Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada tiga perusahaan tercatat yang catatkan saham perdana pada Jumat, (8/7/2022). Tiga perusahaan itu antara lain PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU), PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM), dan PT Arkora Hydro Tbk (ARKO).
PT Cerestar Indonesia Tbk, PT Chemstar Indonesia dan PT Arkora Hydro Tbk menjadi emiten ke-23,24 dan 25 di BEI pada 2022.
Baca Juga
PT Cerestar Indonesia Tbk menetapkan harga perdana Rp 210 per saham dalam rangka initial public offering (IPO) atau penawaran umum perdana. Dalam aksi tersebut, Cerestar Indonesia menawarkan maksimal sebanyak 1,5 miliar saham, atau 18,88 persen dari jumlah seluruh modal disetor perseroan setelah IPO. Dengan demikian, perseroan membidik dana Rp 315 miliar melalui IPO.
Advertisement
Dana hasil IPO tersebut akan disuntikkan sebagai tambahan modal kepada dua anak perusahaan dari perseroan. Yaitu PT Harvestar Flour Mills (HFM) dan PT Agristar Grain Industry (AGY).
"Rincian penggunaan dana tersebut adalah, sekitar 46,67 persen akan digunakan untuk pembelian mesin baru guna meningkatkan kapasitas produksi HFM sebesar 600 MT per hari," sebut manajemen perseroan dalam keterangan resmi, Senin, 4 Juli 2022.
Kemudian, sekitar 20 persen akan digunakan untuk pembelian tanah di Kawasan Industri Gresik sebagai tambahan fasilitas penunjang HFM. Sisanya sekitar 33,33 persen akan digunakan untuk pembangunan fasilitas gudang dan pengepakan AGY yang berlokasi di Cilegon.
Dalam rangka pelaksanaan penawaran umum perdana saham ini, Perseroan telah menunjuk PT Semesta Indovest Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Chemstar Indonesia
Sementara itu, PT Chemstar Indonesia Tbk tercatat sebagai perusahaan tercatat ke-24 pada 2022. Perseroan mencatatkan saham di papan pengembangan BEI dengan jumlah saham yang dicatatkan 1,7 miliar saham.
Rincian saham yang dicatatkan antara lain saham pendiri sebesar 1,2 miliar saham dan penawaran umum 500 juta saham dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Harga penawaran saham sebesar Rp 150 per saham. Perseroan perkirakan peroleh dana sekitar Rp 75 miliar.
Perseroan juga menerbitkan sebanyak 250 juta waran seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebanyak 20,83 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh. Waran seri I diberikan secara cuma-Cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan.
Setiap pemegang dua saham baru perseroan berhak memperoleh satu waran seri I dengan setiap satu waran seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel. Demikian mengutip dari laman e-ipo, ditulis Senin, 4 Juli 2022.
Waran seri I yang diterbitkan mempunyai jangka waktu pelaksanaan selama satu tahun. Waran seri I adalah efek yang diterbitkan oleh perseroan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk memesan saham biasa atas nama perseroan yang bernilai nominal Rp 25 per saham.
Harga pelaksanaan waran sebesar Rp 200 yang dapat dilakukan setelah enam bulan sejak efek dimaksud diterbitkan yang berlaku mulai 9 Januari 2023-7 Juli 2023. Adapun total dana dari waran seri I sebanyak-banyaknya Rp 50 miliar.
Rencana penggunaan dana IPO antara lain sekitar 27,87 persen untuk pembelian tanah dan bangunan yang saat ini digunakan perseroan sebagai pabrik dan kantor perseroan.
Kemudian sisanya sekitar 72,13 persen akan digunakan untuk modal kerja perseroan antara lain pembeliaan persediaan, pengembangan usaha dan pemasaran. Modal kerja itu tergolong dalam operating expenditure (opex).
“Sedangkan dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan waran seri I jika dilaksanakan oleh pemegang waran, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja perseroan yaitu pembeliaan persediaan,” tulis perseroan.
Untuk melaksanakan IPO ini, perseroan telah menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.
Advertisement
Arkora Hydro
Selain itu, PT Arkora Hydro Tbk mencatatkan saham perdana di BEI sebagai emiten ke-25 pada 2022. Perseroan telah melepas 579,90 juta saham dengan nilai nominal Rp 25 ke publik dengan harga perdana Rp 300 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu setara 20 persen dari total modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Perseroan memperoleh dana Rp 173,97 miliar dalam rangka IPO.
Selain itu, perseroan juga telah menyetujui rencana program employee stock allocation (ESA) maksimal 10 persen dari jumlah saham yang ditawarkan dalam penawaran umum atau sebanyak-banyaknya 57,99 juta saham.
Apabila terjadi kelebihan pemesanan pada penjatahan itu, perseroan akan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 77,32 juta saham dengan nilai nominal Rp 25. Jumlah saham tersebut 2,59 persen dari modal ditempatkan dan disetor penih setelah IPO.
Perseroan akan memakai dana IPO antara lain sekitar 63 persen untuk penambahan penyertaan modal pada perusahaan anak. Anak perusahaan akan memakai dana IPO itu antara lain 54 persen sebagai tambahan penyertaan modal di PT Arkora Hydro Sulawesi, 29 persen sebagai tambahan penyertaan modal di PT Arkora Energi Baru, dan 17 persen sebagai tambahan penyertaan modal di PT Arkora Tenaga Matahari.
Sisanya akan digunakan untuk melunasi sebagian pinjaman berelasi kepada ACEI Singapore Holding Private Ltd.
Untuk melakukan IPO ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT Lotus Andalan Sekuritas (terafiliasi) dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Penutupan IHSG Kamis 7 Juli 2022
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan Kamis, 7 Juli 2022. IHSG menghijau meski naik tipis yang didukung sektor saham teknologi dan transportasi.
Pada penutupan perdagangan, mengutip data RTI, IHSG menguat terbatas 0,09 persen ke posisi 6.652,58. Indeks LQ45 susut 0,06 persen ke posisi 946,57. Sebagian besar indeks acuan bervariasi.
Pada Kamis, 7 Juli 2022, IHSG berada di level tertinggi 6.682,66 dan terendah 6.632,38. Sebanyak 302 saham menguat dan 188 saham melemah. 189 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 990.819 kali dengan volume perdagangan 17,9 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,5 triliun.
Sebagian besar sektor saham menghijau. Indeks sektor saham IDXtechno melonjak 1,92 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXtransportasi menguat 1,79 persen, indeks sektor saham IDXproperty menanjak 1,11 persen, indeks sektor saham IDXfinance dan IDXbasic masing-masing melonjak 0,70 persen.
Sementara itu, indeks sektor saham IDXindustry melemah 0,19 persen, indeks sektor saham IDXenergy turun 0,15 persen, indeks sektor saham IDXhealth tergelincir 0,10 persen, dan indeks sektor saham IDXnonsiklikal merosot 0,09 persen.
Advertisement