Sukses

Ingin Hemat Pengeluaran? Simak Dulu Tips Ini

Alasan orang sulit menabung karena tidak punya self control (kontrol diri) yang baik, tidak takut berhutang, dan tidak punya catatan keuangan.

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa orang sulit menabung karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya tidak memiliki kontrol diri yang baik. Hal tersebut membuat seseorang menjadi tidak hemat dan sulit menabung, lantas bagaimana mengatasinya? 

Perencana Keuangan Annisa Steviani CFP, AEPP mengatakan, alasan orang sulit menabung karena tidak punya self control (kontrol diri) yang baik, tidak takut berhutang, dan tidak punya catatan keuangan.

Selain itu, seseorang juga akan sulit menabung karena mengikuti investasi tanpa tujuan ikut-ikutan hanya demi keuntungan atau terlalu cepat menyerah dalam berinvestasi, serta faktor budaya yang jadi batasan dan menolak pemahaman baru.

"Tidak disiplin karena belum paham pentingnya mengelola uang," kata Annisa dalam acara yang digelar secara virtual, Rabu (6/7/2022).

Bahkan, sejumlah orang juga sulit disiplin dalam mengatur keuangan, salah satunya karena mencari bahagia dengan belanja.

"Banyak orang yang mencari bahagia dengan belanja, dendam masa lalu atas uang, fear of missing out (FOMO), melarikan diri,” kata Annisa.

Meskipun demikian, terdapat beberapa cara untuk mengatur keuangan agar bisa hemat. Misalnya, membuat anggaran pengeluaran dan memilih pos pengeluaran yang bisa dikurangi.

"Apa yang bisa dihemat? Kita cek dulu pengeluaran bulanan kita apa saja," ujar Annisa.

Annisa mencontohkan, pengeluaran bulanan antara lain, cicilan atau kontrakan rumah, makanan, transportasi, listrik dan wifi, sekolah dan les anak, investasi, serta lifestyle.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Atur Keuangan

Berdasarkan contoh pengeluaran tersebut, Annisa merekomendasikan untuk mengatur keuangan mulai dari cicilan hingga gaya hidup agar tetap bisa hidup hemat.

"Kalau ada sisanya baru lifestyle, kalau dibalik wajar kalau uangnya habis," ujar dia.

Hal yang bisa dihemat salah satunya setelah melakukan anggaran terhadap pengeluaran bulanan, misalnya mengurangi budget makan siang yang terlalu mahal menjadi lebih murah.

Sementara itu, untuk pengeluaran tahunan, seperti keperluan hari raya, zakat, pajak, kurban, premi asuransi, lifestyle, liburan dan lainnya. Annisa menegaskan untuk membuat alokasi pengeluaran setiap tahun untuk apa saja.

"Ada alokasi masing-masing dari kita breakdown dulu tiap tahun pengeluaran apa aja. Jika penghasilan tahunan tidak bisa menutupi pengeluaran tahunan, maka bisa ditutupi dengan penghasilan bulanan,” kata dia.

 

3 dari 4 halaman

Rencanakan Setiap Pengeluaran

Ia menuturkan, seseorang bisa menabung dan belanja mewah untuk hal tertentu. "Kita bisa saving dan splurge untuk hal tertentu tapi ada aturannya tentunya. Kita bisa saving dari keinginan,” katanya.

Annisa menguraikan cara menabung menjadi empat bagian, yakni kewajiban vs kebutuhan vs keinginan, pisahkan rekening bank sesuai pos, mengeluarkan uang dengan mindful, dan rencanakan setiap pengeluaran.

"Mengeluarkan uang dengan mindful, itu banyak yang bisa dihemat. Rencanakan setiap pengeluaran,” tutur dia.

Sementara itu, untuk belanja mewah harus menentukan prioritas dan jangka waktunya, beli barang bukan karena FOMO, belanja sesuai kualitas barang, dan hidup sesuai kemampuan. "Kualitas lebih awet, kita belanja sesuai kualitas barangnya,” tutur dia.

 

4 dari 4 halaman

Trik Hemat dari Flip

Sejalan dengan Annisa, Brand dan Social Media Manager Flip, Adhitya Insan Mahaputra juga menjelaskan terkait gerakan untuk mendukung masyarakat menyadari dampak positif dari berhemat melalui campaign Flip Wujudkan Hematmu.

"Flip Wujudkan Hematmu bukan hanya sebatas campaign tapi kita ingin jadi sebuah gerakan untuk mendukung masyarakat  menyadari dampak positif dari berhemat, salah satu yang bisa dihemat yaitu hidden cost atau biaya tersembunyi yang biasanya tak terduga dalam transaksi, ketika sudah diakumulasi nantinya biaya yang sudah dihemat bisa dialokasikan ke keperluan lain," kata Adhit.

Selain itu, Flip juga menjadi salah satu fintek yang membantu orang-orang berhemat dengan tidak memberikan biaya administrasi transfer antar bank dan juga top up dompet digital. 

"Flip itu sendiri untuk semua transfer antar bank dan top up e-wallet tanpa biaya gratis, kecuali ada pengguna ada membatasi limit sampai Rp 5 juta sehari, di atas Rp 5 juta akan kena charge Rp 2.500,” kata Head of Marketing Flip, Andri R Wijaya.