 8.450 per saham. Saham Bank Negara Indonesia (BNI) berada di level tertinggi Rp 8.450 dan terendah Rp 8.175 per saham. Total volume perdagangan 31.060.951 saham. Nilai transaksi Rp 260,4 miliar. Total frekuensi perdagangan 7.190 kali.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 6 halaman

BNI Kantongi Laba Rp 10,8 Triliun pada 2021, Meroket 232 Persen

Sebelumnya, pada 2021 menjadi tahun pertumbuhan bagi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI. Bank berkode saham BBNI ini berhasil membuat lompatan pemulihan kinerja positif pada tahun buku 2021 dengan Laba bersih Rp 10,89 triliun, tumbuh 232,2 persen year on year (yoy), atau dua kali lipat dari profit tahun 2020.

Sumber pertumbuhan itu adalah layanan digital, dimana BNI Mobile Banking menjadi andalannya. Sebagai Product Champion layanan digital, BNI Mobile Banking mempertebal optimisme Perseroan dalam menapaki 2022.

Kebutuhan masyarakat terhadap transaksi digital semakin meningkat seiring dengan kemudahan layanan yang ditawarkan oleh perbankan. Itulah mengapa, BNI yang terus melakukan inovasi fitur yang memudahkan nasabah sehingga mendorong peningkatan user dan kinerja transaksi BNI Mobile Banking.

Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati memaparkan, jumlah user mobile banking per Mei 2022 telah mencapai 11,8 juta atau naik 32 persen secara tahunan.

Jumlah transaksi BNI Mobile Banking pun masih tumbuh secara agresif dengan pertumbuhan pada Mei 2022 mencapai 33 persen secara tahunan. Nominal transaksi di BNI Mobile Banking pun ikut terkerek naik 23 persen secara tahunan.

"Tentunya raihan ini merupakan cerminan dari upaya kami yang senantiasa melakukan penyempurnaan dan meningkatkan nilai tambah atas layanan yang diberikan melalui BNI Mobile Banking," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (19/6/2022).

Adi Sulistyowati yang akrab disapa Susi melanjutkan, nilai tambah tersebut berupa pengembangan yang berkelanjutan.  Perseroan menghadirkan berbagai fitur inovatif berdasarkan kebutuhan user, serta pengembangan teknologi baik untuk kebutuhan nasabah ritel maupun bisnis dan tentunya mendukung tranformasi layanan ke digital.

 

 

3 dari 6 halaman

Rampungkan Akuisisi, BNI Kini Genggam 63,92 Persen Saham Bank Mayora

Sebelumnya, manajemen PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) telah menyelesaikan pengambilalihan atau akuisisi atas PT Bank Mayora pada 18 Mei 2022.

Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (20/5/2022). PT Bank Negara Indonesia Tbk menyelesaikan pengambilalihan atas PT Bank Mayora melalui penyetoran dana atas saham baru yang diterbitkan Bank Mayora dan pembelian saham lama milik International Finance Corporation (IFC).

Dengan dilaksanakannya transaksi akuisisi Bank Mayora, BNI memegang 1.198.229.838 saham Bank Mayora yang mewakiliki 63,92 persen dari total saham yang ditempatkan dan disetor dalam Bank Mayora.

Sebelum transaksi pengambilalihan, pemegang saham Bank Mayora antara lain PT Mayora Inti Utama sebesar 80 persen atau setara 676.313.152 saham dan International Finance Corporation 20 persen atau 169.078.288 saham.

Sesudah transaksi, BNI menjadi pengendali Bank Mayora seiring pemegang saham Bank Mayora antara lain PT Mayora Inti Utama sebesar 36,08 persen atau 676.313.152 saham dan BNI sebesar 63,92 persen atau setara 1.198.229.838 saham.

 

4 dari 6 halaman

Selanjutnya

Dengan persentase kepemilikan saham tersebut. Perseroan menjadi Pemegang Saham Pengendali Bank Mayora.

