Liputan6.com, Jakarta - Panin Asset Management prediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa mencapai 8.000 hingga akhir 2022. Hal ini merujuk pada tren kenaikan suku bunga yang tengah gencar dilakukan oleh Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed), untuk menekan inflasi negara tersebut.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, semula Panin AM memperkirakan IHSG akan bergerak pada rentang 7.400—7.600. Namun, melihat tren kenaikan harga komoditas yang masih berlanjut, Panin AM sedikit menaikkan target IHSG.
Baca Juga
"Dari Panin AM belum mengubah target, semula 7.500-7.600. Melihat booming komoditas masih lanjut, kita perbaiki di level 7.500-8.000,” ujar dia dalam Market Update Panin Asset Management, Rabu (6/7/2022).
Advertisement
Ia menilai, upaya The Fed yang agresif menaikkan suku bunga akan membawa dampak lebih serius jika terus berlanjut. Alih-alih menekan inflasi, Rudiyanto mengatakan, AS akan mengalami resesi jika The Fed masih melanjutkan kebijakan untuk menaikkan suku bunga.
Meski begitu, saat AS mulai menyadari konsekuensi dari kenaikan suku bunga yang agresif, maka suku bunga diperkirakan mulai landai atau bahkan turun.
"Dari Panin AM, bisa saja di akhir tahun setelah mereka selesai, arah suku bunga the Fed diubah. Mungkin naik lebih sedikit atau bahkan diturunkan. Kuartal IV bisa saja ada kejutan. Sehingga asing yang tadinya nett sell buy lagi dan BI tidka perlu naikkan suku bunga secara agresif,” tutur dia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
IHSG Posisi Pertama di Asia Pasifik pada Semester I 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu catat kinerja positif sepanjang semester I 2022. Bahkan kinerja IHSG berada di posisi pertama di ASEAN dan Asia Pasifik.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu, (3/7/2022), IHSG naik 5,02 persen pada semester I 2022. IHSG ditutup ke posisi 6.911,58 pada 30 Juni 2022. Kinerja IHSG yang tumbuh 5,02 persen selama semester I 2022 berada di posisi pertama di antara indeks acuan di bursa saham ASEAN dan Asia Pasifik. Bahkan mencatat kinerja positif di antara bursa saham lainnya di ASEAN dan Asia Pasifik.
Kinerja indeks acuan di bursa saham ASEAN dan Asia Pacifik cenderung lesu. Di ASEAN, indeks acuan Singapura STI turun tipis 0,38 persen sepanjang semester I 2022, dan berada di posisi dua. Disusul indeks acuan Thailand SETi yang melemah 5,38 persen. Demikian juga di Asia, kinerja IHSG dan indeks acuan Singapura STI yang tempati posisi pertama dan kedua.
Advertisement
Indeks Sektor Saham
Sepanjang semester I 2022, indeks sektor saham energi memimpin penguatan. Indeks sektor saham IDXenergy melonjak 43,76 persen. Disusul indeks sektor saham transportasi dan logistik menanjak 23,46 persen, dan indeks sektor saham IDX industri melambung 16,76 persen.
Sementara itu, indeks sektor saham IDXteknologi memimpin koreksi selama enam bulan pertama 2022. Indeks sektor IDXtechnology susut 12,33 persen. Disusul indeks sektor saham properti dan real estate atau IDXproperty and real estate turun 12,18 persen, diikuti indeks sektor saham IDXsector keuangan merosot 5,86 persen. Sepanjang 2022, investor asing mencatat aksi beli bersih saham mencapai Rp 61,13 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas Indonesia, Herditya Wicaksana menuturkan, kinerja IHSG cukup baik pada semester I 2022 didorong oleh pemulihan ekonomi dalam negeri yang mulai berjalan. Hal ini seiring kasus COVID-19 yang melandai dan relaksasi mobilisasi masyarakat. Di sisi lain, Indonesia diuntungkan oleh kenaikan harga komoditas akibat konflik Rusia-Ukraina.
Proyeksi IHSG
Namun, di sisi lain perlu dicermati dengan adanya inflasi yang tinggi di negara-negara maju dan ancaman resesi di Amerika Serikat. Hal tersebut dapat akibatkan agresifnya kebijakan moneter dari the Fed dan memicu kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Lalu bagaimana dengan proyeksi IHSG ke depan?
Dalam keterangan tertulis, Chief Economist dan Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Katarina Setiawan menuturkan, pihaknya masih memandang positif potensi pasar saham Indonesia. Ia mengatakan, hal itu didukung kondisi makroekonomi domestik dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi terjaga dan neraca perdagangan yang kuat.
“Kondisi makroekonomi Indonesia secara relatif juga menarik dibandingkan kawasan lain yang harus menghadapi tantangan lonjakan inflasi dan melambatnya pertumbuhan ekonomi, sehingga potensi arus dana asing masuk ke pasar saham Indonesia juga masih terbuka,” ujar dia.
Katarina menambahkan, secara bottom-up, pihaknya melihat kinerja emiten Indonesia yang membaik pada 2022 seiring kondisi ekonomi domestik yang kondusif. “Ekspektasi kami IHSG dapat mencapai level 7.600 pada 2022 dengan asumsi pertumbuhan laba korporasi sekitar 12 persen,” kata dia.
Advertisement