Liputan6.com, Jakarta - PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menyatakan pertumbuhan permintaan produk bahan bakar minyak (BBM) yang positif dan permintaan bahan kimia yang meningkat memperkuat kinerja perseroan hingga enam bulan pertama 2022.
Manajemen PT AKR Corporindo Tbk menyampaikan kinerja perseroan dalam perdagangan dan distribusi selama enam bulan pertama 2022 terus kuat didorong oleh pertumbuhan volume dan juga dengan mempertahankan atau meningkatkan margin absolut BBM dan kimia dasar yang didistribusikan oleh perseroan.
Baca Juga
Permintaan dari produk BBM antara lain solar, fuel oil meningkat dengan kondisi positif di semua sektor. Manajemen perseroan memperkirakan volume BBM yang dijual pada enam bulan pertama 2022 mencapai target.
Advertisement
"Kemudian dengan pengelolaan risiko harga, risiko valas, serta peningkatan pengendalian dan efisiensi biaya yang efektif, kami memperkirakan margin laba bruto enam bulan pertama 2022 akan lebih tinggi dari yang dianggarkan,” demikian mengutip dari keterangan tertulis perseroan, ditulis Jumat (15/7/2022).
Perseroan juga menyebutkan menghasilkan arus kas yang sehat selama enam bulan pertama dengan penagihan yang lebih baik, pengelolaan modal kerja yang efektif dan kebutuhan belanja modal yang moderat.
Perseroan memperkirakan jumlah margin laba bruto absolut bahan kimia dasar akan meningkat secara signifikan. Pada 2021, harga bahan kimia telah meningkat signifikan dan kenaikan harga antara 60 persen-70 persen selama semester I 2022 dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, perseroan melihat permintaan bahan kimia dasar meningkat sementara pasokan bahan kimia dari dalam negeri dan impor dipengaruhi oleh gangguan rantai pasokan dan kekurangan pasokan yang mendorong average sales price (ASP).
“Kami melihat permintaan bahan kimia dasar utama yang lebih tinggi ke berbagai perusahaan manufaktur termasuk tekstil, rayon, alumina, sabun, MSG dan industri lainnya, permintaan caustic soda adalah salah satu bahan kimia utama yang tercatat meningkat seiring permintaan yang lebih tinggi rayon, smelter dan sektor lainnya,”
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dampak Harga Komoditas
Selain itu, manajemen mengatakan harga komoditas yang lebih tinggi untuk bahan bakar minyak (BBM) dan kimia dasar seiring dengan permintaan lebih tinggi akan hasilkan pendapatan penjualan.
"Tetapi seperti yang dijelaskan di atas model bisnis AKRA untuk bahan kimia dasar sebagian besar berdasarkan komisi, ASP yang lebih tinggi memberikan dampak positif karena margin laba bruto absolut secara proporsional lebih tinggi,” tulis perseroan.
Manajemen AKR Corporindo menyatakan tidak mengambil posisi pasar pergerakan harga. "Harga bahan yang ditetapkan dengan pelanggan telah disepakati sebelumnya antara prinsiap, AKRA dan pelanggan,” tulis perseroan.
Perseroan menyatakan, dalam pasokan BBM ke pelanggan industri, fluktuasi harga di pasar internasional selalu diteruskan ke pelanggan dengan penetapan harga berbasis formula yang secara langsung terkait dengan benchmark MOPS internasional sehingga tidak ada risiko kehilangan dan keuntungan dari persediaan.
"AKRA juga selalu mengikuti zero net open position yang disiplin dan tidak berspekulasi tentang harga minyak,” tulis perseroan.
Advertisement
Dirut AKR Corporindo Lanjutkan Koleksi Saham AKRA
Sebelumnya, manajemen PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) kembali menambah kepemilikan atas saham perseroan. Direktur Utama PT AKR Corporindo Tbk, Haryanto Adikoesoemo kembali membeli saham perseroan pada 12 Juli 2022.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (15/7/2022), Haryanto membeli 200.000 lembar saham AKRA dengan harga pembelian rata-rata Rp 1.065 per saham. Sehingga total transaksi yakni sebesar Rp 213 juta.
