Sukses

Bursa Saham Asia Fluktuatif di Tengah Rilis Data Ekonomi China

Sempat menguat, bursa saham Asia Pasifik berbalik arah ke zona merah pada Jumat pagi, 1 Juli 2022.

Liputan6.com, Singapura - Bursa Saham Asia Pasifik sempat naik pada perdagangan Jumat (1/7/2022) karena investor menunggu hasil survei swasta tentang aktivitas pabrik China. Namun, bursa saham Asia berbalik arah ke zona merah.

Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,37 persen, dan Topix naik 0,42 persen. Namun, indeks acuan di Jepang tersebut berbalik arah melemah. Indeks Nikkei melemah 0,72 persen dan indeks Topix susut 0,52 persen.

Sentimen pada produsen besar Jepang memburuk pada periode April-Juni, menurut survei sentimen bisnis tankan triwulanan Bank of Japan. Indeks utama untuk sentimen produsen besar datang di 9, penurunan dari pembacaan kuartal sebelumnya 14.

"Produsen saat ini menghadapi sejumlah hambatan mulai dari melonjaknya biaya input hingga kondisi pasokan yang tidak stabil,” ujar Ekonom Senior Moody’s Analytics, Stefan Angrick dikutip dari CNBC, Jumat pekan ini.

Ia menambahkan, hal berkaitan dengan invasi Rusia ke Ukraina dan lockdown COVID-19 di China juga bayangi produsen. Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 0,67 persen, dan Kosdaq 0,75 persen lebih tinggi. Kemudian, indeks Kospi berbalik arah melemah 0,19 persen dan indeks Kosdaq susut 0,52 persen.

Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,59 persen. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang meningkat 0,24 persen. Kemudian indeks tersebut turun 0,1 persen.

Bursa saham China bervariasi. Indeks Shanghai sedikit melemah, sedangkan Shenzhen naik 0,31 persen. Indeks Manajer Pembelian manufaktur Caixin/Markit untuk Juni juga dirilis Jumat. Indeks itu di posisi 51,7. Diperkirakan menjadi 50,1, menurut survei Reuters dan dibandingkan bulan 48,1.

Pembacaan PMI berurutan dan mewakili ekspansi atau kontraksi dari month-to-month. Level 50 memisahkan kontraksi dari ekspansi. PMI resmi untuk Juni berdiri di 50,2, kembali ke pertumbuhan setelah tiga bulan, menurut data yang dirilis Kamis.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Indeks Dolar AS

Pasar di Hong Kong ditutup pada Jumat karena libur. Kota ini memperingati 25 tahun penyerahannya dari Inggris ke China pada Jumat. Presiden China Xi Jinping tiba di Hong Kong pada Kamis untuk berpartisipasi dalam acara peringatan tersebut. Itu adalah perjalanan pertamanya ke luar China daratan sejak COVID-19 melanda.

Kepala eksekutif baru Hong Kong, John Lee, juga akan dilantik pada Jumat. Lee, seorang loyalis Beijing, adalah satu-satunya kandidat dalam pencalonan untuk menggantikan pemimpin keluar Carrie Lam.

Di Wall Street, saham Amerika Serikat (AS) ditutup lebih rendah pada kuartal kedua tahun ini. S&P 500, yang mengalami paruh pertama terburuk dalam lebih dari 50 tahun, turun hampir 0,9 persen menjadi 3.785,38.

Sementara itu, Dow Jones Industrial Average tergelincir 253,88 poin atau 0,8 persen menjadi 30.775,43, dan Nasdaq Composite mundur 1,3 persen menjadi 11.028,74. Indeks USD berada di 104,811. Sedangkan, Yen Jepang diperdagangkan pada 135,85 per dolar, setelah sempat melemah melewati level 137 awal pekan ini. 

