Sukses

Twitter Balas Upaya Elon Musk untuk Tunda Sidang Pengadilan

Twitter ingin pengadilan pada awal September, tetapi Elon Musk telah meminta pengadilan Delaware untuk menolak permintaannya.

Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk dan Twitter terus berdebat pada Senin, 18 Juli 2022. Perusahaan media sosial itu mengecam permintaan CEO Tesla Elon Musk untuk jadwal pengadilan yang lebih lambat.

Musk mencoba untuk menghentikan kesepakatan yang sebelumnya dia buat untuk membeli Twitter dan menjadikannya pribadi seharga USD 54,20 per saham, atau sekitar USD 44 miliar atau sekitar Rp 658 triliun.

Musk telah berulang kali menuduh Twitter berbohong tentang jumlah akun bot dan spam di platformnya. Twitter telah membantah klaim tersebut dan menuntut Musk untuk menyelesaikan kesepakatan.

Twitter ingin pengadilan pada awal September, tetapi Musk telah meminta pengadilan Delaware untuk menolak permintaannya untuk persidangan yang dipercepat dan menargetkan tahun depan. 

Sementara itu, Musk membutuhkan waktu, menurut pengacaranya, untuk melakukan sejumlah besar penemuan tentang apakah perusahaan telah salah mengartikan jumlah akun spam dan bot di platformnya.

Dalam pengajuan Senin, Twitter menuduh Musk menggunakan taktik penundaan untuk merugikan perusahaan di pengadilan opini publik.

"Tanggal persidangan sedini mungkin sangat penting," tulis pengacara perusahaan, dikutip dari CNBC, Selasa (19/7/2022). 

"Perselisihan yang sangat publik ini merugikan Twitter setiap hari Musk melakukan pelanggaran. Musk memperkuat kerugian ini dengan menggunakan platform Perusahaan sendiri sebagai megafon untuk meremehkannya,” katanya.

Pengacara Twitter mencatat dalam pengajuan mereka, "Jutaan saham Twitter diperdagangkan setiap hari di bawah awan keraguan yang diciptakan Musk. Tidak ada perusahaan publik dengan ukuran dan skala ini yang harus menanggung ketidakpastian ini,”.

Kanselir yang ditugaskan untuk menangani kasus ini, Kathaleen St. J. McCormick, pada Senin memberi tahu para pihak dia kena COVID-19. Alih-alih menunda sidang soal jadwal sidang, dia mengatakan akan menggelar sidang melalui telekonferensi (menggunakan Zoom) pada Selasa, 19 Juli 2022.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Dewan Twitter Desak Pemegang Saham Restui Penjualan ke Elon Musk

Sebelumnya, dewan direksi Twitter mengatakan kepada pemegang saham jika mereka menyetujui penjualan kepada Elon Musk senilai USD 44 miliar atau sekitar Rp 659 triliun. Ini dinilai adalah langkah terakhir untuk memenuhi perjanjian merger.

“Penerapan perjanjian merger oleh pemegang saham kami adalah satu-satunya persetujuan yang tersisa atau kondisi peraturan untuk menyelesaikan merger berdasarkan perjanjian merger, dan merupakan langkah penting dan wajib bagi pemegang saham kami untuk menerima pertimbangan merger,” kata Twitter dalam pengarsipan proxy yang diperbarui dengan SEC, dikutip dari CNBC, Sabtu, 16 Juli 2022.

Bahkan, Twitter mengundang pemegang saham untuk menghadiri pertemuan khusus pada tanggal yang tidak ditentukan untuk memberikan suara pada proposal untuk mengadopsi rencana akuisisi awal dari akhir April.

Perusahaan mengatakan bahwa selain membutuhkan persetujuan pemegang saham, penutupan kesepakatan tunduk pada litigasi yang sedang berlangsung.

Pengarsipan yang diperbarui memberikan sejarah singkat pertikaian hukum antara Musk dan Twitter selama seminggu terakhir.

Pada 8 Juli, Musk mengatakan dia mengakhiri kesepakatan, setelah mengklaim bahwa Twitter gagal memberikan data yang diminta tentang bot dan seberapa menonjolnya mereka di platform. 

Beberapa hari kemudian, Twitter menanggapi dengan menggugat Musk dalam upaya untuk menegakkan perjanjian merger.

Saham Twitter turun drastis dalam beberapa pekan terakhir sejak Musk mulai menunjukkan bahwa dia tidak berkomitmen pada perjanjian tersebut.

Saham ditutup pada Jumat berada di USD 37,74 atau sekitar Rp 565.962 , 30 persen di bawah harga kesepakatan yang disepakati USD 54,20 atau Rp 812.802.

3 dari 3 halaman

Elon Musk Minta Pengadilan Tolak Keinginan Twitter Mempercepat Persidangan

Miliarder Elon Musk mengaku membutuhkan waktu perihal mempersiapkan persidangan terkait penarikan kontroversialnya dari perjanjian untuk membeli Twitter seharga USD 44 miliar atau sekitar Rp 659 triliun.

Ini terungkap dari pengajuan di pengadilan kanselir Delaware oleh pengacara orang terkaya di dunia tersebut, kemarin.

Dilansir dari CNBC, Sabtu (16/7/2022), tim Musk mengatakan persidangan harus menunggu sampai tahun depan, setelah Twitter meminta persidangan dipercepat pada awal September ini.

Dalam pengajuan mereka, penentangan terhadap mosi yang diajukan sebelumnya oleh Twitter, pengacara Musk menuduh perusahaan membuat permintaan tiba-tiba setelah dua bulan berada dalam kebingungan. Ini dikatakan merupakan taktik terbaru Twitter untuk menutupi kebenaran tentang akun spam.

Sidang yang dipercepat, kata pihak Musk, akan menjadi taktik yang tidak adil dan cara untuk menutupi sejauh mana masalah platform dengan akun palsu.

Awal pekan ini, Twitter menggugat Musk, menuduh CEO Tesla melakukan upaya itikad buruk untuk mundur dari kesepakatan pemberlian media sosial tersebut.

Pengacara Musk mengatakan, akan menjadi prestasi luar biasa untuk mencoba kasus kesepakatan yang rumit bahkan dalam lima hingga enam bulan.

Mereka mengatakan akan mengadakan persidangan pada Februari 2023 akan menyeimbangkan kepentingan para pihak dan Pengadilan.

Twitter sedang mencari sidang dalam waktu sekitar 60 hari.

Sementara itu, Twitter menolak berkomentar tentang masalah ini. Musk juga tidak menanggapi permintaan komentar.