Liputan6.com, Jakarta Sebanyak enam perusahana akan segera mencatatkan saham atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI). Keenam perusahaan tersebut yakni PT Hillcon Tbk, PT Cerestar Indonesia Tbk, PT Chemstar Indonesia Tbk, PT Arkora Hydro Tbk, PT Saraswanti Indoland Development Tbk, dan PT Aman Agrindo Tbk.
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, tiga perusahaan di antaranya, yakni Hillcon, Arkora Hydro, dan Aman Agrindo menarik untuk dicermati. Menurutnya sentimen positif yang menyertai tiga perusahaan tersebut adalah terkait isu keberlanjutan
Baca Juga
“HILL, ARKO, GULA bisa jadi merupakan tiga emiten yang cukup menarik diperhatikan potensinya ketika sudah melantai di bursa, dengan sentimen prospek implementasi energi baru terbarukan dan kendaraan listrik ke depannya serta kebutuhan konsumsi gula yang relatif stabil,” kata Ivan kepada Liputan6.com, Sabtu (25/6/2022).
Advertisement
Adapun Hillcon bergerak di sektor basic materials dengan bidang usaha berupa aktivitas Konsultasi Manajemen serta Jasa Pertambangan dan Jasa Konstruksi.
Arkora Hydro bergerak di bidang infrastruktur dengan bidang usaha berupa pembangkitan tenaga listrik melalui sumber energi baru dan terbarukan yang berasal dari aliran air.
Serta Aman Agrindo yang bergerak di sektor consumer non-cyclical dengan bidang usaha perkebunan tebu, perdagangan gula dan industri gula.
Di saat bersamaan, hal utama yang perlu diperhatikan saat membidik saham IPO adalah tujuan penggunaan dananya.
Selain itu, calon investor juga perlu mencermati prospek fundamental perusahaan usai IPO, apakah berpotensi jadi perusahana yang menguntungkan atau tidak.
“Selama penggunaan dana tidak digunakan untuk pembayaran kewajiban, maka ada peluang ketika ditujukan sebagai dana ekspansi dan operasional akan ada dampak pertumbuhan pendapatan maupun laba dalam jangka panjangnya,” imbuh Ivan,
Analisis Lainnya
Lebih lanjut, Ivan mengatakan bidang usaha tiga calon emiten lainnya masih diambang ketidak pastian.
Seperti industri tepung berbahan gandum, dinilai masih menghadapi tantangan harga bahan baku yang relatif tinggi. Serta kemungkinan kendala pasokan akibat adanya konflik Rusia-Ukraina.
Calon emiten yang bergerak di sektor tersbeut yakni Cerestar Indonesia. Sementara dua lainnya yakni Chemstar Indonesia bergerak dalam Industri dan perdagangan bahan kimia spesialisasi untuk industri tekstil. Serta Saraswanti Indoland bergerak di sektor properti dan real estat.
“Iindustri properti pun kemungkinan ke depan ada tantangan mengenai tren suku bunga yang naik di AS dan negara-negara Eropa. Meskipun terakhir BI memang masih menahan 7DRRR di 3,5 persen, namun ke depannya jika dampak inflasi mulai muncul di Indonesia bukan tidak mungkin BI Rate akan disesuaikan,” tandasnya.
Advertisement