Hal ini sesuai dengan Salinan Keputusan Anggota Dewan Komisioner OJK No KEP-66/D 03/2022 tanggal 28 April 2022 tentang Hasil Peniliaian Kemampuan dan Kepatutan BNI selaku calon Pemegang Saham Pengendali dan Negara Republik Indonesia selaku calon Ifitimate Shareholder Bank Mayora telah ditetapkan Perseroan selaku calon Pemegang Saham Pengendali Bank Mayora dinyatakan memenuhi persyaratan menjadi Pemegang Saham Pengendali Bank Mayora Pengambilalihan Bank Mayora telah efektif berlaku pada 18 Mei 2022 berdasarkan:

A. Akta Jual Beli,

B. Akta Pengambilalihan,

C. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menhukham) No AHU-0033592 AH 01 02 TAHUN 2022 tertanggal 18 Mei 2022 tentang Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT Bank Mayora

D. Surat Menhukham No AHU-AH 01 03-0238599 tertanggal 18 Mei 2022 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar PT Bank Mayora, dan Surat Menhukham No AHU-AH 01 09-0013352 tertanggal 18 Mei 2022 penhal Penenmaan Pembentahuan Perubahan Data Perseroan PT Bank Mayora

 "Pengambilalihan Bank Mayora oleh Perseroan akan memberikan dampak positif terhadap kinerja Perseroan dan mendukung transformasi BNI menjadi penyedia solusi finansial terintegrasi berbasis digital,” tulis manajemen perseroan dalam keterbukaan informasi BEI.

 

5 dari 6 halaman

Penawaran Green Bond BNI Alami Kelebihan Permintaan

Sebelumnya, penerbitan obligasi berwawasan lingkungan terbitan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI (kode saham: BBNI) sangat kuat. Hal tersebut terlihat dari minat investor pada saat book building yang mencapai oversubscribe sebesar empat kali. 

Berkaitan dengan hal tersebut, BNI pun mendapat apresiasi dari para investor. Selain karena kredibilitas, langkah BNI terhadap segmen ekonomi berkelanjutan tergolong strategis sehingga mendorong minat investor menyerap Green Bond. 

Dalam Prospektus Ringkasnya (13/6), BNI mengumumkan akan menerbitkan obligasi dengan jumlah pokok Rp5 triliun. Surat utang ini diputuskan untuk dibagi dalam dua seri yakni Seri A jumlah pokok Rp4 triliun dengan jangka waktu tiga tahun, dan Seri B jumlah pokok Rp1 triliun dengan jangka waktu lima tahun.

Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan menyampaikan perseroan telah melaksanakan book building dan telah menerima minat investor sebesar Rp21 triliun atau empat kali dari target penerbitan sebesar Rp5 triliun.

"Proses penawaran memang masih berlangsung. Namun kami sangat optimistis dengan kredibilitas kami sebagai pioneer green banking dan disertai dengan berbagai langkah strategis kami mendorong pengembangan ekonomi hijau di Indonesia," katanya.

 

6 dari 6 halaman

Penggunaan Dana Green Bond

Henry menyampaikan BNI telah memperoleh hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang dari PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo untuk periode 8 Maret 2022 sampai dengan 1 Maret 2023 dengan peringkat idAAA atau triple A.

Dana yang diperoleh dari penawaran umum Green Bond akan digunakan untuk pembiayaan maupun pembiayaan kembali proyek-proyek dalam kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) seperti proyek-proyek yang berkaitan dengan energi terbarukan, efisiensi energi, pengolahan sampah menjadi energi dan manajemen limbah, penggunaan sumber daya alam dan penggunaan tanah yang berkelanjutan.

"Di luar itu, kami juga akan gunakan untuk konservasi keanekaragaman hayati darat dan air, transportasi ramah lingkungan, pengelolaan air dan air limbah yang berkelanjutan, adaptasi perubahan iklim, gedung berwawasan lingkungan, dan pertanian berkelanjutan, hal ini sejalan dengan BNI green bond framework," katanya.