Liputan6.com, Jakarta - PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) akan membagikan dividen tunai untuk periode tahun buku 2021 sebesar Rp 41,02 miliar atau Rp 6,5 per saham.
Keputusan tersebut diperoleh berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Integra Indocabinet yang digelar pada 15 Juli 2022.
Baca Juga
Berdasarkan keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (19/7/2022), berikut ini merupakan jadwal pembagian dividen PT Integra Indocabinet Tbk:
Advertisement
-Tanggal Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 25 Juli 2022
-Tanggal Ex Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 26 Juli 2022
-Tanggal Cum Dividen di Pasar Tunai: 27 Juli 2022
-Tanggal Ex Dividen di Pasar Tunai: 28 Juli 2022
-Tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai: 27 Juli 2022
-Tanggal Pembayaran Dividen: 12 Agustus 2022
Sebelumnya, PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) optimistis capai target penjualan di tengah inflasi Amerika Serikat. Hal itu karena pemesanan produk WOOD sudah penuh hingga Oktober 2022.
"Pada kuartal I 2022 perseroan mencapai pertumbuhan penjualan yang signifikan, namun kuartal II 2022 mulai terdapat pelemahan karena inflasi di Amerika,” kata Direktur Integra Indocabinet, Wang Sutrisno dalam paparan publik WOOD, ditulis Senin (18/7/2022).
Meskipun demikian, manajemen WOOD tetap optimistis mencapai target penjualan sebesar 25 persen.
"Akan tetapi kami tetap optimis bahwa target 25 persen dapat kami capai karena hingga saat ini dari order book kami, kapasitas kami sudah cukup penuh hingga bulan Oktober,” kata dia.
Selain itu, perseroan juga akan terus mencari pangsa pasar yang ada di Amerika Serikat, pasar Eropa yang sebelumnya banyak impor dari Rusia. Adapun kapasitas produk furniture sekitar 70 persen. Pada 2022, perseroan akan lebih banyak untuk segmen forestry. “Kami melihat ke depan pasar untuk industri kayu masih sangat menarik,” ujar dia.
Pada penutupan perdagangan Selasa, 19 Juli 2022, saham WOOD naik 1,34 persen ke posisi Rp 302 per saham. Saham WOOD dibuka naik enam poin ke posisi Rp 304 per saham.
Saham WOOD berada di level tertinggi Rp 316 dan terendah Rp 286 per saham. Total frekuensi perdagangan 31.978 kali dengan volume perdagangan 14.488.518 saham. Nilai transaksi Rp 440,3 miliar.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Buyback
Sebelumnya, perusahaan furniture, PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham WOOD, perseroanpun menganggarkan dana sebesar Rp 100 miliar untuk buyback saham.
Rencana Pembelian Kembali Saham tersebut dilakukan karena kondisi pasar saham yang dilihat berfluktuasi secara signifikan.
Untuk melaksanakan buyback saham tersebut, perseroan merujuk pada surat Edaran No.3/SEOJK.04/2020 tanggal 9 Maret 2020 tentang Kondisi Lain Sebagai Kondisi Pasar Yang Berfluktuasi Secara Signifikan Dalam Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.2/POJK.04/2013 tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar yang Berfluktuasi Secara Signifikan.
Hal tersebut disampaikan Direktur Integra Indocabinet Wang Sutrisno melalui keterbukaan informasinya ke regulator, PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, (25/3/2022).
Adapun jadwal pelaksanaan pembelian kembali saham Perseroan tersebut akan dilaksanakan terhitung sejak 25 Maret 2022 hingga 24 Juni 2022. Untuk pelaksanaan buyback saham ini, harga maksimal dibatasi sebesar Rp820 per saham.
"Perkiraan nilai nominal saham yang akan dibeli kembali adalah sebanyak-banyaknya Rp 100 miliar, dengan jumlah maksimum sebanyak 121,9 juta saham," kata Wang.
Untuk pelaksanaan buyback ini, ada biaya imbalan jasa atas transaksi pembelian saham di Bursa Efek lndonesia melalui perusahaan perantara pedagang efek yaitu sektiar 0,11 persen dari nilai transaksi. Untuk pendanaan buyback ini, perseroan mengatakan memiliki modal kerja dan cadangan dana yang memadai, sehingga dapat diambil dari kas internal perseroan.
"Kami tidak akan membutuhkan pembiayaaan tambahan untuk pelaksanaan buyback ini. Jadi buyback ini, tidak berdampak signifikan kepada penurunan pendapatan kami," kata Wala.
Advertisement
Pelaksanaan Buyback
Pelaksanaan buyback saham ini diyakini tidak berdampak terhadap pendapatan Perseroan. Namun, akan mengakibatkan penurunan jumlah saham beredar. Meski demikian, buyback ini diperkirakan tidak berdampak signifikan terhadap laba per saham WOOD.
Untuk waktu pelaksanaan buyback ini akan disesuaikan dengan Pasal 6 ayat (3) POJK No.2/POJK.4/2013, yaitu paling lama tiga bulan setelah tanggal kereterbukaan informasi ini, yaitu mulai 25 Maret 2022 hingga 24 Juni 2022. Pembelian kembali saham WOOD ini akan dilaksanakanmelalui di transaksi BEI, dengan menggunakan jasa dari perantara pedagang efek.
"Pembelian Kembali Saham ini bertujuan untuk menstabilkan harga dalam kondisi pasar yang fluktuatif, sekaligus memberikan keyakinan kepada investor atas niiai saham WOOD secara fundamental," kata Wang.
Sementara bagi Integra Indocabinet, buyback saham ini memberikan fleksibilitas dalam mengelola modal jangka panjang di mana saham treasuri dapat dijual di masa yang akan datang dengan nilai yang optimal jika perseroan memerlukan penambahan modal.
Saham WOOD dimiliki oleh PT Integra Indo Lestari sebanyak lebih dari 4.573.835.000 saham atau setara 71,89 persen, dan masyarakat sebanyak 1.788.665.000 saham atau setara 28,11 persen. Perseroan tidak memiliki saham treasuri.
Direktur Integra Indocabinet Lepas Kepemilikan WOOD Rp 1,95 Miliar
Sebelumnya, Direktur PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD), Syany Tjandra melepas seluruh kepemilikannya atas saham WOOD senilai Rp 1,95 miliar. Realisasi penjualan tersebut berasal dari 2,5 juta saham yang ditransaksikan dengan harga Rp 780 per lembarnya.
"Tujuan transaksi yakni divestasi dengan status kepemilikan saham langsung," ungkap Syany dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu, 22 Januari 2022.
Transaksi berlangsung pada 24 Desember 2021. Usai transaksi, Syany tak lagi memiliki saham WOOD.
Pada perdagangan Jumat, 21 Januari 2022, saham WOOD ditutup turun 20 poin atau 2,34 persen ke level Rp 835 per lembar saham. Sepanjang 2022,saham WOOD telah mengalami pelemahan 5 poin atau 0,06 persen.
Perusahaan produsen produk kayu terintegrasi vertikal terbesar di Indonesia itu membukukan penjualan bersih sekitar Rp 5,50 triliun atau tumbuh 89 persen yoy pada sepanjang 2021, di atas target Perseroan sebelumnya sebesar 50 persen yoy atau setara dengan Rp 4,45 triliun.
Pada 2022, PT Integra Indocabinet Tbk menargetkan penjualan bersih tumbuh minimal 25 persen yoy. Secara bersamaan, perusahaan akan memperluas pangsa pasarnya terutama di pasar AS yang merupakan importir terbesar untuk produk furnitur dan komponen bangunan.
Advertisement