Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham PT Bundamedik Healthcare System Tbk (BMHS) menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 22 miliar. Dividen itu setara 6,98 persen dari laba bersih perseroan untuk tahun buku 2021.
Tercatat, total laba bersih Perusahaan pada tahun buku hingga 31 Desember 2021 mencapai Rp 315 miliar. Persetujuan diperoleh melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perdana Bundamedik Healthcare System setelah melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) yang berlangsung pada 21 Juli 2022.
Baca Juga
Direktur Utama PT Bundamedik Healthcare System Tbk, Mesha Rizal Sini menuturkan, pembagian dividen di tenah konsisi ekonomi yang penuh tekanan saat ini, membuktikan kekuatan fundamental bisnis serta kejelian BMHS dalam mengeksekusi strategi ekspansi yang tepat. Mengingat perseroan baru satu tahun tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Advertisement
"Kami berterima kasih atas dukungan para pemegang saham sebagai penopang utama kesuksesan ekspansi masif perusahaan selama 2021 meski di tengah kondisi menantang. Diiringi kepercayaan pemegang saham, perusahaan sudah berada di jalur yang tepat untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang dan berkelanjutan sebagai ekosistem kesehatan terdepan dan terlengkap di Indonesia,” ujar dia dalam keternagan resmi, Jumat (22/7/2022).
Adapun sisa laba bersih yang akan dicadangkan sebagai laba ditahan. RUPST juga menyetujui perubahan susunan komisaris direksi dengan adanya penunjukkan satu komisaris baru yaitu Sunata Tjiterosampurno. Selain itu, pemegang saham menyetujui penunjukkan tiga direktur baru, yaitu Emilia Rouli, Cuncun Wijaya dan Ivonne Rampun.
Dalam kurun waktu satu tahun sejak IPO BMHS pada Juli 2021, perseroan telah mampu menjangkau 147,8 juta orang di 10 provinsi di Indonesia lewat 10 unit usaha di dalam ekosistemnya. Termasuk Bunda Hospital Group, Morula IVF, Klinik Fertilitas Indonesia, Diagnos, dan Indonesian Medical Tourism Board (IMTB).
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Aktif Perluas Jaringan Ekosistem
BMHS juga terus aktif memperluas jaringan ekosistemnya ke wilayah luar Jawa, termasuk melalui pembukaan dan klinik dan rumah sakit di Palembang dan Denpasar pada 2021. Secara keseluruhan, jumlah laboratorium yang berada dalam ekosistem BMHS tercatat naik 2 kali lipat selama 2021.
"Tidak hanya merealisasikan target-target bisnis, kami bersyukur BMHS bahkan mampu melampaui proyeksi yang sudah ditargetkan di tengah berbagai tantangan ekonomi. Pencapaian ini tercermin dari peningkatan pendapatan dan laba bersih yang sangat baik, masing-masing naik 49 persen dan 166 persen selama 2021,” ungkap Mesha.
Untuk melanjutkan kesuksesan performa bisnis selama 2021, BMHS telah merencanakan berbagai strategi pengembangan bisnis pada 2022. Di antaranya ekspansi dan akuisisi sejumlah rumah sakit di kota-kota besar dan perluasan jaringan di kota tier dua melalui Klinik Fertilitas Indonesia (KFI) dan outlet-outlet Diagnos lab yang terus bertumbuh dengan cepat dan menjangkau Indonesia wilayah Barat dan Tengah.
Pengembangan layanan medical tourism domestik serta penguatan teknologi di layanan juga terus gencar dilakukan. Ke depan, BMHS siap dengan strategi yang lebih agresif untuk memaksimalkan potensi industri yang diprediksi terus tumbuh signifikan dengan berfokus pada tiga strategi utama.
Antara lain perluasan ekosistem perusahaan secara agresif, penambahan kerjasama dengan mitra-mitra strategis, serta penguatan lini bisnis utama.
"Semua ini bermuara pada upaya kami menghadirkan ekosistem Lifestyle Healthcare terdepan yang dapat memenuhi segala kebutuhan layanan kesehatan masyarakat secara lengkap dan terintegrasi,” ujar Mesha.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Pendapatan Non COVID-19 Bundamedik Sentuh Rp 375 Miliar
Sebelumnya, PT Bundamedik Tbk (BMHS) mencatat pertumbuhan positif pendapatan non COVID-19 pada kuartal I 2022. PT Bundamedik Tbk meraih pendapatan non COVID-19 sebesar Rp 375 miliar.
Pendapatan non COVID-19 itu tertinggi perseroan dalam dua tahun terakhir. Pendapatan naik 12,6 persen dibandingkan kuartal I 2021.
