Liputan6.com, Jakarta - Pasar modal Indonesia terus bertumbuh yang ditunjukkan dari tambahan jumlah investor. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor pasar modal menembus 9 juta SID.
Berdasarkan data KSEI, jumlah investor pasar modal menyentuh posisi 9,11 juta hingga Juni 2022. Investor pasar modal alami kenaikan 21,68 persen dari periode 2021 sebesar 7,48 juta.
Baca Juga
Selain pertumbuhan investor, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga turut mengembangkan klasifikasi baru atas sektor saham dan industri perusahaan tercatat antara lain sektor energi, barang baku, perindustrian, barang konsumen primer, dan barang konsumen nonprimer. Selain itu, sektor saham kesehatan, keuangan, properti dan real estate, teknologi, infrastruktur, transportasi dan logistik.
Advertisement
Di antara sektor saham ini terdapat saham-saham yang mungkin menjadi portofolio investor. Bagi Anda yang telah menjadi investor mungkin sudah tidak asing lagi mendengar istilah-istilah pasar modal, salah satunya saham defensif.
Bagi Anda yang jadi investor pemula mungkin saham defensif masih terasa asing. Kali ini trivia saham membahas singkat mengenai saham defensif.
Mengutip laman Investopedia, Minggu (17/7/2022),saham defensif merupakan saham yang memberikan dividen yang konsisten dan laba stabil terlepas dari kondisi pasar saham secara keseluruhan. Ada permintaan konstan untuk produk sehingga saham defensif cenderung lebih stabil selama berbagai fase siklus bisnis.
Investopedia menyebutkan, investor yang ingin melindungi portofolionya selama ekonomi melemah dan periode volatilitas tinggi dapat meningkatkan eksposur terhadap saham defensif.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sektor Saham yang Masuk Defensif
Untuk bursa saham global, saham-saham yang masuk saham defensif antara lain Procter and Gamble (P&G), Johnson and Johnson, Philip Morris International dan Coca-Cola.
Selain arus kas yang kuat, perusahaan-perusahaan ini memiliki operasi yang stabil dengan kemampuan untuk hadapi kondisi ekonomi yang melemah. Mereka juga membayar dividen, yang dapat memiliki efek bantalan harga saham selama koreksi pasar,” tulis Investopedia.
Pada saat masa sulit dan kondisi mulai goyah, mengapa ada seseorang ingin memiliki saham? Jawabannya cukup sederhana ketika ketakutan dan keserakahan sering kali dapat gerakkan pasar. Saham defensif pun mengakomodasi dengan tawarkan hasil dividen lebih tinggi dari suku bunga. Saham defensif juga dinilai kurangi ketakutan karena tidak berisiko seperti saham biasa.
“Investor juga perlu menyadari sebagian besar manajer investasi tidak punya pilihan lain selain memiliki saham. Jika mereka berpikir waktu akan lebih sulit dari biasanya, mereka akan bermigrasi ke saham defensif,” tulis Investopedia
Saham defensif juga dinilai cenderung berkinerja lebih baik ketimbang pasar yang lebih luas selama resesi. Namun, selama fase ekspansi, saham defensif cenderung tampil di bawah pasar itu disebabkan beta rendah dan risiko terkait pasar.
Sementara itu, mengutip instagram resmi @ajaib_investasi, yang masuk sektor saham defensif antara lain perbankan, kesehatan, bahan pokok, infrastruktur dalam hal ini telekomunikasi.
Advertisement
Keuntungan dan Kekurangan Saham Defensif
Keuntungan saham defensif
Investopedia menyebutkan saham defensif menawarkan manfaat utama dari keuntungan jangka panjang yang serupa dengan risiko lebih rendah dari pada saham lainnya.
Saham defensif secara kelompok memiliki rasio lebih tinggi dari pada pasar saham secara keseluruhan. Warren Buffett menjadi salah satu investor terbesar yang fokus pada saham defensif. Tidak perlu mengambil risiko berlebihan untuk mengalahkan pasar.
Kekurangan saham defensif
Pada sisi negatifnya, volatilitas yang rendah dari saham defensif sering menyebabkan keuntungan lebih kecil selama pasar bullish atau menguat.
Sayangnya banyak investor meninggalkan saham defensif karena frustasi dengan kinerja buruk pada akhir pasar bullish, ketika mereka benar-benar membutuhkannya. Setelah koreksi di pasar, investor terkadang terburu-buru ke saham defensif, meski sudah terlambat. Upaya ini dapat secara signifikan menurunkan tingkat pengembalian bagi investor.
Mengenal Empat Indeks Berbasis ESG
Sebelumnya, saat investasi di pasar modal Indonesia, istilah indeks saham mungkin tak asing lagi di dengar. Bursa Efek Indonesia (BEI) pun memiliki sejumlah indeks saham, dan tercatat ada 40 indeks saham.
Adapun indeks saham ini sebagai ukuran statistic yang mencerminkan keseluruhan pergerakan harga atas sekumpulan saham yang dipilih berdasarkan kriteria dan metodologi tertentu serta dievaluasi secara berkala.
Tujuan atau manfaat dari indeks saham ini untuk mengukur sentimen pasar, dijadikan produk investasi pasif seperti reksa dana indeks dan ETF indeks serta produk turunan, benchmark bagi portofolio aktif, proksi dalam mengukur dan membuat model pengembalian investasi atau return, risiko sistematis, dan kinerja yang disesuaikan dengan risiko serta proksi untuk kelas aset pada alokasi aset.
Mengutip Instagram resmi @cgscimbid, Minggu (3/7/2022), BEI menghadirkan indeks berbasis ESG untuk menjawab kebutuhan investor yang integrasikan aspek-aspek ESG di pasar modal Indonesia. Di dalamnya terdapat sederet saham emiten dengan performa ESG yang baik.
Berikut empat indeks berbasis ESG yang perlu diketahui antara lain:
1.Indeks ESG Leaders
Indeks ini mengukur kinerja harga dari saham-saham yang memiliki penilaian environmental, social dan governance (ESG) yang baik dan tidak terlibat pada kontroversi secara signifikan serta memiliki likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik. Penilaian ESG dan analisis kontroversi dilakukan oleh sustainalytics.
2.Indeks Sri-Kehati
Indeks yang mengukur kinerja harga saham dari 25 perusahaan tercatat yang memiliki kinerja yang baik dalam mendorong usaha-usaha berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan hidup, sosial dan tata kelola perusahaan yang baik atau disebut Suistainable and Responsible Investment (SRI). Indeks SRI-KEHATI diluncurkan dan dikelola bekerja sama dengan Yayasan keanekaragaman hayati Indonesia (Yayasan Kehati).
Advertisement
Indeks ESG
3.Indeks ESG Sector Leaders IDX Kehati
Indeks yang berisikan saham-saham dengan hasil penilaian kinerja ESG di atas rata-rata sektornya serta memiliki likuiditas yang baik. Klasifikasi industri mengacu kepada IDX Industrial Classification (IDX-IC).
ESG Sector Leaders IDX KEHATI diluncurkan dan dikelola berkerja sama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Yayasan KEHATI).
4.Indeks ESG Quality 45 IDX Kehati
Indeks yang berisikan 45 saham terbaik dari hasil penilaian kinerja ESG dan kualitas keuangan perusahaan serta memiliki likuiditas yang baik.
ESG Quality 45 IDX Kehati diluncurkan dan dikelola bekerja sama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Yayasan Kehati)