Sukses

IPO, Perusahaan Alat Kesehatan Hetzer Medical Bidik Dana Rp 54,68 Miliar

PT Hetzer Medical Indonesia Tbk tawarkan harga perdana di kisaran Rp 125-Rp 175 dalam rangka IPO.

Liputan6.com, Jakarta - PT Hetzer Medical Indonesia Tbk, perusahaan bergerak di industri peralatan kesehatan akan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).

Mengutip laman e-ipo, ditulis Jumat (22/7/2022), PT Hetzer Medical Indonesia Tbk akan melepas 312,50 juta saham biasa atas nama atau sebanyak-banyaknya 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan dengan nilai nominal Rp 20 per saham. Harga saham perdana yang ditawarkan di kisaran Rp 125-Rp 175 per saham. Dengan demikian, dana yang akan diperoleh dari IPO maksimal Rp 54,68 miliar.

Perseroan akan memakai dana hasil IPO sekitar 8,56 persen untuk renovasi gudang perseroan, sekitar 4,44 persen untuk pengembangan produk perseroan dengan membeli mesin produksi masker Duckbill. Kemudian sekitar 11,11 persen untuk pembelian mesin produksi masker untuk produksi varian masker baru antara lain masker KN95,masker KF94, dan masker N95.

Sekitar 2,82 persen untuk membeli peralatan penunjang produksi yaitu kompresor, dryer, mesin welding, mesin L-String dan toolkit. Selanjutnya sekitar 73,07 persen sebagai modal kerja perseroan untuk membeli bahan baku produksi masker Duckbill, masker KN95, masker KF94, dan masker N95.

Untuk melaksanakan IPO ini, perseroan telah menunjuk PT Wanteg Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sedangkan penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.

Pemegang saham Hetzer Medical Indonesia setelah IPO antara lain Jemmy Kurniawan sebesar 36 persen, Franciscus Rijadi sebesar 28 persen, Engel Stefan 4 persen, Alexander sebesar 4 persen, A.Padmono Budi Sanyoto sebesar 4 persne, Fancy Marsiana sebesar 4 persen dan masyarakat 20 persen.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Kinerja Perseroan

Perseroan mencatat penjualan merosot 13,66 persen menjadi Rp 75,78 miliar pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 87,78 miliar. Beban pokok penjualan turun 26,56 persen menjadi Rp 20,46 miliar hingga 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 27,86 miliar.

Laba kotor turun 7,67 persen menjadi Rp 55,32 miliar pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 59,92 miliar. Sementara itu, laba usaha susut 29,96 persen menjadi Rp 34,06 miliar pada 2021 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 48,63 miliar. Perseroan mencatat laba komprehensif tahun berjalan Rp 26,63 miliar pada 2021, turun 29,53 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 37,79 miliar.

Perseroan mencatat total aset Rp 49,98 miliar pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 30,88 miliar. Total liabilitas turun menjadi Rp 17,51 miliar pada 2021 jika dibandingkan 2020 sebesar Rp 17,85 miliar. Total ekuitas naik menjadi Rp 32,46 miliar pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 13,02 miliar.

Jadwal sementara IPO:

-Masa penawaran awal pada 21-26 Juli 2022

-Perkiraan tanggal efektif pada 29 Juli 2022

-Perkiraan masa penawaran umum pada 2-8 Agustus 2022

-Perkiraan tanggal penjatahan pada 9 Agustus 2022

-Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik pada 9 Agustus 2022

-Perkiraan tanggal pencatatan saham di BEI pada 10 Agustus 2022

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

37 Perusahaan Antre di Pipeline IPO, Ada Afiliasi BUMN

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre dalam pipeline pencatatan Bursa atau Initial Public Offering (IPO).

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, terdapat satu calon perusahaan tercatat dalam pipeline IPO yang merupakan afiliasi BUMN.

"Kami berharap akan banyak BUMN dan entitas Anak yang memanfaatkan pasar modal Indonesia dan melakukan IPO pada tahun ini dan tahun mendatang," kata Nyoman kepada wartawan, ditulis Rabu (20/7/2022). 

Hingga 19 Juli 2022, telah terdapat 26 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dengan total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 19,2 triliun dan masih terdapat 37 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham. Berdasarkan sektornya, masih didominasi oleh sektor consumer non-cyclicals.

Catatan saja, Bursa belum dapat menyampaikan nama calon perusahana tercatat kepada publik sampai dengan perusahaan tersebut mendapatkan izin publikasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

 

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Begitu pula nilai penghimpunan dana yang dibidik perusahaan belum dapat ditentukan saat belum ada kisaran harga yang ditentukan.

"Untuk calon perusahaan yang masih dalam tahap evaluasi belum dapat ditentukan karena belum ada kisaran harga yang ditetapkan. Sedangkan untuk perusahaan yang sudah mendapatkan izin  publikasi bisa dilihat melalui website e-IPO,” imbuh Nyoman. 

Berikut rincian sektor calon emiten:

• 2 Perusahaan dari sektor Basic Materials

• 2 Perusahaan dari sektor Industrials

• 5 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic

• 9 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals

• 8 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals

• 3 Perusahaan dari sektor Technology

• 2 Perusahaan dari sektor Healthcare

• 2 Perusahaan dari sektor Energy

• 1 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate

• 3 Perusahaan dari sektor Infrastructures