Kemudian, dolar Australia berada di 0,6896. Harga minyak berjangka naik di perdagangan Asia. Minyak mentah AS naik 0,62 persen menjadi USD 106,42 per barel, sementara patokan internasional minyak mentah Brent naik 0,7 persen menjadi USD 109,78 per barel.

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street 30 Juni 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Kamis, 30 Juni 2022. Indeks S&P 500 menutup paruh pertama terburuknya dalam lebih dari 50 tahun.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones turun 253,88 poin atau 0,8 persen ke posisi 30.775,43. Indeks S&P 500 turun hampir 0,9 persen ke posisi 3.785,38. Indeks Nasdq tergelincir 1,3 persen ke posisi 11.028,74.

Indeks Dow dan S&P 500 membukukan kuartal terburuk sejak kuartal I 2020 ketika lockdown COVID-19 membuat saham tertekan. Indeks Nasdaq turun 22,4 persen pada kuartal II, kinerja kuartalan terburuk sejak 2008.

Indeks S&P 500 membukukan paruh pertama tahun terburuk sejak 1970, tertekan oleh kekhawatiran tentang lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga the Federal Reserve (the Fed), serta perang berkelanjutan Rusia terhadap Ukraina dan lockdown COVID-19 di China.

“Kami mengalami pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan respons yang belum pernah terjadi sebelumnya baik fiskal dan moneter,” Chief Investment Officer Homrich Berg, Stephen Lang, dilansir dari CNBC, Jumat (1/7/2022).

“Ini menciptakan badai yang sempurna sehubungan dengan lonjakan permintaan dan gangguan rantai pasokan dan sekarang ada inflasi yang belum pernah kita lihat dalam beberapa dekade dan Fed yang lengah,” ia menambahkan.

Lang menuturkan, saat ini pasar dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan kenyataan baru dengan the Fed mencoba mengatasi ketertinggalan dan memperlambat pertumbuhan.

Lonjakan imbal hasil obligasi pada awal tahun ini dan valuasi saham yang secara historis mahal sehingga membuat saham teknologi tertekan terlebih dahulu. Hal ini seiring investor keluar dari area pasar yang berorientasi pada pertumbuhan. Kenaikan suku bunga membuat keuntungan masa depan seperti yang dijanjikan perusahaan sedang berkembang menjadi kurang menarik.

4 dari 4 halaman

Gerak Saham di Wall Street

Indeks Nasdaq sangat terpukul pada 2022. Indeks Nasdaq merosot lebih dari 31 persen di bawah level tertinggi pada 22 November. Beberapa perusahaan teknologi terbesar telah mencatat koreksi cukup besar pada 2022 dengan saham Netflix turun 71 persen. Saham Apple dan Aphabet masing-masing turun 23 persen dan 24,8 persen. Saham induk Facebook Meta merosot 52 persen.

Pada Kamis, 30 Juni 2022, saham Universal Health Services turun 6,1 persen dan mendorong pasar lebih rendah setelah mengeluarkan pendapatan kuartal II dan panduan pendapatan di bawah harapan.

Saham HCA Healthcare susut 4,3 persen, saham Abiomed dan Viatris merosot lebih dari tiga persen. Saham farmasi Walgreens Boots Allince mencatat penurunan terbesar di Dow. Saham Walgreens Boots Alliance melemah 7,2 persen usai mengulangi perkiraan kinerja setahun penuh dengan pertumbuhan laba bersih per saham hanya satu digit.

Saham kapal pesiar juga tertekan setelah Morgan Stanley memangkas target harga Carnival setengahnya. Saham Carnival turun lebih dari dua persen pada Kamis pekan ini. Royal Caribbean dan Norwegian Cruise Line masing-masing turun lebih dari 3 persen.

Saham ritel rumah juga merosot. Saham RH, perusahaan furnitur kelas atas turun sekitar 10,6 persen setelah keluarkan panduan kinerja laba untuk setahun penuh. Saham Wayfair dan Williams-Sonoma masing-masing turun 9,6 persen dan 4,4 persen.