Liputan6.com, Jakarta - - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada 11-15 Juli 2022. Hal itu dibayangi oleh ketidakpastian dan data inflasi Amerika Serikat (AS) secara year-on-year.
"IHSG kembali melemah dan belum menemukan kembali jati diri akan penguatannya. Di tengah situasi dan kondisi yang kian sulit, tentu ini akan menjadi perhatian bagi fundamental dan sustainabilitas pemulihan ekonomi Indonesia,” kata Associate Director Pilarmas Investindo, Maximilianus Nicodemus saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Senin (11/7/2022).
Baca Juga
Dia menambahkan, di tengah situasi dan kondisi saat ini, fundamental dan indikator makro ekonomi Indonesia akan menjadi kunci dalam menghadapi ketidakpastian yang terjadi di pasar keuangan.
Advertisement
"Pekan depan akan ada data inflasi Amerika yang secara year-on-year diproyeksi kembali mengalami kenaikkan, yang tentu saja akan memicu reaksi dari The Fed pada pertemuan bulan ini yang berpotensi naik hingga 75 bps lagi,” ungkapnya.
Tidak hanya itu saja, data perekonomian produk domestik bruto (PDB) China secara quarter-on-quarter kuartal II 2022 akan mencuri perhatian, karena diproyeksi mengalami pelemahan hingga negatif. Ia menilai, hal itu menjadi sebuah perhatian bagi pelaku pasar dan investor secara sentimen, karena perlambatan ekonomi telah terjadi di China.
Sentimen lainnya dari China antara lain ekspor year-on-year dan impor year-on-year dan neraca perdagangan.
"GDP year-on-year Q2 2022 turun dari sebelumnya diproyeksi turun, GDP QoQ Q2 2022 diproyeksi turun, M0, M1, dan M2 diproyeksi sama, retail sales year-on-year diproyeksi naik," ia menambahkan.
Sedangkan, di Amerika Serikat akan keluar sejumlah data antara lain CPI month-on-month dan year-on-year diproyeksi naik, PPI Finald Demand month-on-month dan year-on-year diproyeksi turun, MBA Mortgage Applications, Industrial Production month-on-month University of Mich.
"Sentimen diproyeksi sama, University of Mich. 1 year inflation diproyeksi turun, capacity utilization diproyeksi turun serta Empire Manufacturing diproyeksi turun, retail sales advance month-on-month diproyeksi naik, initial jobless claims diproyeksi sama, continuing claims diproyeksi naik,” ujar dia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sentimen Lainnya
Sentimen dari Eurozone terkait produksi industrial month-on-month, year-on-year dan neraca perdagangan. Dari Jepang akan keluar data ekonomi antara lain core machine orders month-on-month dan year-on-year diproyeksi turun, machine tool orders year-on-year, money stock m2 dan m3 diproyeksi turun, PPI month-on-month diproyeksi naik. year-on-year diproyeksi turun, dan produksi industrial month-on-month dan year-on-year.
Tak hanya itu, masih ada juga capacity utilization month-on-month dan tertiary industry index month-on-month diproyeksi turun.
Demikian juga sentimen dari dalam negeri yaitu rilis data neraca perdagangan yang akan keluar pekan ini.
“Sentimen akan datang dari Indonesia, ekspor diproyeksi naik. Impor diproyeksi turun, trade balance diproyeksi surplus,” ujar dia.
Melihat kondisi itu, laju IHSG akan melemah pada 11-15 Juli 2022. “IHSG diproyeksikan akan kembali melemah dengan rentang 6.690 – 6.795,” ujar dia.
Lalu, sektor yang dapat dicermati pada pekan depan consumer non-cyclical dan perawatan kesehatan.
“Sektor pekan depan adalah consumer non-cyclical, dan healthcare mungkin akan bermain pekan depan,” ujar dia.
Advertisement
Kinerja IHSG 4-8 Juli 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah selama sepekan pada 4-8 Juli 2022. Analis menilai, koreksi IHSG terjadi didorong sentimen global seiring kekhawatiran potensi resesi.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG melemah 0,80 persen ke posisi 6.740,21 pada 4-8 Juli 2022 dari pekan lalu di posisi 6.794,32. Kapitalisasi pasar turun 0,41 persen menjadi Rp 8.850,22 triliun. Kapitalisasi pasar susut Rp 36 triliun dari pekan lalu di posisi Rp 8.886,50 triliun.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menuturkan, IHSG bergejolak di pasar seiring kekhawatiran potensi resesi. Selain itu, sentimen lainnya yang bayangi pasar dari sentimen global yaitu inflasi, kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau the Fed lebih cepat, resesi, dan krisis pasokan global.
"Suku bunga naik untuk jaga inflasi dan jumlah uang beredar. Namun, pasokan global apakah bisa penuhi permintaan sehingga diperkirakan harga akan labil dan berada di atas," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu, 9 Juli 2022.
Ia menambahkan, berdasarkan laporan Bloomberg, potensi resesi mencapai 38 persen dan semakin naik. Diperkirakan potensi resesi terjadi awal 2023. Dengan perlambatan ekonomi dan inflasi tinggi, menurut Nico membuat minat investasi turun. Sentimen kenaikan suku bunga the Fed juga berpotensi dorong resesi sehingga akan berdampak terhadap kinerja perusahaan.
"Pendapatan perusahaan akan turun diproyeksikan kuartal II dan kuartal III. Pendapatan perusahaan turun 5-10 persen, jadi dicemaskan pasar,” kata dia.
Rata-Rata Transaksi Harian Bursa Merosot
Namun, Nico menilai, sentimen positif berasal dari pemulihan ekonomi China. Ini ditunjukkan dari data PMI yang berangsur-angsur pulih. "Kontribusi China sepertiga dari pasokan global, jadi ini poin positif,” kata dia.
Dari dalam negeri, Nico menuturkan, pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pengaruhi IHSG. Rupiah tembus 15.000 per dolar AS, menurut Nico merupakan hal wajar lantaran Bank Indonesia (BI) tidak menaikkan suku bunga. Hal itu berpotensi membuat aliran dana asing keluar.
Nico menilai, BI memilih untuk memulihkan stabilitas ekonomi dalam negeri sehingga pertahankan suku bunga acuan. Hal itu berdampak terhadap pelemahan rupiah. "BI tidak dapat menyenangkan semua pihak. Memang ada harga yang dibayar (yaitu-red) pelemahan rupiah. BI memilih pemulihan stabilitas ekonomi," ujar dia.
Di sisi lain, data PMI Indonesia, menurut Nico masih berada di batas 50 yang berarti ada ekspansi turut bayangi IHSG.
Selain IHSG dan kapitalisasi pasar yang merosot, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa susut 7,89 persen menjadi 1.039.217 transaksi dari 1.128.267 transaksi pada penutupan pekan lalu. Rata-rata volume transaksi bursa juga melemah 7,36 persen menjadi 17,60 miliar saham dari 19 miliar saham pada pekan lalu.
Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa merosot 10,95 persen menjadi Rp 10,83 triliun dari Rp 12,16 triliun pada pekan sebelumnya.
Adapun pada pekan ini, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 2,53 triliun. Investor asing membukukan nilai beli bersih Rp 119,91 miliar pada Jumat, 8 Juli 2022. Sepanjang 2022, investor asing membukukan beli bersih Rp 58,53 triliun.
Advertisement