Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 359,03 miliar. Realisasi dividen itu setara 33,34 persen dividend payout ratio (DPR) dan 2,87 persen dividend yield per harga saham Rp 1.250.
"Sesuai hasil keputusan RUPS STAA. Kita sudah putuskan akan membayar 10 per saham lagi untuk dividen final,” ungkap Direktur PT Sumber Tani Agung Resources Tbk, Lim Chi Yin dalam paparan publik perseroan, Jumat (15/7/2022).
Baca Juga
Dividen yang akan dibagikan terdiri dari Rp 250 miliar yang sudah dibagikan sebagai dividen interim kepada para pemegang saham sebelum perusahaan melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO). Sisanya, sebesar Rp 109,03 miliar atau setara dengan Rp 10 per lembar saham yang dibagikan sebagai dividen tunai.
Advertisement
Direktur Utama STA Resources, Mosfly Ang mengatakan, perseroan berkomitmen akan membagikan dividen kepada para pemegang saham sesuai dengan komitmen saat perusahaan memutuskan untuk listing di BEI.
Saham STAA pertama kali resmi tercatat (listing) di papan perdagangan BEI pada 10 Maret 2022. Selain itu, perseroan juga berkomitmen untuk membagikan dividen sebesar 30 persen DPR di tahun mendatang.
"Setelah IPO, kami berencana membagikan dividen kas kepada pemegang saham di kisaran 30 persen dari laba bersih dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan kami dan tanpa mengurangi hak dari RUPS untuk menentukan lain sesuai dengan anggaran dasar perseroan," imbuh Mosfly.
Tahun lalu, perseroan berhasil membukukan penjualan neto sebesar Rp 5,88 triliun, naik 39,96 persen dari penjualan neto tahun sebelumnya sebesar Rp 4,20 triliun. Dari penjualan tersebut, perseroan mengantongi laba periode tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,08 triliun, meroket 162,72 persen dari Rp 410,03 miliar pada 2020.
Selain dibagikan sebagai dividen, sebesar Rp 218,07 miliar dari laba bersih 2021 akan dialokasikan untuk cadangan wajib perusahaan dan sisa dana yang belum ditentukan penggunaannya akan ditetapkan sebagai laba ditahan untuk menambah modal kerja perusahaan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sumber Tani Agung Resources Patok Harga Perdana Rp 600 per Saham
Sebelumnya, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk menetapkan harga saham perdana Rp 600 per saham dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Harga saham perdana yang ditetapkan tersebut berada di batas atas dari kisaran harga yang ditawarkan Rp 470-Rp 605 per saham.
Mengutip prospektus perseroan di laman e-ipo.co.id, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk menawarkan 877.072.000 saham ke publik dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah saham yang diterbitkan tersebut 8,06 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO.
PT Sumber Tani Agung Resources Tbk menetapkan harga perdana Rp 600 per saham. Dengan demikian, dana yang diperoleh dari IPO sebesar Rp 526,24 miliar.
Perseroan juga mengadakan program opsi pembelian saham kepada manajemen dan karyawan atau management and employee stock option program (MESOP) dengan jumlah 1,28 persen saham dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Jumlah saham yang ditetapkan dalam MESOP sebanyak 141.176.000 saham.
Apabila terjadi kelebihan pemesanan pada penjatahan terpusat, perseroan akan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 85.870.100 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah saham itu setara 0,78 persen dari modal ditempatkan dan disetor penih setelah IPO. Harga penawaran Rp 600 per saham. Jumlah keseluruhan IPO sebanyak-banyaknya 962.942.100 saham dengan nilai sebanyak-banyaknya Rp 577,76 miliar.
Advertisement
Dana IPO
Perseroan akan memakai dana hasil IPO ini antara untuk pembangunan industri hilir oleh PT Sumber Tani Agung Oils and Fats (STAOF) yang berlokasi di Lubuk Gaung, Kecamatan Sungai Sembilan, Dumai, Riau.
Selain itu, dana IPO akan digunakan untuk belanja modal antara lain sekitar 56 persen untuk pembangunan refinery dengan kapasitas 2.000 MT/CPO per hari, dan diperkirakan selesai Oktober 2023. Selanjutnya sekitar 22 persen untuk pembangunan fasilitas dermaga membutuhkan waktu 22 bulan yang diperkirakan selesai Oktober 2023.
Sekitar 22 persen akan digunakan untuk tangka timbun berkapasitas 35.000 MT tersebut membutuhkan waktu 22 bulan yang diperkirakan selesai Oktober 2023.
Perseroan telah menunjuk PT CIMB Niaga Sekuritas dan PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Sesudah IPO, pemegang saham perseroan antara lain PT Malibu Indah Lestari sebesar 36,78 persen, PT Kedaton Perkasa sebesar 28,94 persen, Russel Maminta Wijaya sebesar 13,26 persen. Selain itu, Gani sebesar 6,35 persen, Lele Tanjung sebesar 3,76 persen, Hardi Mistani sebesar 2,85 persen dan masyarakat sebesar 8,06 persen.
IPO Perseroan
Sebagai upaya mendukung program pemerintah di bidang hilirisasi, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) berencana mengembangkan usaha di bidang refinery. Untuk merealisasikan rencana itu, Sumber Tani Agung Resources akan menghimpun dana dari pasar modal melalui penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO).
Direktur Utama Sumber Tani Agung Resources, Mosfly Ang menuturkan, Perseroan akan menawarkan sebanyak banyaknya 877.072.000 saham dengan nilai nominal Rp 100. Jumlah itu mewakili sebanyak-banyaknya 8,06 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah IPO, dengan harga penawaran Rp 470-605 setiap saham.
Dengan demikian, perseroan berpotensi meraup dana hingga Rp 530,63 miliar. Adapun PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia dan PT CIMB Niaga Sekuritas akan bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi tersebut.
"Perseroan akan menggunakan seluruh dana dari Penawaran Umum Perdana Saham untuk belanja modal (capital expenditure) pembangunan industri hilir anak usaha yaitu PT Sumber Tani Agung Oils & Fats (STAOF) di atas lahan seluas 42,6 Ha,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (9/2/2022).
Secara rinci, sekitar 54 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk pembangunan refinery dengan kapasitas 2.000 MT CPO per hari.
Kemudian sekitar 23 persen akan digunakan untuk pembangunan fasilitas dermaga. Sisanya, sekitar 23 persen digunakan untuk tangki timbun dengan kapasitas 35.000 MT. Ketiga proyek tersebut akan digarap selama 22 bulan dan diperkirakan rampung pada Oktober 2023.
Advertisement