Liputan6.com, Jakarta - PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) berencana melakukan stock split atau pemecahan nilai nominal saham 1:20. Namun, rencana stock split belum dapat disepakati pemegang saham lantaran belum memperoleh persetujuan prinsip dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Mengenai rencana stock split belum diambil keputusan karena perseroan belum memperoleh persetujuan prinsip dari bursa sebagaimana disyaratkan. Rencana ini akan diusulkan kembali pada RUPSLB berikutnya," kata Direktur MNC Digital Entertainment Tbk, Ella Kartika dalam paparan publik perseroan, Selasa (19/7/2022).
Baca Juga
Manajemen perseroan menilai stock split 1:20 tepat dilakukan untuk meningkatkan likuiditas saham, mendukung pertumbuhan pasar modal dan mengurangi hambatan masuk. Sehingga lebih menarik bagi investor publik untuk mendapat peluang berpartisipasi dalam pertumbuhan salah satu grup konten dan hiburan digital terbesar dan paling terintegrasi di Asia Tenggara.
Advertisement
Sebelumnya, Direktur Utama MSIN dan Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo menuturkan, didukung dengan hasil kinerja keuangan MSIN pada kuartal I 2022 dan tingkat pertumbuhan yang kuat setelah konsolidasi konten dan digital, minat yang kuat dari investor terus berlanjut, menjadikannya saham MSIN menjadi salah satu saham yang paling diminati di BEI.
"Dengan melakukan stock split, perseroan mengharapkan hal ini dapat lebih mendorong likuiditas, jangkauan, dan akses ke investor ritel yang ingin mengambil bagian dalam ambisi digital dan perjalanan pertumbuhan kami,” ujar Hary.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
MSIN Bakal Stock Split 1:20, Ini Alasannya
Sebelumnya, PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) akan melakukan stock split atau pemecahan nilai nominal saham 1:20.
PT MNC Digital Entertainment Tbk akan meminta persetujuan pemegang saham untuk stock split pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Perseroan menyatakan karena tingginya minat investor ritel yang ditandai dengan lonjakan harga saham baru-baru ini sebagai akibat dari konsolidasi aset digital MNC Media ke dalam MSIN.
Selain itu, saham yang diperdagangkan pada harga lebih rendah dapat memberikan daya tarik pada saham MSIN seiring di pertumbuhan investor ritel di Indonesia. Harga saham MSIN ditutup di posisi Rp 4.990 pada 24 Juni 2022. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (28/6/2022).
Oleh sebab itu, manajemen perseroan menilai stock split 1:20 tepat dilakukan untuk meningkatkan likuiditas saham, mendukung pertumbuhan pasar modal dan mengurangi hambatan masuk, sehingga lebih menarik bagi investor publik untuk mendapat peluang berpartisipasi dalam pertumbuhan salah satu grup konten dan hiburan digital terbesar dan paling terintegrasi di Asia Tenggara.
Rencana stock split tersebut akan dilaksanakan dengan mengikuti ketentuan anggaran dasar Perseroan, dengan persetujuan pemegang saham dan tunduk pada peraturan perundangundangan yang berlaku di BEI.
Advertisement
Bakal Dorong Likuiditas
Direktur Utama MSIN dan Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo menuturkan, didukung dengan hasil kinerja keuangan MSIN pada kuartal I 2022 dan tingkat pertumbuhan yang kuat setelah konsolidasi konten dan digital, minat yang kuat dari investor terus berlanjut, menjadikannya saham MSIN menjadi salah satu saham yang paling diminati di BEI.
“Dengan melakukan stock split, perseroan mengharapkan hal ini dapat lebih mendorong likuiditas, jangkauan, dan akses ke investor ritel yang ingin mengambil bagian dalam ambisi digital dan perjalanan pertumbuhan kami,” ujar Hary.
MSIN adalah anak perusahaan dari PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), dengan operasi utamanya terdiri dari produksi, pengembangan, dan distribusi konten dan IP terbaik dalam berbagai format bagi semua platform distribusi media.
Di bidang konten dan IP, Perseroan memimpin industri hiburan Indonesia dengan output produksi dan kinerja terbaik. Selain kedua hal tersebut, Perseroan juga memiliki lini bisnis pendukung lainnya, seperti manajement artis, label musik, manajemen media sosial, agensi media, serta gaming dan E-sports.
Bidik Pendapatan Tembus Dua Digit, MSIN Jajaki Pasar Asia
Sebelumnya, PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah pihak utamanya di kawasan Asia.
Direktur Utama PT MNC Digital Entertainment Tbk, Hary Tanoesoedibjo (HTS) menyebutkan, perseroan tengah menjajaki kerja sama dengan Korea Selatan.
"Tadi sebelum RUPS ada bicara sama teman-teman produksi, mungkin akan menjajaki kerja sama dengan Korea, misalnya. Kalaupun jadi, produksinya di sini (Movieland), pasti lebih murah," kata dia dalam konferensi pers, Jumat (11/3/2022).
Ia menambahkan, jika berbicara mengenai industri digital, pangsa pasarnya bukan lagi terbatas hanya Indonesia. Melainkan seluruh dunia. Sehingga perusahaan membuka peluang sebesar-besarnya untuk ekspansi ke luar negeri. Namun, Hary mengatakan, perseroan utamanya kana membidik pasar di kawasan Asia.
"Kalau sudah digital itu pasarnya bukan hanya Indonesia, namanya internet itu borderless. Tapi kalau bicara strategi dari MNC Digital kalaupun harus sampai ke luar negeri itu di kawasan Asia," ujar dia.
Pertimbangannya, pertama yakni pertumbuhan di Asia jauh lebih tinggi dibandingkan kawasan lain seperti Eropa, Amerika, dan Amerika Latin. Selain itu, penduduk Asia memiliki porsi 60 persen dari seluruh penduduk dunia.
"Penduduk Asia itu kan sudah 60 persen dari penduduk dunia, jadi sudah cukup besar kalau memang fokus di Asia,” kata Hary.
Advertisement
Selanjutnya
Dia menambahkan, Movieland sendiri saat ini sudah bisa digunakan sebagian, dan akan sepenuhnya dioperasikan pada tahun depan.
Sejalan dengan itu MNC Digital optimistis pendapatan tahun ini bisa melampaui dua digit. Keyakinan itu ditopang kontribusi dari tiga grup yang diakuisisi oleh perseroan, yakni PT MNC Digital Indonesia (MDI), PT MNC OTT Network (OTT), dan PT MNC Portal Indonesia (MPI).
Sebagai gambaran, hingga November 2021 perseroan dengan entitas lama (sebelum akuisisi) mampu membukukan pendapatan Rp 1,5 triliun. Dengan asumsi akuisisi dilakukan sejak Januari 2021, pendapatan perseroan mencapai Rp 2,7 triliun atau lebih besar sekitar 70 persen.
"Jadi harapan kita, dengan masuknya tiga grup tadi akan meningkatkan pendapatan dari MNC Digital yang lama (MNC Studios) menaid yang baru tentunya lebih bagus lagi. Jadi saya enggak bisa bicara angka. kalau dobel saya rasa sudah pasti lewat,” pungkasnya.