Sukses

Saham Perusahaan Teknologi AS Tutup Kuartal Kedua 2022 dengan Penurunan

Situasi memburuk pada kuartal kedua karena Federal Reserve beraksi dengan kenaikan suku bunga.

Liputan6.com, Jakarta Saham teknologi besar seperti Tesla, Amazon, dan Microsoft baru saja menyelesaikan kuartal terburuk mereka dalam beberapa tahun. Investor menurunkan valuasi perusahaan teknologi terbesar di dunia pada kuartal kedua karena bank sentral menaikkan suku bunga untuk menangkal inflasi.

Dilansir dari CNBC, Sabtu (2/7/2022), nama-nama teknologi besar menjadi kurang berharga pada kuartal pertama, dengan invasi Rusia ke Ukraina memotong bisnis dan menambah komplikasi pasokan yang muncul dalam pandemi, mengirim indeks S&P 500 turun sekitar 5 persen. 

Situasi memburuk pada kuartal kedua karena Federal Reserve beraksi dengan kenaikan suku bunga. Sementara S&P anjlok 16 persen lagi, indeks Nasdaq Composite yang sarat teknologi turun 22 persen.

Perusahaan, pembuat kendaraan listrik Tesla mengalami penurunan kuartalan terbesar sejak penawaran umum perdana 2010 karena sahamnya merosot hampir 38 persen. Pada kuartal tersebut, CEO Elon Musk mengajukan tawaran untuk mengakuisisi perusahaan media sosial Twitter senilai USD 44 miliar atau sekitar Rp 658,9 triliun.

Kemudian, saham Amazon turun hampir 35 persen, terbesar sejak kuartal ketiga 2001. Pendapatan kuartal pertama perusahaan itu jauh dari perkiraan analis pada April karena pertumbuhan pendapatan melambat. 

Pada awal Juni, Amazon mengatakan CEO bisnis konsumen perusahaan e-commerce di seluruh dunia Dave Clark, mengundurkan diri. Pada September ia akan mulai sebagai CEO startup perangkat lunak rantai pasokan Flexport.

Saham perusahaan payung Google, Alphabet, mengakhiri kuartal turun hampir 22 persen, hasil terburuk sejak kuartal keempat 2008. Saham Microsoft turun sekitar 17 persen, penurunan paling tajam sejak kuartal kedua 2010.

Saham Apple turun hampir 22 persen pada kuartal kedua dalam kinerja terburuk saham sejak kuartal keempat 2018, ketika Apple melaporkan panduan ringan dan pasar saham secara keseluruhan mengalami aksi jual yang tajam.

Meta Platform induk Facebook yang simbol ticker-nya berubah menjadi META dari FB bulan ini agar sesuai dengan identitas korporat barunya yang mencerminkan penekanan yang lebih kuat pada dunia virtual tempat orang dapat bertransaksi dan berinteraksi.

Meta melihat sahamnya turun lebih dari 27 persen. Itu adalah hasil yang lebih baik daripada kuartal pertama, ketika nilai saham dikompresi sekitar 34 persen. Pada Februari operator jejaring sosial mengatakan jumlah pengguna aktif harian (DAU) di Facebook telah menurun kuartal-ke-kuartal untuk pertama kalinya.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.