Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah menghijau pada sesi pertama perdagangan, Jumat (15/7/2022). IHSG menguat setelah rilis data neraca perdagangan yang alami surplus pada semester I 2022.
Mengutip data RTI, pukul 11.02 WIB, IHSG naik tipis 0,05 persen ke posisi 6.693. Indeks LQ45 melemah tipis 0,13 persen ke posisi 947,37. Sebagian besar indeks acuan menguat dan melemah. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.716,95 dan terendah 6.658,47. Sebanyak 262 saham merosot sehingga menekan IHSG. 218 saham menguat dan 178 saham diam di tempat.
Baca Juga
Total frekuensi perdagangan 525.109 kali dengan volume perdagangan 9,7 miliar saham. Nilai transaksi Rp 6,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.921.
Advertisement
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat dan melemah. Indeks sektor saham IDXenergy melemah 1,94 persen dan pimpin koreksi. Diikuti indeks sektor saham IDXhealth susut 0,92 persen, indeks sektor saham IDXindustry tergelincir 0,83 persen, dan indeks sektor saham IDXnonsiklikal merosot 0,52 persen.
Sementara itu, indeks sektor saham IDXfinance melambung 1,7 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXtransportasi menguat 0,80 persen, indeks sektor saham IDXtechno menanjak 0,62 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal menguat 0,54 persen.
IHSG yang menguat ini setelah Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan total nilai ekspor Indonesia pada semester I 2022 lebih besar dari jumlah impor. Sehingga mencatat surplus neraca perdagangan sebesar USD 24,89 miliar di sepanjang semester I 2022.
"Selama semester I 2022 surplus neraca perdagangan mencapai USD 24,89 miliar, naik sebesar 110,22 persen kalau dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ujar Kepala BPS Margo Yuwono, Jumat, 15 Juli 2022.
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kontribusi Surplus
Margo mengatakan, capaian ini diperoleh berkat sejumlah komoditas ekspor andalan, seperti batu bara, bauksit, nikel, hingga minyak kelapa sawit.
Surplus neraca perdagangan ini pun dipercaya dapat menopang pertumbuhan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global akibat konflik geopolitik Rusia-Ukraina, yang menyebabkan sejumlah negara melakukan restriksi ekspor.
"Ini akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi," imbuh Margo.
Secara bulanan, surplus neraca perdagangan sendiri telah berlangsung selama 26 bulan berturut-turut. Per Juni 2022, neraca perdagangan surplus USD 5,09 miliar.
"Kalau dilihat dari trennya, surplus di bulan Juni ini merupakan surplus 26 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," ujar Margo.
Dilihat berdasarkan sektor, non migas tercatat surplus USD 7,23 miliar pada Juni 2022. Itu disumbangkan oleh komoditas bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15), serta besi dan baja (HS 72).
Sedangkan neraca perdagangan di sektor migas justru defisit USD 2,14 miliar.
"Sementara untuk migas kita masih defisit di bulan Juni ini sebesar USD 2,14 miliar. Itu komoditasnya adalah minyak mentah dan hasil minyak," terang Margo.
Advertisement
Pembukaan IHSG Jumat 15 Juli 2022
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan Jumat pagi (15/7/2022). Indeks sektor saham IDXbasic memimpin koreksi di antara sektor saham lainnya.
Mengutip data RTI, pembukaan perdagangan, IHSG melemah empat poin ke posisi 6.686,55. Indeks LQ45 merosot 0,55 persen ke posisi 943,84. Sebagian besar indeks acuan kompak tertekan.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.691,48 dan terendah 6.658,47. Sebanyak 180 saham melemah dan 144 saham menguat. 217 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 68.233 kali dan volume perdagangan 1,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 1,6 triliun. Pada pukul 09.11 WIB, IHSG merosot 0,24 persen ke posisi 6.674.
Sebagian besar sektor saham tertekan dengan indeks sektor saham IDXbasic merosot 1,6 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXenergy melemah 0,88 persen, indeks sektor saham IDXindustry tergelincir 0,65 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal melemah 0,20 persen dan indeks sektor saham IDXinfrastruktur susut 0,21 persen.
Sementara itu, indeks sektor saham IDXtransportasi melonjak 0,60 persen, indeks sektor saham IDXfinance mendaki 0,63 persen, dan indeks sektor saham IDXsiklikal menguat 0,26 persen, indeks sektor saham IDXproperty menanjak 0,15 persen.