Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Senin (27/6/2022).
CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, IHSG berpeluang melanjutkan penguatan untuk jangka panjang mengingat aliran dana asing tercatat secara year to date (ytd) masih di atas Rp 60 triliun. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga perdagangan Jumat, 24 Juni 2022, aksi beli investor asing mencapai R65,02 triliun sepanjang 2022.
Baca Juga
William menilai, aliran dana asing yang tercatat masih di atas Rp 60 triliun menunjukkan minat investor masih cukup besar untuk investasi ke pasar modal Indonesia. “Hari ini IHSG berpotensi menguat di kisaran 6.921-7.074,” ujar dia dalam catatannya.
Advertisement
Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG naik 0,6 persen ke posisi 7.042 pada penutupan perdagangan 24 Juni 2022, tetapi penguatan IHSG masih tertahan oleh cluster moving average (MA) 20 dan MA60.
“Apabila IHSG belum mampu break dari resistance 7.139, posisi IHSG saat ini rawan koreksi kembali membentuk wave (b) label hitam dengan rentang koreksi 6.786-6.850,” ujar dia.
Namun, apabila IHSG mampu break 7.138, IHSG akan membentuk wave (b) label merah ke arah 7.172. IHSG akan berada di level support 6.850,6.800 dan resistance 7.063,7.138.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saham Pilihan dan Rekomendasi Teknikal
Untuk saham yang dapat dicermati pelaku pasar, Herditya memilih saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), PT Mitra Pinastika Mustika Tbk (MPMX), PT WIR Asia Tbk (WIRG), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Sementara itu, William memilih saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Selain itu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).
Berikut rekomendasi teknikal sejumlah dari MNC Sekuritas:
1.PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) - Buy on Weakness (91)
Saham FREN ditutup menguat 3,4 persen ke level 91 pada perdagangan Jumat, 24 Juni 2022, penguatan saham FREN diiringi dengan kenaikan volume, tetapi masih tertahan MA200 dan Upper Bandnya.
“Kami memperkirakan, posisi FREN saat ini sedang berada pada bagian dari wave (c) dari wave [iii] sehingga FREN masih berpeluang melanjutkan penguatannya,” ujar dia.
Buy on Weakness: 88-91
Target Price: 95, 100
Stoploss: below 85
Advertisement
Saham MPMX-UNVR
2.PT Mitra Pinastika Mustika Tbk (MPMX) - Spec Buy (940)
Saham MPMX ditutup menguat 1,1 persen ke level 940 pada perdagangan Jumat, 24 Juni 2022. Selama tidak terkoreksi ke bawah 885 sebagai level supportnya, maka posisi MPMX saat ini berada di awal wave B pada label hitam, sehingga MPMX masih berpeluang melanjutkan penguatannya.
Spec Buy: 910-040
Target Price: 1.015, 1.160
Stoploss: below 885
3.PT WIR Asia Tbk (WIRG) - Spec Buy (630)
Saham WIRG ditutup flat di level 630 pada perdagangan Jumat, 24 Juni 2022.
"Selama WIRG tidak terkoreksi ke bawah 590 sebagai supportnya, maka posisi WIRG saat ini sedang berada di awal wave (B) pada label hitam. Hal tersebut berarti, WIRG berpeluang untuk berbalik menguat,” ujar dia.
Spec Buy: 610-630
Target Price: 830, 965
Stoploss: below 590
4.PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) - Sell on Strength (4.990)
Pada perdagangan Jumat, 24 Juni 2022, saham UNVR ditutup menguat 0,6 persen ke level 4.990.
"Kami memperkirakan, selama UNVR belum mampu break dari level resistancenya di 5.130, maka posisi UNVR saat ini kami perkirakan sedang berada pada bagian dari wave [y] pada label berwarna hitam,” ujar dia.
Hal tersebut berarti,menurut Herditya saham UNVR rawan untuk berbalik terkoreksi, terlebih bila UNVR break support 4.600 dengan rentang area koreksi berada di 4.200-4.420 dan dapat dijadikan sebagai level buyback.
Sell on Strength:5.000-5.050
Kinerja IHSG Sepekan 20-24 Juni 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat selama sepekan. Pergerakan IHSG dibayangi sentimen global terutama kekhawatiran resesi dari Amerika Serikat (AS) dan ada pemangkasan ekonomi global.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu, 25 Juni 2022, IHSG naik 1,53 persen ke posisi 7.042,93 pada periode 20-24 Juni 2022 dari pekan sebelumnya 6.936,96. Peningkatan juga diikuti kapitalisasi pasar bursa yang naik 0,93 persen menjadi Rp 9.171,842 triliun. Kapitalisasi pasar tersebut naik Rp 84 triliun dari pekan lalu Rp 9.087,68 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas Herditya menuturkan, IHSG sepekan dipengaruhi pergerakan dan sentimen global seiring ada pemangkasan ekonomi global dan kekhawatiran resesi di AS.
“Dari dalam negeri, Bank Indonesia memutuskan untuk menahan 7DRRR pada angka 3,5 persen dan mulai membaiknya ekonomi dalam negeri,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu pekan ini.
Ia menambahkan, denga nada kekhawatiran resesi di AS dan akan berpengaruh ke global, investor dapat mengurangi porsi di instrumen investasi berisiko.
“Untuk pekan depan (Senin), kami perkirakan IHSG berpeluang menguat untuk uji kembali 7.060-7.080,” ujar dia.
Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa selama sepekan meningkat 0,55 persen Rp 17,33 triliun dari Rp 17,23 triliun pada pekan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi bursa mengalami perubahan 11,92 persen menjadi 24,75 miliar saham dari 28,10 miliar saham pada penutupan pekan lalu. Kemudian, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa turun 9,01 persen menjadi 1.257.107 transaksi dari 1.381.605 transaksi pada penutupan pekan lalu.
Adapun investor asing mencatatkan aksi jual bersih Rp 1,08 triliun. Sepanjang 2022, investor asing mencatatkan beli bersih Rp 65,02 triliun.
Advertisement