Usai transaksi, kepemilikan Haryanto bertambah menjadi 151.008.600 lembar dari sebelumnya 150.808.600 lembar. Adapun transaksi ini dimaksudkan sebagai investasi dengan kepemilikan langsung.
Belum lama ini, Haryanto juga melakukan pembelian saham AKRA senilai Rp 1,2 miliar. Transaksi dilakukan pada 4 Juli 2022 dengan harga pembelian rata-rata Rp 912,85 per saham. Usai transaksi, saat itu Haryanto genggam 150.808.600 lembar saham AKRA, dari sebelumnya 149.497.500 lembar.
Pada perdagangan Rabu, 14 Juli 2022, AKRA ditutup naik turun 10 poin atau 0,95 persen ke posisi 1.040. Saham AKRA diperdagangkan pada rentang 1.010—1.050.
Sepanjang kuartal I 2022, perseroan mencatatkan total pendapatan Rp 10,13 triliun. Naik sekitar dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,11 triliun.
Dari raihan itu, perseroan berhasil membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 427,98 miliar. Naik dibanding kuartal I 2021 sebesar Rp 305,31 miliar.
Pada perdagangan Jumat, 15 Juli 2022 pukul 10.20 WIB, saham AKRA melemah 0,96 persen ke posisi Rp 1.030 per saham. Saham AKRA berada di level tertinggi Rp 1.050 dan terendah Rp 1.030 per saham. Total frekuensi perdagangan 905 kali dengan volume perdagangan 159.713. Nilai transaksi Rp 16,8 miliar.
AKR Corporindo Bidik Laba Bersih Naik hingga 35 Persen pada 2022
Sebelumnya, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menargetkan pertumbuhan laba hingga 35 persen pada 2022. Besaran tersebut setara Rp 1,5 triliun.
Presiden Direktur PT AKR Corporindo Tbk, Haryanto Adikoesoemo cukup optimistis dengan prospek perseroan pada 2022. Hal itu didukung raihan hingga kuartal I 2022, AKR Corporindo mampu membukukan laba bersih yang naik 40 persen yoy menjadi Rp 428 miliar.
“Tahun ini prospek pertumbuhan kami bisa terefleksi di kuartal I , dan ke depan kami masih yakin untuk bisa tumbuh double digit karena posisi kompetitif yang kami miliki,” kata Haryanto dalam webinar Indonesia Investment Education, Sabtu, 14 Mei 2022.
Dalam perhitungannya, jika sampai akhir tahun ini target tersebut tercapai, perusahaan telah mencatatkan pertumbuhan laba 100 persen dalam 3 tahun terakhir. Pada 2018 tercatat laba bersih perseroan sebesar Rp 717 miliar.
Pada saat bersamaan, Direktur & Sekretaris Perusahaan AKR Corporindo, Suresh Vembu menerangkan target tahun ini telah mengalami penyesuaian, dari semula yang hanya ditargetkan tumbuh sekitar 17 persen atau Rp 1,3 triliun.
“Tahun ini kita mau naikkan lagi hingga Rp 1,5 triliun atau naik lebih dari 30 persen tahun ini,” kata dia.
Suresh memaparkan, keyakinan itu merujuk pada permintaan yang kuat dari sektor pertambangan, bersamaan dengan pemulihan ekonomi yang lebih luas. Serta prospek yang kuat untuk kuartal II 2022.
Selain itu, perseroan juga mencermati harga yang sangat menguntungkan dari minyak, bahan kimia dan komoditas. Tak ketinggalan, Suresh juga mencatat penjualan tanah yang signifikan pada pertengahan 2022.
Advertisement