Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Waskita Karya Tbk (WSKT) perkirakan mendapatkan penyertaan modal negara (PMN) Rp 3 triliun pada Desember 2022. Sedangkan pelaksanaan rights issue pada Januari 2023.
Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk Destiawan Soewardjono menuturkan, pihaknya mengajukan PMN Rp 3 triliun pada 2022. Penggunaan dana tersebut untuk menyelesaikan proyek Tol Kayu Agung-Palembang-Betung dan Tol Ciawi-Sukabumi.
Baca Juga
Anggaran untuk proyek Tol Kayu-Palembang-Betung Rp 2,4 triliun dan Tol Ciawi-Sukabumi Rp 996 miliar. Sementara itu, pelaksanaan rights issue diharapkan publik serap Rp 3,9 triliun. Dengan demikian, total dana yang akan diperoleh perseroan sekitar Rp 6,9 triliun. Destiawan menuturkan, alokasi rights issue selain untuk alokasi kebutuhan operasional, modal kerja baik tol dan non tol.
Advertisement
“Januari 2023 perdagangan HMETD. Seperti tahun lalu, akhir tahun (terima PMN-red), Desember 2022 terima PMN,” ujar dia saat RDP dengan Komisi VI DPR, Senin (27/6/2022).
Destiawan menambahkan, dengan pelaksanaan rights issue diharapkan kepemilikan saham kembali sebelum PMN 2021. Dengan demkian, komposisi saham perseroan yang dimiliki pemerintah sebesar 66,4 persen dan publik 33,9 persen.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kiat Investasi Reksa Dana Saham Saat IHSG Bergejolak
Tanggapan DPR
Mengutip Antara, Komisi VI DPR RI setujui PMN untuk Waskita Karya senilai Rp 3 triliun pada 2022. Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima menuturkan, PMN itu untuk menyelesaikan dua proyek tol yaitu Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung dan Bogor-Ciawi-Sukabumi.
“Komisi VI DPR memahami penjelasan Waskita Karya terkait realisasi penyertaan modal negara tahun 2021, serta mendorong PMN 2022 yang akan diterima dipergunakan sesuai peruntukannya yaitu modal kerja penyelesaian proyek Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung dan Bogor-Ciawi-Sukabumi,” ujar dia.
Ia menuturkan, Komisi VI DPR juga meminta Waskita Karya perbaiki dan monitoring terkait rencana restrukturisasi perusahaan, mengingat proses restrukturisasi dibiayai dengan memakai dana rights issue termasuk PMN.
Advertisement
Waskita Karya Lepas 5 Ruas Tol Senilai Rp 2,9 Triliun pada 2022
Sebelumnya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan melakukan divestasi atau menjual tol yang di tahun 2022. Langkah ini diperlukan untuk memperbaiki kinerja keuangan Perseroan.
Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono mencatat, ada lima (5) tol yang akan di lepas pada tahun. Pihaknya, mentaksir besaran nilai dana segar atas penjualan tol tersebut mencapai Rp 2,98 triliun.
"Jadi, kami merencanakan divestasi sebesar Rp2,98 triliun untuk lima ruas," katanya dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI di Gedung DPR 1, Jakarta, Senin, 27 Juni 2022.
Dalam bahan paparannya kelima tol tersebut ialah, PT Semesta Marga Raya (SMR) sebesar Rp 471 miliar, PT Pejagan Pemalang Tol Road (PPTR) sebesar Rp 1,1 triliun. Kemudian, PT Trans Jawa Paspro Jalan Tol (TJPJT) sebesar Rp 359 miliar, PT Pemalang Batang Tol Road (PBTR) sebesar Rp 583 miliar, PT Cimanggis Cibitung Tollways (CCT) sebesar Rp 306 miliar, dan PT JSN (kompensasi) sebesar Rp 161 miliar.
Meski begitu, Destiawan memastikan transaksi divestasi tol belum terjadi hingga Mei 2022. Proses lego jalan tol sendiri dijadwalkan dimulai bulan Juni ini.
"Sampai Mei ini belum terjadi (divestasi), direncanakan pada akhir Juni ini untuk JJT diambil alih SMI kita akan lakukan penandatanganan kesepakatan," ujar dia.
Garap Proyek di Sudan Selatan
Sebelumnya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan terlibat dalam proyek pembangunan jalan di Sudan Selatan.
Direktur Operasi III PT Waskita Karya Tbk, Gunadi mengatakan, proyek sepanjang 1.000 km diperkirakan bernilai sekitar Rp 21—25 triliun dan ditargetkan rampung pada 2027.
"Proyek jalan di Sudan Selatan ini 1.000 km, budgeting sekitar Rp 21-25 triliun dan dikerjakan selama 5 tahun," kata Gunadi dalam Company Update PT Waskita Karya Tbk di Jakarta, Rabu, 25 Mei 2022.
Gunadi menuturkan, jalan yang akan dibangun berbentuk simpang empat yang masing-masing memiliki panjang sekitar 250 km. Menariknya, proyek ini dibayar menggunakan konversi minyak mentah yang dijual ke Pertamina.
Dana hasil transaksi Sudan Selatan dan Pertamina dicatatkan dalam escrow account atau rekening bersama sebelum masuk sebagai pendapatan Waskita Karya.
"Dana pembayaran minyak mentah produksi Sudan Selatan ini kemudian disimpan ke escrow account. Nah escrow ini yang men-deliver ke Waskita," ujar dia.
Finalisasi kontrak proyek ini diharapkan rampung akhir Mei 2022, sehingga diperkirakan Waskita mulai menerima dana proyek Sudan Selatan mulai Juli 2022.
Sebelumnya, salah satu entitas anak Waskita Karya, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menyampaikan keterlibatannya dalam proyek jalan di Sudan Selatan. Sekretaris Perusahaan PT Waskita Beton Precast, Fandy Dewanto mengatakan, proyek ini akan mulai digarap pada akhir kuartal II.
"Kalau enggak ada halangan, akhir triwulan II atau awal triwulan III," kata dia.
Fandy menuturkan, waktu pengerjaan pada dasarnya menyesuaikan pembayaran awal atau uang muka. Sehingga jika cair lebih cepat, maka perseroan juga akan lebih cepat melakukan eksekusi. Selain Sudan Selatan, perseroan juga berencana mengepakkan sayap ke beberapa negara lain bersama perusahaan induk.
Advertisement