Liputan6.com, Jakarta - PT Dewi Shri Farmindo Tbk, emiten bergerak di usaha budidaya ayam ras pedaging dan perdagangan eceran hewan ternak akan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Mengutip laman e-ipo, Senin (27/6/2022), PT Dewi Shri Farmindo Tbk akan melepas 700 juta saham ke publik dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu setara 35 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO. Perseroan menawarkan harga perdana Rp 100-Rp 110 per saham. Dengan demikian, dana IPO yang akan diperoleh sebesar Rp 70 miliar-Rp 77 miliar.
Baca Juga
Dana hasil IPO antara lain digunakan untuk pembelian tanah afiliasi sebesar Rp 7,48 miliar atau sekitar 11,88 persen. Kemudian sebesar Rp 3,67 miliar atau 5,83 persen untuk pembelian tanah non-afiliasi seluas 10.773m2. Selanjutnya sekitar Rp 6,5 miliar atau 10,32 persen untuk pembangunan fasilitas RPA di atas tanah afiliasi, sekitar Rp 9,98 miliar atau 15,85 persen untuk pembangunan fasilitas broiler commercial farm di atas tanah non-afiliasi, dan sisanya digunakan untuk modal kerja perseroan untuk pembelian ayam day old chick (DOC) dan pembelian ayam karkas.
Advertisement
Perseroan pun telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek dalam rangka IPO yaitu PT KGI Sekuritas Indonesia dan PT Binaartha Sekuritas.
Setelah IPO pemegang saham PT Dewi Shri Farmindo Tbk antara lain PT Global Landlord Indonesia sebesar 0,65 persen, Greta Dewi Halim sebesar 16,25 persen, Aditya Fajar Junus sebesar 22,75 persen, Ferry Saputra sebesar 13 persen, Henry Saputra sebesar 12,35 persen dan masyarakat sebesar 35 persen.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja Kuartal I 2022
Hingga kuartal I 2022, perseroan mencatat laba bersih tahun berjalan Rp 1,41 miliar. Realisasi laba bersih ini turun 40,28 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,37 miliar. Penjualan perseroan naik tipis 0,3 persen menjadi Rp 23,39 miliar pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 23,32 miliar.
Perseroan membukukan ekuitas Rp 73,74 miliar hingga Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 72,32 miliar. Liabilitas perseroan naik menjadi Rp 16,78 miliar hingga Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 12,78 miliar. Perseroan mencatat aset Rp 90,52 miliar pada kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 85,11 miliar. Perseroan kantongi kas dan bank Rp 1,34 miliar pada kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 1,40 miliar.
Setelah IPO, perseroan akan membagikan dividen kas sebanyak-banyaknya 10 persen dari total laba bersih tahun berjalan perseroan mulai tahun buku 2022.
Berikut jadwal sementara IPO:
-Perkiraan masa penawaran awal pada 27-29 Juni 2022
-Perkiraan tanggal efektif pada 8 Juli 2022
-Perkiraan masa penawaran umum pada 11-13 Juli 2022
-Perkiraan tanggal penjatahan pada 13 Juli 2022
-Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik pada 14 Juli 2022
-Perkiraan tanggal pencatatan saham pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 15 Juli 2022
Advertisement
BEI Kantongi IPO 43 Perusahaan, Mayoritas Sektor Konsumer Nonsiklikal
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengantongi 43 perusahaan dalam proses pencatatan saham di BEI hingga 6 Juni 2022. Total dana yang akan dihimpun dari 43 perusahaan itu Rp 14,1 triliun.
“Sampai dengan 6 Juni 2022, terdapat 43 perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan saham BEI dengan total dana yang direncanakan sebesar Rp 14,1 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan, Senin (6/6/2022).
Adapun rincian sektor perusahaan yang proses penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) antara lain:
-Tiga perusahaan dari sektor basic materials
-Tiga perusahaan dari sektor industrials
-Empat perusahaan dari sektor transportasi dan logistik
-Sembilan perusahaan dari sektor konsumer non siklikal
-Delapan perusahaan dari sektor konsumer siklikal
-Dua perusahaan dari sektor teknologi
-Dua perusahaan dari sektor healthcare
-Tiga perusahaan dari sektor energi
-Empat perusahaan dari sektor properti dan real estate
-Lima dari sektor infrastruktur
Selain itu, BEI mencatat pipeline rights issue terdapat 33 perusahaan yang akan melakukan aksi korporasi itu hingga 3 Juni 2022. Perkiraan dana yang akan dihimpun dari rights issue mencapai Rp 25,2 triliun.
Kemudian pada pipeline pencatatan efek bersifat utang dan sukuk terdapat 36 emisi yang akan diterbitkan oleh 30 perusahaan dengan perkiraan total dana yang akan dihimpun Rp 44,9 triliun.
Penerbitan Surat Utang
Untuk sektor-sektor perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan Efek Bersifat Utang dan Sukuk adalah sebagai berikut :
- 17 Perusahaan dari sektor Financials
- 3 Perusahaan dari sektor Infrastructures
- 1 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals
- 2 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate
- 3 Perusahaan dari sektor Industrials
- 2 Perusahaan dari sektor Basic Materials
- 1 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic
- 1 Perusahaan dari sektor Energy
Nyoman menilai, minat perusahaan yang berencana menghimpun dana dari pasar modal masih kondusif. Ini ditunjukkan dari data pipeline yang akan dicatatkan di BEI baik saham, efek bersifat utang dan sukuk.
Hingga 3 Juni 2022, jumlah perusahaan maupun nilai fundraising yang berada pada pipeline pencatatan saham, efek bersifat utang dan sukuk meningkat secara rata-rata sekitar 50 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Berdasarkan catatan kami pada 3 Juni 2022, jumlah perusahaan yang berada pada pipeline pencatatan saham merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir,” ujar dia.
Advertisement