Sukses

Rupiah Melemah, Margin Panca Mitra Multiperdana Makin Tebal

PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) menyatakan rupiah melemah terhadap dolar AS berdampak terhadap kenaikan margin perseroan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) prediksi terdapat koreksi pada harga jual rata-rata atau Average Selling Price (ASP).

"Jadi, tapi memang ASP nya ke depan masih turun, mungkin untuk value added turunnya tidak  terlalu banyak maksimal 3-4 persen, kalau yang item komoditas bisa 10-15 persen. Tahun ini mungkin ada koreksi di harga ASP, saya yakin,” kata Direktur Utama PT Panca Mitra Multiperdana Tbk, Martinus Soesilo dalam paparan publik virtual, Senin (11/7/2022).

Dia mengatakan, ASP perseroan sudah pass on pada 2022 serta kontrak-kontraknya memiliki harga baru secara keseluruhan.

"ASP kita sudah pass on ya tahun ini kontrak-kontrak kami harganya sudah baru semua, ketika kita kontrak baru harganya turun, tiba-tiba market koreksi saya cukup senang," ungkapnya.

Ia menambahkan, kondisi rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat juga membuat margin perseroan menjadi semakin tebal. "Tambahan lagi dengan kurs rupiah yang belakangan melemah, itu untuk margin kita jadi makin tebal sebenernya,” ujar dia.

Martinus menambahkan, rupiah yang tertekan juga menjadi lindung nilai alami buat perseroan. Hal ini mengingat pendapatan perseroan dalam dolar Amerika Serikat. Selain itu, beban bunga turun seiring rebalancing portofolio. “Saya rasa tahun ini beban bunga turun, rebalancing portofolio. Kuartal dua, BCA masuk,” kata dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Panca Mitra Multiperdana Absen Tebar Dividen 2021, Ini Alasannya

Sebelumnya, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) absen bagi dividen untuk tahun buku 2021. PT Panca Mitra Multiperdana Tbk mengalokasikan laba tahun berjalan sepanjang periode 2021 untuk ekspansi.

Sekretaris Perusahaan Panca Mitra Multiperdana, Christian Jonathan Sutanto mengungkapkan, perseroan tidak membagikan dividen karena ada pertimbangan ekspansi usaha pada 2022 dan 2023. 

Christian mengatakan, kebutuhan biaya untuk pembuatan pabrik baru mencapai USD 20 juta atau sekitar Rp 299  miliar (asumsi kurs Rp14.978 per dolar Amerika Serikat). 

"Kita targetkan di akhir tahun 2022 atau awal 2023 untuk membiayai pabrik ke 9, kebutuhannya sekitar USD 20 juta, sekitar USD 15 juta untuk pembangunan pabrik ke-9 sisanya modal kerja,” kata Christian dalam paparan publik Panca Mitra Multiperdana, Senin (11/7/2022).

Secara kapasitas, pabrik baru ini akan lebih besar. Pabrik ke-9 akan dibangun di Situbondo, Jawa Timur dan fokus untuk produk olahan bernilai tambah. 

Tak hanya itu, perseroan juga berencana untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 784 juta saham dengan nilai nominal Rp100 dalam rangka penambahan modal melalui penawaran umum terbatas (PUT) atau rights issue.

Sementara itu, Panca Mitra Multiperdana mencatatkan penjualan bersih sebanyak USD 176 juta atau Rp 2,63 triliun pada 2021. Kemudian, perseroan juga mencatatkan laba tahun berjalan sebesar USD 9,3 juta atau Rp 139 miliar pada 2021.

3 dari 4 halaman

Panca Mitra Multiperdana Kaji Pembangunan Pabrik ke-9

Sebelumnya, pabrik ke-8 milik PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) yang berlokasi di Situbondo, Jawa Timur, resmi beroperasi secara komersial sejak September 2021. Namun, pada Desember 2021 pabrik tersebut baru dapat beroperasi sepenuhnya.

"Pabrik ke-8 sendiri, Desember kemarin kita in term of value added kita break record hi untuk jumlah container ship 70 out of 130 container ship. Yang 70-yna itu value added. Jadi ada 50 persen lebih gara-gara ada pabrik yang ke-8,” ujar Direktur Utama Panca Mitra Multiperdana, Martinus Soesilo dalam webinar Samuel Sekuritas, Selasa, 11 Januari 2022.

Sebelumnya, Martinus mengatakan pabrik ke-8 tersebut fokus pada varian produk value added, khususnya Breaded Shrimp dan Pre-Fried Breaded Shrimp. Produk tersebut memiliki marjin lebih baik dibandingkan produk komoditas seperti Raw Shrimp.

Sehingga akan memperbaiki struktur profitabilitas Perseroan. Produk-produk tersebut akan diekspor ke Amerika Serikat dan Jepang. Pada 2022, pabrik ke-8 ini diharapkan dapat berkontribusi pada penjualan hingga 15 persen.

"Kontribusinya untuk sales di 2022 mungkin di kisaran 13-15 persen,” kata Martinus.

Seiring dengan permintaan yang terus meningkat, Martinus mengatakan tidak menutup kemungkinan Perseroan akan kembali membangun pabrik ke-9.

"Kalau demand-nya naik, kami masih observing di market. Kita Masih tektok dengan beberapa customer, ada produk-produk baru yang sementara kami enggak bisa absorb karena pabriknya sudah enggak cukup. Jadi pabrik ke-9 underconsideration,” pungkasnya.

4 dari 4 halaman

Rights Issue, Panca Mitra Multiperdana Bakal Lepas 784 Juta Saham

Sebelumnya, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMO), emiten bergerak di industri pengolahan udang, pembekuan udang dan perdagangan akan menambah modal dengan mekanisme hak memesan efektif terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

PT Panca Mitra Multiperdana Tbk akan menerbitkan saham maksimal 784 juta saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah saham itu setara 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Demikian mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa, 7 Juni 2022.

Rencana pemakaian dana rights issue ini antara lain untuk belanja modal Panca Mitra Multiperdana berupa pembangunan konstruksi pabrik baru ke sembilan, pembelian mesin beserta fasilitas penunjangnya untuk meningkatkan produksi value-added shrimp.

Sisa dana rights issue akan dipakai untuk modal kerja perseroan digunakan untuk pembelian bahan baku udang dan bahan baku pelengkap untuk kegiatan operasional dan produksi perseroan.

Perseroan menyatakan melalui pembangunan pabrik perseroan bertujuan menambah kapasitas produksi produk value added shrim. Perseroan menilai hal tersebut berkontribusi positif terhadap kinerja keuangan perseroan.

Adapun untuk harga pelaksanaan rencana rights issue akan ditetapkan dan diumumkan kemudian pada prospektus rencana rights issue. Hal dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk ketentuan di bidang pasar modal.

Untuk melakukan aksi korporasi ini, perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).