Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 49 perusahaan tercatat atau emiten yang mencatatkan saham hingga 29 Juni 2022 belum menyampaikan laporan keuangan auditan per 31 Desember 2021 dan bayar denda Rp 50 juta.
Dengan demikian, mengacu pada ketentuan II.6.3 Peraturan Bursa Nomor I-H tentang sanksi, bursa telah memberikan peringatan tertulis III dan denda sebesar Rp 150 juta kepada 49 perusahaan tercatat yang tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan auditan per 31 Desember 2021 hingga batas waktu yang telah ditentukan.
Baca Juga
BEI menyampaikan dari 787 perusahaan tercatat, 759 perusahaan tercata wajib menyampaikan laporan keuangan auditan yang berakhir per 31 Desember 2021, tujuh perusahaan tercatat memiliki tahun buku berbeda, dan 21 perusahaan tercatat tidak wajib menyampaikan laporan keuangan oleh karena tercatat setelah 31 Desember 2021.
Advertisement
BEI mencatat 710 perusahaan tercatat saham yang telah menyampaikan laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2021 secara tepat waktu. Selain itu, 49 perusahaan tercatat saham belum menyampaikan laporan keuangan yang berakhir per 31 Desember 2021.
Selanjutnya tujuh perusahaan tercatat memiliki tahun buku berbeda pada Januari, Maret dan Juni antara lain empat perusahaan tercatat telah sampaikan laporan keuangan interim tepat waktu dan tiga perusahaan tercatat belum sampaikan laporan keuangan dan belum melewati batas waktu. Kemudian, 21 efek tidak wajib menyampaikan laporan keuangan lantaran perusahaan efek tercatat setelah 31 Desember 2021.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
49 Emiten yang Belum Sampaikan Laporan Keuangan
Berikut daftar perusahaan tercatat saham hingga 29 Juni 2022 yang belum menyampaikan laporan keuangan auditan yang berakhir per 31 Desember 2021 dan membayar denda sebesar Rp 50 juta dikenakan peringatan tertulis III dan denda Rp 150 juta.
1.PT Armidian Karyatama Tbk (ARMY)
2. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL)
3. PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL)
4. PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA)
5. PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE)
6. PT Cowell Development Tbk (COWL)
7. PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK)
8. PT Bakrieland Development Tbk (ELTY)
9. PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY)
10. PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk (FLMC)
11. PT Forza Land Indonesia Tbk (FORZ)
12. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA)
13. PT Garuda Maintenace Facility Aero Asia Tbk (GMFI)
14. PT Golden Plantation Tbk (GOLL)
15. PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO)
16. PT Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME)
17. PT Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL)
18. PT Indah Prakasa Sentosa Tbk (INPS)
19. PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY)
Advertisement
Saham KBRI-WOWS
20. PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI)
21. PT Steadfast Marine Tbk (KPAL)
22. PT Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS)
23. PT Grand Kartech Tbk (KRAH)
24. PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP)
25. PT Limas Indonesia Makmur Tbk (LMAS)
26. PT Marga Abhinaya Abadi Tbk (MABA)
27. PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP)
28. PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMI)
29. PT Intermedia Capital Tbk (MDIA)
30. PT Mitra Pemuda Tbk (MTRA)
31. PT Hanson International Tbk (MYRX)
32. PT Nipress Tbk (NIPS)
33. PT City Retail Developments Tbk (NIRO)
34. PT Sinergi Megah Internusa Tbk (NUSA)
35. PT Polaris Investama Tbk (PLAS)
36. PT Pollux Properties Indonesia Tbk (POLL)
37. PT Trinitan Metals And Minerals Tbk (PURE)
38. PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO)
39. PT Aesler Grup Internasional Tbk (RONY)
40. PT Siwani Makmur Tbk (SIMA)
41. PT Northcliff Citranusa Indonesia Tbk (SKYB)
42. PT SMR Utama Tbk (SMRU)
43. PT Sugih Energy Tbk (SUGI)
44. PT Tridomain Performance Materials Tbk (TDPM)
45. PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM)
46. PT Triwira Insanlestari Tbk (TRIL)
47. PT Nusantara Inti Corpora Tbk (UNIT)
48. PT Visi Media Asia Tbk (VIVA)
49. PT Ginting Jaya Energi Tbk (WOWS)
Laju Kinerja IHSG 4-8 Juli 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah selama sepekan pada 4-8 Juli 2022. Analis menilai, koreksi IHSG terjadi didorong sentimen global seiring kekhawatiran potensi resesi.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG melemah 0,80 persen ke posisi 6.740,21 pada 4-8 Juli 2022 dari pekan lalu di posisi 6.794,32. Kapitalisasi pasar turun 0,41 persen menjadi Rp 8.850,22 triliun. Kapitalisasi pasar susut Rp 36 triliun dari pekan lalu di posisi Rp 8.886,50 triliun.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menuturkan, IHSG bergejolak di pasar seiring kekhawatiran potensi resesi. Selain itu, sentimen lainnya yang bayangi pasar dari sentimen global yaitu inflasi, kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau the Fed lebih cepat, resesi, dan krisis pasokan global.
"Suku bunga naik untuk jaga inflasi dan jumlah uang beredar. Namun, pasokan global apakah bisa penuhi permintaan sehingga diperkirakan harga akan labil dan berada di atas," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (9/7/2022).
Ia menambahkan, berdasarkan laporan Bloomberg, potensi resesi mencapai 38 persen dan semakin naik. Diperkirakan potensi resesi terjadi awal 2023. Dengan perlambatan ekonomi dan inflasi tinggi, menurut Nico membuat minat investasi turun. Sentimen kenaikan suku bunga the Fed juga berpotensi dorong resesi sehingga akan berdampak terhadap kinerja perusahaan.
"Pendapatan perusahaan akan turun diproyeksikan kuartal II dan kuartal III. Pendapatan perusahaan turun 5-10 persen, jadi dicemaskan pasar,” kata dia.
Namun, Nico menilai, sentimen positif berasal dari pemulihan ekonomi China. Ini ditunjukkan dari data PMI yang berangsur-angsur pulih. "Kontribusi China sepertiga dari pasokan global, jadi ini poin positif,” kata dia.
Dari dalam negeri, Nico menuturkan, pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pengaruhi IHSG. Rupiah tembus 15.000 per dolar AS, menurut Nico merupakan hal wajar lantaran Bank Indonesia (BI) tidak menaikkan suku bunga. Hal itu berpotensi membuat aliran dana asing keluar.
Advertisement
Selanjutnya
Nico menilai, BI memilih untuk memulihkan stabilitas ekonomi dalam negeri sehingga pertahankan suku bunga acuan. Hal itu berdampak terhadap pelemahan rupiah. "BI tidak dapat menyenangkan semua pihak. Memang ada harga yang dibayar (yaitu-red) pelemahan rupiah. BI memilih pemulihan stabilitas ekonomi," ujar dia.
Di sisi lain, data PMI Indonesia, menurut Nico masih berada di batas 50 yang berarti ada ekspansi turut bayangi IHSG.
Selain IHSG dan kapitalisasi pasar yang merosot, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa susut 7,89 persen menjadi 1.039.217 transaksi dari 1.128.267 transaksi pada penutupan pekan lalu. Rata-rata volume transaksi bursa juga melemah 7,36 persen menjadi 17,60 miliar saham dari 19 miliar saham pada pekan lalu.
Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa merosot 10,95 persen menjadi Rp 10,83 triliun dari Rp 12,16 triliun pada pekan sebelumnya.
Adapun pada pekan ini, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 2,53 triliun. Investor asing membukukan nilai beli bersih Rp 119,91 miliar pada Jumat, 8 Juli 2022. Sepanjang 2022, investor asing membukukan beli bersih Rp 58,53 triliun.