Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis pertumbuhan investor ritel terus bertambah. Hal itu tercermin dari jumlah investor ritel terus meningkat.
"Kami tetap optimis pertumbuhan investor baru tetap terjaga,” kata Kepala Divisi Riset BEI, Verdi Ikhwan dalam Edukasi Wartawan terkait Market Update, ditulis Jumat (22/7/2022).
Baca Juga
Bahkan, Verdi menyebutkan, investor ritel meningkat signifikan di tengah pandemi COVID-19. Berdasarkan data aktivitas transaksi investor ritel pada periode 1 Juli 2021-15 Juli 2022, investor ritel mencapai 47 persen, investor institusi domestik 22 persen, dan investor institusi asing 31 persen. Artinya, aktivitas investor ritel mendominasi transaksi tersebut.
Advertisement
Sedangkan, pada 12 Oktober 2020 hingga 30 Juni 2021, investor ritel masih menjadi investor paling banyak dalam transaksi, yakni 59 persen. Kemudian, investor institusi domestik 17 persen, dan investor institusi asing 24 persen.
Sementara itu, Verdi menjelaskan investor ritel menyumbang 46,7 persen dalam transaksi bursa dengan jumlah kepemilikan saham ritel 15,6 persen. “Di 2022 ada 6,7 persen disumbang dari investor ritel, kepemilikannya hanya 15,6 persen,” kata Verdi.
Investor institusi domestik 22 persen, dan investor institusi asing 31,3 persen dalam transaksi bursa. Verdi mengungkapkan terkait upaya perlindungan investor, salah satunya dengan membuat notasi khusus.
"Perlindungan investor dengan membuat notasi khusus menjadi salah satu upaya yang kami lakukan agar investor lebih berhati-hati,” ujar dia.
Selain itu, Bursa juga memberikan sosialisasi 3P (Paham, Punya, dan Pantau) kepada para investor agar bisa memahami.
“Salah satu upaya bentuk sosialisasi yang kita sampaikan, kita mendorong investor agar mereka memahami soal risiko dan tidak ikut-ikutan,” ujar dia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Investor Pasar Modal Bertambah, Dominan Lulusan SMA
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan investor pasar modal meningkat sebanyak 8,1 kali dibandingkan 2017. Hal itu juga tercermin dari jumlah investor harian yang aktif sebanyak 199.900 investor per 30 Juni 2022 .
BEI juga menyebutkan, pasar modal Indonesia terus didorong oleh optimisme berkelanjutan serta investor ritel menjadi salah satu yang mendominasi.
Kepala Divisi Riset BEI, Verdi Ikhwan mengungkapkan, mayoritas investor laki-laki, serta kebanyakan investor yang berusia di bawah 30 tahun. Hal itu berdasarkan data yang dihimpun hingga Juni 2022.
"Mayoritas investor adalah laki-laki dan meningkat sedikit, dari umur mayoritas di bawah 30 tahun,” kata Verdi dalam Edukasi Wartawan terkait Market Update, ditulis Kamis (21/7/2022).
Investor berusia di bawah 30 tahun tersebut sebanyak 59,72 persen pada Juni 2022, sedangkan pada 2021 sebanyak 58,39 persen. Kemudian, jika dilihat dari segi pendidikan, lulusan SMA tercatat sebagai investor ritel terbanyak dengan jumlah 61,41 persen. Lalu, untuk lulusan S1 mencapai 28,78 persen, D3 mencapai 7,19 persen, dan S2 mencapai 2,62 persen.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Selanjutnya
Selain itu, dalam sisi pekerjaan, pegawai (pegawai swasta, negeri dan guru) menjadi investor ritel yang mendominasi sebanyak 32,62 persen. Selanjutnya, ada juga pelajar 27,83 persen, pengusaha 14,05 persen, ibu rumah tangga 6,17 persen, dan lainnya 18,31 persen.
Sementara itu, Verdi menjelaskan terkait peningkatan transaksi pasar modal pada anak muda termasuk millenial. Rupanya, hal tersebut didorong oleh keberadaan teknologi.
"Milenial menurut saya karena teknologi, milenial itu yang berbau high tech gampang ingin mencoba hal baru,” ujar dia.
Dia menambahkan, terdapat kemungkinan sosialisasi terkait pasar modal secara online membuat anak muda tersebut lebih senang."Sosialisasi yang dilakukan lewat online mungkin lebih kena di mereka, tapi kita belum riset mendetail," ungkapnya.
Investor Saham
Sebelumnya, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor saham di pasar modal Indonesia tembus 4 juta. Berdasarkan data KSEI pada akhir semester I 2022, jumlah Single Investor Identification (SID) telah mencapai 4.002.289, dengan 99,79 persen merupakan investor individu lokal.
Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo mengatakan,pertumbuhan jumlah investor saham menjadi salah satu tanda pencapaian pasar modal Indonesia.
"Jumlah investor lokal yang terus meningkat secara signifikan, terutama di masa pandemi COVID-19, merupakan tanda bahwa masyarakat Indonesia semakin sadar pentingnya berinvestasi dan menjadikan pasar modal sebagai alternatif untuk berinvestasi,” kata Uriep dalam keterangan resminya, ditulis Senin, 11 Juli 2022.
Melihat perkembangannya, sejak 2021 jumlah investor saham telah meningkat 15,96 persen dari 3.451.513 pada akhir 2021 menjadi 4.002.289 pada akhir Juni 2022. Tren peningkatan tersebut telah terlihat sejak 2020 ketika investor masih berjumlah 1.695.268.
Uriep menambahkan, pada akhir semester I 2022, investor saham didominasi oleh investor berusia di bawah 40 tahun, yaitu gen z dan milenial sebesar 81,64 persen dengan nilai aset yang mencapai Rp144,07 triliun. Sebanyak 60,45 persen investor berprofesi sebagai karyawan swasta, pegawai negeri, guru dan pelajar, dengan nilai aset mencapai Rp358,53 triliun.
Kemudian, berdasarkan data demografi memperlihatkan investor saham masih terkonsentrasi di pulau Jawa yaitu sebesar 69,59 persen, termasuk 13,97 persen investor yang berdomisili di DKI Jakarta dengan nilai aset yang mencapai Rp3.772,32 triliun.
Selain karena sinergi yang baik antara Self Regulatory Organization (SRO) dan para pelaku pasar modal, lebih dari 95 persen penambahan jumlah investor lokal karena adanya kemudahan pembukaan rekening secara online yang sangat membantu masyarakat untuk menjadi investor di pasar modal.
Bahkan, ditunjang dengan pengembangan infrastruktur seperti AKSES dan EASY, semakin memudahkan investor untuk melakukan aktivitas di pasar modal Indonesia.
Advertisement