Pendapatan ini ditopang dari pengembangan core business perusahaan secara signifikan, utamanya unit bisnis Morula IVF, market leader untuk layanan bayi tabung di Indonesia yang terus berekspansi secara nasional, serta Diagnos yang makin tumbuh pesat lewat kemampuannya mengembangkan jaringan pasar di layanan tes non-COVID lewat strategi kemitraan strategis.
Direktur Utama PT Bundamedik Tbk, Mesha Rizal Sini menuturkan, banyak penyesuaian strategi yang harus dilakukan penyedia layanan kesehatan selama pandemi COVID-10. Namun, ia mengatakan, pihaknya konsisten dengan strategi pengembangan core business non COVID-19 sehingga dalam kondisi apapun siap dengan fundamental bisnis yang kokoh.
“Kini seiring dengan meredanya pandemi COVID-19, konsistensi tersebut pun menjadi bekal kesiapan kami dalam menghadapi dinamika lanskap industri,” ujar dia dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 16 Juni 2022.
Ia mengatakan, pencapaian bisnis non COVID-19 pada kuartal I 2022 merupakan awal luar biasa bagi upaya perseroan untuk terus cepat beradaptasi memenuhi kebutuhan layanan kesehatan masyarakat ke depannya.
"Apalagi seiring dengan kesadaran terhadap kesehatan yang semakin meningkat, tercermin dari kenaikan signifikan pada angka tes non COVID-19 yang dilakukan masyarakat di ekosistem kami,” kata dia.
Pengembangan Ekosistem
Selama kuartal I 2022, angka tes non-COVID meningkat sebesar 38 persen secara YoY. Mesha menuturkan, peningkatan ini terjadi karena keberadaan model bisnis yang ditunjang oleh kontribusi outlet dan cabang beserta ekosistem internal di dalam layanan RS Bunda.
Jumlah dan distribusi outletnya juga meningkat cukup pesat. Kini ada 38 outlet Diagnos, naik 2 kali lipat dibandingkan angka di kuartal 1 2021. Ke depan, pengembangan Diagnos akan semakin digencarkan lewat penambahan lima outlet maupun cabang di beberapa wilayah.
Layanan lain seperti Morula IVF yang sudah lebih dari 20 tahun menjadi penyedia layanan bayi tabung terdepan pilihan masyarakat Indonesia turut bertambah 26 persen pada 2021. Jumlah cycle di luar Jakarta juga terus meningkat 36 persen pada kuartal I 2022 secara QoQ.
Adanya peningkatan turut terjadi dalam hal volume penerimaan pasien rawat inap, yakni bertumbuh 48 persen YoY. Adapun peningkatan lain terjadi pada jumlah bed, yakni dari 408 menjadi 506 QoQ.
Di sisi lain, adanya upaya pengembangan ekosistem secara agresif tahun ini membuat kebutuhan cost semakin naik. Memasuki awal tahun 2022, BMHS juga telah menambah dua rumah sakit, antara lain RSJP Paramarta Bandung dan RSU Citra Harapan Bekasi.
Meskipun terjadi penurunan pendapatan secara umum dibanding tahun sebelumnya (389 miliar), perusahaan akan terus melanjutkan penguatan fundamental bisnis untuk pencapaian jangka panjang perusahaan.
Advertisement
Tiga Pilar Strategi
Untuk menjaga momentum pertumbuhan pada kuartal pertama 2022 ini, perseroan siap melanjutkan fokus bisnisnya melalui tiga pilar strategi yang sudah dicanangkan, antara lain perluasan ekosistem, pendalaman kemitraan strategis, hingga penguatan core business.
"Berdasarkan survei kepuasan pasien, terjadi peningkatan kepuasan, salah satunya pada poin konsultasi dokter. Ke depan, kami siap memperkuat core kami yang bertumpu pada customer journey, dari mulai pengembangan booking apps demi mempermudah pasien dan keluarga pasien untuk janji temu ataupun telekonsultasi hingga pembenahan kualitas customer journey,” ujar Komisaris Utama PT Bundamedik Tbk, dr Ivan Sini, SpOG.
Ia menambahkan, tak hanya itu, upaya perluasan ekosistem juga terus dilakukan, salah satunya lewat kolaborasi dengan klinik lokal obgyn yang merupakan jaringan Klinik Fertilitas Indonesia (KFI) dan memiliki potensi sangat besar sebagai penyokong untuk Morula IVF.
Melalui strategi ini, BMHS siap menjadi layanan kesehatan yang terdepan dan berkualitas untuk lebih banyak lagi melayani masyarakat Indonesia.