Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) sebagai bank terbesar di Indonesia, akan terus fokus mewujudkan solusi keuangan yang terintegrasi kepada masyarakat.
Salah satunya dilakukan dengan meningkatkan porsi sustainable business financing, sebagai wujud komitmen BRI untuk menghadapi isu perubahan iklim dan risiko transisi.
Baca Juga
Terbaru, perseroan tengah menerbitkan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank BRI atau Green Bond dengan target penghimpunan dana sebesar Rp 15 triliun dengan jumlah emisi tahap I 2022 sebanyak-banyaknya Rp.5 triliun.
Advertisement
Jaminan dari Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank BRI Tahap I Tahun 2022 tersebut adalah Clean Basis dan memiliki tenor 370 hari, 3 tahun dan 5 tahun, dengan tingkat suku bunga yang belum ditentukan tetapi akan dibayarkan secara triwulanan dengan perhitungan 30/360.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, perseroan tidak hanya memperhatikan faktor profitabilitas, tetapi juga faktor ekonomi, lingkungan, sosial dan tata kelola untuk mencapai keuangan berkelanjutan (sustainable finance).
"Di sektor jasa keuangan, khususnya perbankan dan utamanya BRI, memiliki peran penting dalam mempercepat proses pemulihan ekonomi melalui perubahan pola bisnis konvensional menjadi berkelanjutan,” kata Sunarso dalam keterangan resminya, Rabu (29/6/2022).
Adapun hasil penghimpunan dana tersebut akan digunakan sesuai ketentuan POJK60/2017 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan (Green Bond) dengan mengalokasikan paling sedikit 70 persen untuk kegiatan usaha dan/atau kegiatan lain yang termasuk dalam kriteria Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) yang baru, sedang berjalan atau telah selesai sesuai dengan Kerangka Kerja Obligasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Layanan Keuangan
Selain aksi korporasi tersebut, BRI juga mencatatkan sederet pencapaian besar dalam memberikan layanan perbankan dan keuangan terbaik bagi masyarakat Indonesia.
Pada tahun lalu, misalnya, perseroan telah ikut serta menjalankan aksi konsolidasi Bank Syariah Indonesia (BSI). BRI Syariah bersama Mandiri Syariah dan BNI Syariah bergabung menjadi BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia. Penggabungan yang secara legal mergernya ditetapkan pada 1 Februari 2021 ini akan meningkatkan penetrasi nasabah bank syariah di Indonesia.
Kemudian pada 13 September 2021, BRI juga resmi mendapat mandat baru sebagai induk Holding BUMN Ultra Mikro (UMi) demi mengembangkan ekosistem Ultra Mikro, melalui sinergi dengan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) maka aspirasi memberikan akses keuangan seluas-luasnya.
Hal ini ditandai dengan proses pelaksanaan penambahan modal dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue yang mendapat respons positif.
Advertisement
Dukung Pengembangan Sektor Ekonomi Prioritas
Terbukti dari adanya oversubscribed dengan total nilai rights issue yang menembus Rp 95,9 triliun. Pencapaian tersebut menjadikan right issue BRI menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, terbesar ke-3 di Asia dan ke-7 di Dunia.
Tak hanya itu, melalui anak usahanya, PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) juga sukses melaksanakan rights issue, bahkan oversubscribed yakni sebanyak 38,5 persen. Bank Raya berhasil mendapatkan dana sebesar Rp 1,16 triliun yang ditujukan untuk penguatan permodalan. Pencapaian target rights issue ini pun membuktikan tingginya kepercayaan investor terhadap BRI Group.
Ke depan, perseroan akan terus mendukung pengembangan sektor-sektor ekonomi prioritas yang memiliki multiplier effect tinggi seperti UMKM, energi, pertanian, industri pengolahan, infrastruktur, serta menyediakan akses keuangan bagi seluruh masyarakat termasuk yang berada di daerah terpencil.
Hal ini sesuai dengan journey BRI untuk tumbuh secara berkelanjutan dalam mencapai aspirasi menjadi The Most Valuable Banking Group In Southeast Asia & Champion Of Financial Inclusion.
Lampaui Target, Penjualan SBR011 di BRI Sentuh Rp 1,5 Triliun
Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau disebut BRI (BBRI) sebagai salah satu mitra distribusi Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR011 mencatatkan penjualan signifikan. BRI mencatatkan penjualan SBR011 sentuh Rp 1,5 triliun.
Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengungkapkan, tingginya antusiasme investor terhadap instrumen investasi dari pemerintah merupakan sinyal yang positif. Hal itu dinilainya sebagai tanda tingginya dukungan masyarakat dalam mendukung pembangunan negara.
"Dari target Kemenkeu yang diberikan ke BRI, penjualan SBR yang dilakukan oleh BRI berhasil mencapai angka mendekati Rp 1,5 triliun dan pastinya lebih dari target yang ditetapkan,” ungkap Handayani dalam keterangan resmi, ditulis Minggu (26/6/2022).
Secara jeseluruhan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengumumkan hasil penjualan SBR011 mencapai Rp 13,91 triliun.
SBR011 sendiri merupakan satu-satunya Surat Utang Negara (SUN) non-tradable yang dijamin negara dengan nominal pembelian mulai dari Rp 1 juta. SBR011 menawarkan kupon (imbal hasil) mengambang dengan kupon minimal sebesar 5,50 persen.
Instrumen ini memiliki tenor selama dua tahun dengan tanggal jatuh tempo 10 Juni 2024. Kendati demikian, pemerintah menyediakan fasilitas early redemption.
Handayani menyampaikan produk investasi yang diterbitkan pemerintah ini sukses memikat banyak investor baru. Jumlah investor baru SBR011 di BRI meningkat 68 persen dari 2.600 keseluruhan jumlah investor yang melakukan pembelian SBR011 dibandingkan dengan pada saat penawaran produk SBR010 yang terbit tahun lalu.
"BRI tahun ini dalam melaksanakan penawaran SBR011 berhasil memperoleh penjualan hingga hampir mencapai Rp 1,5 triliun dan jika dibandingkan dengan penjualan SBR010, peningkatan penjualan bertumbuh hingga mencapai 41 persen," ujar dia.
Advertisement