Liputan6.com, Jakarta - PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) akan membagikan dividen sebesar Rp 10 per saham. Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu, (22/6/2022).
Investor Relation PT Hartadinata Abadi Tbk, Thendra Crisnanda menuturkan, perseroan mencatat jejak rekam untuk menjaga kinerja sehingga memberikan dividen kepada investor. Adapun rata-rata dividen payout ratio perseroan antara 20-25 persen.
Baca Juga
"Tahun 2022 setelah RUPS tahunan ini memang sudah diputuskan besaran dividen per saham Rp 10 atau dividen payout ratio setara 23,74 persen. Di mana nilai per share memberikan dividen yield sekitar 5 persen," ujar dia saat paparan publik perseroan.
Advertisement
Ia juga menyampaikan kinerja perseroan selama tiga bulan pertama 2022. Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan 32,78 persen menjadi Rp 1,37 triliun pada kuartal I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 1,03 triliun. Selama kuartal I 2022, hasil penjualan kepada wholesaler berkontribusi 89,81 persen, kemudian dari toko milik sendiri serta imbalan kemitraan sebesar 8,92 persen. Perseroan juga mencatat tambahan pendapatan dari hasil usaha Pegadaian sebesar 1,26 persen.
Laba bersih naik 19,28 persen menjadi Rp 50,68 miliar pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 42,49 miliar.
Selain itu, Thendra menyampaikan, sejumlah strategi perseroan pada 2022. Pertama, innovative products. Perseroan mengembangkan produk logam mulia dan perhiasan yang lebih mengedepankan inovasi dan nilai dengan harga yang semakin terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
"Kita hadirkan produk inovasi sebagai salah satu pemain industri perhiasan emas dan batangan di Indonesia, merupakan salah satu perusahaan aktif keluarkan produk inovatif," kata dia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Strategi pada 2022
Ia menambahkan, perseroan akan keluarkan inovasi emas batangan pada Juli 2022. Selain itu, perseroan juga mengembangkan beberapa aplikasi digital untuk menunjang penjualan Hartadinata Abadi.
Kedua, operational excellence. Perseroan mengembangkan standarisasi produksi dan proses produksi secara produktif, efisien dan efektif. Pengembangan model teknologi juga menjadi salah satu perhatian.
"Kita investasikan selalu ikuti kebutuhan pasar, sebetulnya tujukan produk yang kita rilis sesuai taste masyarakat Indonesia sehingga dapat diserap dengan baik dan berkesinambungan," ujar dia.
Ketiga, penetrasi pasar. Ia menuturkan, secara aktif memperluas cakupan pasar dengan pembukaan baru baik untuk toko emas dan gadai. Perseroan memperluas penetrasi pasar melalui penjualan berbasis digital baik melalui platform yang dibangun oleh perusahaan sendiri maupun bekerja sama dengan platform e-commerce yang sudah ada.
Keempat, strategic alliances. Perseroan mengembangkan usaha melalui kerja sama dengan mitra strategis dengan prinsip sinergi dan saling menguntungkan."Strategi aliansi akan terus kami gencarkan, nantinya kita akan perluas di mana memberikan satu sinergi positif," ujar dia.
Kelima, cashflow improvement. "Fokus peningkatan penjualan toko sendiri dan online. Memperpendek chanel distribusi dan pemberian tempo pembayaran atas piutang konsumen," ujar dia.
Thendra mengatakan, implementasi strategi ditujukan untuk menjadi top of mind dalam investasi emas. Kemudian meningkatkan pangsa pasar dan perluasan market coverage baik domestik dan internasional. "Meningkatkan nilai bagi seluruh stakeholder HRTA," kata dia.
Advertisement
Raih Pinjaman Rp 100 Miliar
Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) telah melakukan penandatanganan perjanjian kredit dengan Bank Woori pada 17 Maret 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (22/3/2022), PT Hartadinata Abadi Tbk menandatangani perjanjian kredit dengan PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk atau Bank Woori untuk fasilitas kreidt senilai Rp 150 miliar. Fasilitas pinjaman itu untuk modal kerja dengan jangka waktu satu tahun. Kredit tersebut bersifat revolving dan memiliki suku bunga sembilan persen.
"Penggunaan dana dari perjanjian ini akan digunakan oleh perseroan untuk tambahan modal kerja perseroan,” tulis Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk, Sandra Sunanto dalam keterbukaan informasi BEI.
Adapun transaksi itu tidak termasuk transaksi material oleh karena nilai transaksi itu tidak mencapai 20 persen dari ekuitas perseroan.
"Dampak kejadian, informasi atau fakta material yang diungkapkan oleh perseroan ini akan memberikan dampak positif dan menjaga kesinambungan terhadap kegiatan operasional perseroan keseluruhan,” tulis Sandra.
PT Hartadinata Abadi Tbk dengan Bank Woori tidak terdapat hubungan afiliasi dan benturan kepentingan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal.
Oleh karena itu, pelaksanaan transaksi ini bukan merupakan transaksi afiliasi dan mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam POJK Nomor 42/POJK.04/2020 tentang transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan.
Kinerja 2021
Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mencatat pertumbuhan kinerja keuangan selama 2021. Hal ini ditopang kenaikan penjualan dan laba bersih pada 2021.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Hartadinata Abadi Tbk membukukan penjualan bersih Rp 5,23 triliun pada 2021. Penjualan bersih tersebut naik 26,5 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 4,13 triliun.
Kontribusi penjualan perseroan dari penjualan perhiasan dan logam mulia secara grosir naik 25,73 persen dari Rp 3,77 triliun pada 2020 menjadi Rp 4,74 triliun pada 2021. Penjualan dari toko bertambah 30,33 persen menjadi Rp 427,87 miliar pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 328,29 miliar.
Beban pokok penjualan naik 25,51 persen menjadi Rp 4,66 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,71 triliun.
Dengan demikian, perseroan mencatat laba bruto melambung 35,77 persen dari Rp 421,69 miliar pada 2020 menjadi Rp 572,57 miliar pada 2021. Perseroan menekan beban penjualan dari Rp 13,26 miliar pada 2020 menjadi Rp 11,55 miliar pada 2021.
Namun, beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 135,30 miliar pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 52,93 miliar.
Penghasilan keuangan susut dari Rp 3,75 miliar pada 2020 menjadi Rp 819,35 juta pada 2021. Beban keuangan bertambah menjadi Rp 150,91 miliar pada 2021 dari 2020 sebesar Rp 114,08 miliar.
PT Hartadinata Abadi Tbk membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk bertambah 13,3 persen menjadi Rp 193,97 miliar pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 171,17 miliar.
Melihat kondisi tersebut, laba per saham naik menjadi Rp 42,12 pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 37,17.
Total ekuitas naik menjadi Rp 1,51 triliun pada 2021 dari 2020 sebesar Rp 1,35 triliun. Total liabilitas bertambah menjadi Rp 1,96 triliun pada 2021 dar periode sama tahun sebelumnya Rp 1,47 triliun.
Aset perseroan naik menjadi Rp 3,47 triliun pada 2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 2,83 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 62,47 miliar pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 50,40 miliar.
Advertisement