Liputan6.com, Jakarta - PT Bundamedik Tbk (BMHS) mengambilalih 25 juta saham PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) senilai Rp 8,87 miliar.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (28/6/2022), PT Bundamedik Tbk mengambilalih saham DGNS itu setara dua persen dari total saham DGNS dari PT Bunda Investama Indonesia (BII). Pengambilalihan saham itu seiring pada 23 Juni 2022, perseroan dan BII telah menandatangani share sale and purchase agreement atau perjanjian jual beli saham.
Baca Juga
“Transaksi dilakukan untuk menciptakan perusahaan pelayanan penunjang kesehatan yang lebih terintegrasi dan memperluas pangsa pasar DGNS serta menDGNSciptakan sinergi perusahaan lebih kuat dan mampu bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya,” tulis manajemen perseroan.
Advertisement
Dengan demikian diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap kinerja keuangan konsolidasian perseroan sehingga memberikan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham perseroan.
Perseroan menyatakan, transaksi ini termasuk transaksi afiliasi sebagaimana dimaksud dalam POJK Nomor 42/POJK.04/2022 tentang transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan (POJK 42/2022) dan merupakan transaksi material sebagaimana dimaksud dalam POJK Nomor 17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha (POJK 17/2022).
Hal ini seiring Bundamedik sebagai pembeli memiliki hubungan afiliasi dengan BII sebagai penjual karena BII adalah pemilik atau pemegang saham dalam perseroan sebesar 57,37 persen dan DGNS merupakan anak perusahaan dari perseroan secara langsung dan tidak langsung dikendalikan oleh kelompok usaha Bundamedik.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pendapatan Non COVID-19 Bundamedik Sentuh Rp 375 Miliar
Sebelumnya, PT Bundamedik Tbk (BMHS) mencatat pertumbuhan positif pendapatan non COVID-19 pada kuartal I 2022. PT Bundamedik Tbk meraih pendapatan non COVID-19 sebesar Rp 375 miliar.
Pendapatan non COVID-19 itu tertinggi perseroan dalam dua tahun terakhir. Pendapatan naik 12,6 persen dibandingkan kuartal I 2021.
Pendapatan ini ditopang dari pengembangan core business perusahaan secara signifikan, utamanya unit bisnis Morula IVF, market leader untuk layanan bayi tabung di Indonesia yang terus berekspansi secara nasional, serta Diagnos yang makin tumbuh pesat lewat kemampuannya mengembangkan jaringan pasar di layanan tes non-COVID lewat strategi kemitraan strategis.
Direktur Utama PT Bundamedik Tbk, Mesha Rizal Sini menuturkan, banyak penyesuaian strategi yang harus dilakukan penyedia layanan kesehatan selama pandemi COVID-10. Namun, ia mengatakan, pihaknya konsisten dengan strategi pengembangan core business non COVID-19 sehingga dalam kondisi apapun siap dengan fundamental bisnis yang kokoh.
“Kini seiring dengan meredanya pandemi COVID-19, konsistensi tersebut pun menjadi bekal kesiapan kami dalam menghadapi dinamika lanskap industri,” ujar dia dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 16 Juni 2022.
Ia mengatakan, pencapaian bisnis non COVID-19 pada kuartal I 2022 merupakan awal luar biasa bagi upaya perseroan untuk terus cepat beradaptasi memenuhi kebutuhan layanan kesehatan masyarakat ke depannya.
"Apalagi seiring dengan kesadaran terhadap kesehatan yang semakin meningkat, tercermin dari kenaikan signifikan pada angka tes non COVID-19 yang dilakukan masyarakat di ekosistem kami,” kata dia.
Advertisement
Pengembangan Ekosistem
Selama kuartal I 2022, angka tes non-COVID meningkat sebesar 38 persen secara YoY. Mesha menuturkan, peningkatan ini terjadi karena keberadaan model bisnis yang ditunjang oleh kontribusi outlet dan cabang beserta ekosistem internal di dalam layanan RS Bunda.
Jumlah dan distribusi outletnya juga meningkat cukup pesat. Kini ada 38 outlet Diagnos, naik 2 kali lipat dibandingkan angka di kuartal 1 2021. Ke depan, pengembangan Diagnos akan semakin digencarkan lewat penambahan lima outlet maupun cabang di beberapa wilayah.
Layanan lain seperti Morula IVF yang sudah lebih dari 20 tahun menjadi penyedia layanan bayi tabung terdepan pilihan masyarakat Indonesia turut bertambah 26 persen pada 2021. Jumlah cycle di luar Jakarta juga terus meningkat 36 persen pada kuartal I 2022 secara QoQ.
Adanya peningkatan turut terjadi dalam hal volume penerimaan pasien rawat inap, yakni bertumbuh 48 persen YoY. Adapun peningkatan lain terjadi pada jumlah bed, yakni dari 408 menjadi 506 QoQ.
Di sisi lain, adanya upaya pengembangan ekosistem secara agresif tahun ini membuat kebutuhan cost semakin naik. Memasuki awal tahun 2022, BMHS juga telah menambah dua rumah sakit, antara lain RSJP Paramarta Bandung dan RSU Citra Harapan Bekasi.
Meskipun terjadi penurunan pendapatan secara umum dibanding tahun sebelumnya (389 miliar), perusahaan akan terus melanjutkan penguatan fundamental bisnis untuk pencapaian jangka panjang perusahaan.
Tiga Pilar Strategi
Untuk menjaga momentum pertumbuhan pada kuartal pertama 2022 ini, perseroan siap melanjutkan fokus bisnisnya melalui tiga pilar strategi yang sudah dicanangkan, antara lain perluasan ekosistem, pendalaman kemitraan strategis, hingga penguatan core business.
"Berdasarkan survei kepuasan pasien, terjadi peningkatan kepuasan, salah satunya pada poin konsultasi dokter. Ke depan, kami siap memperkuat core kami yang bertumpu pada customer journey, dari mulai pengembangan booking apps demi mempermudah pasien dan keluarga pasien untuk janji temu ataupun telekonsultasi hingga pembenahan kualitas customer journey,” ujar Komisaris Utama PT Bundamedik Tbk, dr Ivan Sini, SpOG.
Ia menambahkan, tak hanya itu, upaya perluasan ekosistem juga terus dilakukan, salah satunya lewat kolaborasi dengan klinik lokal obgyn yang merupakan jaringan Klinik Fertilitas Indonesia (KFI) dan memiliki potensi sangat besar sebagai penyokong untuk Morula IVF.
Melalui strategi ini, BMHS siap menjadi layanan kesehatan yang terdepan dan berkualitas untuk lebih banyak lagi melayani masyarakat Indonesia.
Advertisement