Sukses

Arwana Citramulia Kantongi Laba Bersih Rp 305,8 Miliar

PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) mencatat pertumbuhan penjualan dan laba bersih pada semester I 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) mengungkapkan kinerja perseroan sepanjang paruh pertama tahun ini. Pada periode tersebut, perseroan berhasil membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 305,8 miliar.

Naik 38,42 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 220,9 miliar. Raihan itu sejalan dengan penjualan bersih yang naik 8,92 persen menjadi Rp 1,36 triliun pada semester I 2022 dibanding Rp 1,25 triliun pada semester I 2021.

Sementara beban pokok penjualan relatif sama atau turun tipis menjadi Rp 805,08 miliar dibanding semester I 2021 sebesar Rp 805,86 miliar. Sehingga perseroan membukukan laba kotor Rp 552,994 miliar, naik 25,4 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 441,02 miliar.

Pada semester I 2022, beban penjualan tercatat sebesar Rp 110,94 miliar. Kemudian beban umum dan administrasi Rp 47,57 miliar, dan rugi selisih kurs Rp 3,27 miliar.

Pada saat bersamaan, perseroan mencatatkan laba penjualan aset tetap sebesar Rp 659,87 juta dan pendapatan lain-lain Rp 2,58 miliar. Sehingga laba usaha mengalami kenaikan 39,46 persen menjadi Rp 394,45 miliar dari Rp 282,84 miliar pada semester I 2021. Pendapatan keuangan tercatat sebesar Rp 5,76 miliar, sementara beban keuangan tercatat sebesar Rp 3,53 miliar.

Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan mencatatkan laba tahun berjalan pada semester I 2022 sebesar Rp 309,09 miliar, naik 38,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 223,34 miliar.

Dari sisi aset Arwana Citra Mulia hingga Juni 2022 turun tipis menjadi Rp 2,22 triliun dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 2,24 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 1,4 triliun dan aset tidak lancar Rp 820,74 miliar. Liabilitas hingga Juni 2022 naik menjadi Rp 663,44 miliar dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 670,35 miliar.

Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 594,9 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 68,54 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan akhir Juni 2022 turun menjadi Rp 1,55 triliun dibanding posisi akhir Desember sebesar Rp 1,57 triliun.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Tebar Dividen 2021

Sebelumnya, PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) akan membagikan dividen tunai tahun buku 2021 sebesar Rp 327,20 miliar.

Pembagian dividen tunai tahun buku 2021 tersebut telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Arwana Citramulia Tbk pada 8 Maret 2022. Pembagian dividen untuk tahun buku 2021 itu setara Rp 45 per saham.

Berikut jadwal pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2021:

-Cum dividen di pasar regular dan negosiasi pada 16 Maret 2022

-Ex dividen di pasar regular dan negosiasi pada 17 Maret 2022

-Recording date daftar pemegang saham yang berhak atas dividen pada 18 Maret 2022

-Cum dividen di pasar tunai pada 18 Maret 2022

-Ex dividen di pasar tunai pada 21 Maret 2022

-Pembayaran dividen pada 29 Maret 2022

Untuk tahun buku 2021, perseroan mencatat laba tahun berjalan yang diatribusikan pada pemilik entitas induk sebesar Rp 470,9 miliar. Naik 45,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 323,01 miliar.

Penjualan bersih perseroan naik 15,5 persen dari Rp 2,21 triliun pada 2020, menjadi Rp 2,55 triliun pada 2021. Margin laba bersih tumbuh dari 14,6 persen pada 2020 menjadi 18,4 persen pada 2021. Sementara rasio profitabilitas, ROE tumbuh dari 25 persen pada 2020 menjadi 30 persen pada 2021.

 

 

3 dari 4 halaman

Harga Gas

Sebelumnya, PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) telah menyiapkan sejumlah strategi untuk memitigasi lonjakan harga gas pada 2024. Hal itu seiring dengan selesainya penyesuaian harga gas untuk industri maksimal sebesar USD 6 per MMBTU yang berlaku sejak April 2020 dan akan berakhir pada Desember 2024.

"Kalau insentif ini dicabut di tahun 2024 tentunya ada efek karena gas kemungkinan akan kembali ke USD 9 per MMBTU. tetapi kami sudah coba mitigasi dari ancaman ini yang mungkin terjadi di tahun 2024," ujar  Chief Operation Officer (COO) Arwana Citramulia, Edy Suyanto dalam paparan publik, Selasa (8/3/2022).

Langkah mitigasi tersebut antara lain, yakni dengan melakukan penghematan gas sedini mungkin mulai beberapa tahun ini. Sehingga saat gas kembali pada harga normal, maka dampaknya bagi perseroan tidak terlalu berat.

"Sehingga efeknya bagi kami Nanti secara finansial mungkin hanya sekitar 10 persen dari sisi biaya gas,” kata Edy.

 

 

4 dari 4 halaman

Efisiensi Pemakaian Gas pada 2021

Dalam kesempatan yang sama, Chief Financial Officer (CFO) Arwana Citramulia Rudy Sujanto memaparkan, sepanjang 2021 terjadi efisiensi pemakaian gas sebesar 9 persen. Hal itu memberikan penghematan kurang lebih sebesar Rp 31 miliar.

"Penghematan Rp 30–31 miliar ini sebenarnya bukan dari selisih harga gas. Karena harga gas tahun 2021 dan harga gas tahun 2022 itu sama. Harga gas tahun 2020 mulai bulan April itu sudah UD 6 per MMBTU," kata dia.

"Jadi penghematan COGS yang Rp 31 miliar bukan karena selisih harga gas, tetapi di murni penghematan pemakaian gas," ia menambahkan.

Pada saat bersamaan, penurunan penggunaan gas diimbangi dengan perbaikan dari sisi utilisasi. Sehingga secara meter kubik gas yang dipakai untuk menghasilkan 1 meter persegi keramik turun hingga 9 persen di 2021.

"Dan tahun ini tahun 2022 kita tetap mencanangkan bahwa pemakaian gas kita ini akan turun lagi 6 persen,” tutur dia.