Liputan6.com, Jakarta - PT United Tractors Tbk (UNTR) menyiapkan anggaran Rp 5 triliun untuk buyback saham atau pembelian kembali saham secara bertahap. Lalu bagaimana dampak buyback tersebut terhadap saham UNTR?
Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis mengatakan, dampak buyback atau pembelian kembali akan membuat harga saham PT United Tractors Tbk (UNTR) menjadi stabil dengan kondisi penurunan saat ini.
Baca Juga
"Dampak dari buyback saham ini dapat menstabilkan harga saham UNTR yang saat ini sedang mengalami penurunan, dan bisa memberikan fleksibilitas untuk mengelola dana perseroan dalam jangka panjang.
Advertisement
Selain itu, pembelian kembali saham juga dapat meningkatkan rasio keuangan seperti earning per share (EPS). Bukan hanya terhadap emiten UNTR, tetapi emiten lainnya yang melakukan buyback seperti PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN).
Abdul juga menegaskan, bagi emiten yang buybackakan berdampak pada rasio keuangan seperti ROE ataupun memang tujuannya untuk mengurangi saham yang beredar di publik sehingga harga saham lebih mudah untuk naik.
Kemudian, strategi saham untuk emiten yang melakukan pembelian kembali perlu melihat tujuan perusahaan dalam melakukan hal tersebut.
"Lihat tujuan perusahaan melakukan buyback, serta perhatikan apakah sahamnya sudah undervalue atau belum jika memang undervalue memungkinkan saham dapat naik,” kata Abdul.
Sejalan dengan Abdul, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya mengatakan, pembelian kembali yang dilakukan United Tractors merupakan langkah yang baik bagi emiten.
"Buyback yang dilakukan UNTR bagus artinya emiten optimis dengan masa depannya dan juga baik untuk mengelola modal jangka panjang nya,” ungkapnya.
Untuk strategi saham UNTR, “rekomendasi buy target 29,600,”.
Tak hanya bagi UNTR, pembelian kembali juga dinilai berdampak baik untuk permodalan jangka panjang bagi emiten yang melakukan pembelian kembali saham.
Sementara itu, Head of Research Aldiracita Sekuritas Agus Pramono mengungkapkan, pembelian kembali secara umum jika menaikkan EPS, berdampak baik. Namun, secara bisnis tidak ada dampaknya.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Buyback Saham, United Tractors Siapkan Rp 5 Triliun
Sebelumnya, PT United Tractors Tbk (UNTR) akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham sebesar Rp 5 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (!3/7/2022), PT United Tractors Tbk akan buyback saham secara bertahap untuk periode tiga bulan mulai 13 Juli-12 Oktober 2022.
Buyback saham akan dilakukan melalui BEI. Jumlah saham buyback tersebut tidak akan melebihi 20 persen dari modal disetor dan paling sedikit saham yang beredar 7,5 persen dari modal disetor perseroan sesuai ketentuan POJK 2/2013 dan SEOJK 3/2020.
“Biaya pembelian kembali saham akan menggunakan kas internal perseroan yang direncanakan sebanyak-banyaknya Rp 5 triliun. Biaya tersebut tidak termasuk biaya lainnya seperti komisi pedagang perantara serta biaya lain berkaitan dengan pembelian kembali saham,” tulis perseroan.
Manajemen PT United Tractors Tbk menyatakan, aksi buyback itu akan membuat aset dan ekuitas turun dengan perkiraan maksimal Rp 5 triliun.
Namun, perseroan yakin pelaksanaan transaksi pembelian kembali saham itu tidak berdampak negatif material terhadap kegiatan usaha perseroan. Hal ini mengingat perseroan punya modal kerja dan arus kas cukup untuk membiayai buyback saham bersamaan dengan kegiatan usaha perseroan.
“Pembelian kembali saham akan dilakukan dengan harga yang dianggap baik dan wajar oleh perseroan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku,” tulis perseroan.
Advertisement
Harapan Perseroan
Perseroan berharap aksi buyback ini dapat menstabilkan harga saham perseroan dalam kondisi pasar yang fluktuatif, selain memberikan keyakinan kepada investor atas nilai saham perseroan secara fundamental.
"Pembelian kembali saham juga memberikan fleksibilitas bagi perseroan dalam mengelola modal jangka panjang. Di mana saham treasuri dapat dijual di masa yang akan datang dengan nilai yang optimal jika perseroan memerlukan penambahan modal,” tulis perseroan.
Setelah berakhirnya periode buyback saham, Perseroan akan melakukan pengalihan atas saham hasil Pembelian Kembali Saham dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku khususnya POJK 2/2013.
Pada penutupan perdagangan Selasa, 12 Juli 2022, saham UNTR melemah 1,1 persen ke posisi Rp 26.925 per saham. UNTR berada di level tertinggi Rp 27.750 dan terendah Rp 26.775 per saham. Total volume perdagangan 2.470.673 saham. Nilai transaksi Rp 67,4 miliar dan total frekuensi perdagangan 3.808 kali.
Belanja Modal 2022
Sebelumnya, PT United Tractors Tbk (UNTR) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) jumbo untuk tahun ini. PT United Tractors Tbk berencana mengalokasikan belanja modal hingga USD 800 juta atau setara Rp 11,49 triliun (kurs Rp 14.362 per USD).
Belanja modal itu naik sekitar empat kali lipat dibandingkan belanja modal tahun lalu sekitar USD 190 juta.
"Target capex kita tahun ini memang mengalami kenaikan yang cukup besar. Tahun lalu spending sekitar USD 190 juta, dan yang kita cadangkan untuk tahun ini adalah sekitar USD 750-800 juta,” ungkap Chief Financial Officer PT United Tractors Tbk, Iwan Hadiantoro dalam konferensi pers perseroan, Jumat, 8 April 2022.
Iwan menjabarkan, belanja modal tersebut sebagian besar akan dialokasikan untuk mendukung bisnis mining perseroan sekitar USD 570 juta. Kemudian untuk tambang emas akan dialokasikan sekitar USD 177, dan sisanya akan dibagi rata untuk bisnis-bisnis lainnya.
Pada 2021 perseroan mencatatkan laba bersih senilai Rp 10,28 triliun sepanjang 2021. Realisasi ini naik 71,2 persen dari laba bersih yang dibukukan pada 2020 sebesar Rp 6 triliun.
Raihan itu berasal dari kenaikan pendapatan sebesar 32 persen menjadi Rp 79,5 triliun pada 2021 dari Rp 60,3 triliun pada tahun sebelumnya. Dari sisi segmennya, usaha kontraktor penambangan memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan UNTR, yaitu 42 persen.
Disusul segmen mesin konstruksi berkontribusi 29 persen terhadap pendapatan. Segmen lain seperti pertambangan batu bara, pertambangan emas, dan industri konstruksi masing-masing memberikan kontribusi sebesar 17 persen, 10 persen, dan 2 persen terhadap pendapatan.
Advertisement