Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham, Senin (25/7/2022). Rilis kinerja emiten semester I 2022 akan bayangi IHSG.
CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, mengawali pekan terakhir Juli 2022, rilis kinerja emiten pada semester I 2022 masih dinanti pelaku pasar.
Baca Juga
Ia mengatakan, perkiraan laporan kinerja yang membaik pada semester I 2022 akan dapat memberikan sentimen positif terhadap pola gerak IHSG. "Hari ini IHSG berpotensi menguat dengan kisaran 6.686-6.901,” ujar William dalam catatannya.
Advertisement
Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG menguat 0,3 persen ke posisi 6.886 pada Jumat, 22 Juli 2022. Saat ini, IHSG masih berada di antara dua skenario yang memungkinkan ketika label hitam IHSG masih berpeluang menguat untuk membentu wave (b) dari wave (x) dari wave (Y) dengan rentang penguatan ke 6.960-6.980.
"Namun demikian, dapat dicermati juga label merah. IHSG sudah berada di akhir wave (iv) dari wave C sehingga IHSG akan rawan koreksi untuk uji support di area 6.559,” kata dia.
Herditya menuturkan, IHSG akan berada di level support 6.757,6.559 dan resistance 6.940,7.067 pada Senin, 25 Juli 2022.
Untuk saham yang dapat dicermati pelaku pasar pada awal pekan ini, Herditya memilih saham PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
Sedangkan William memilih saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal sejumlah saham dari PT MNC Sekuritas:
1.PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) - Buy on Weakness (950)
Saham ESSA ditutup menguat cukup signifikan, sebesar 8,6 persen ke level 950 pada perdagangan Jumat, pergerakan saham ESSA pun diiringi dengan peningkatan volume meski masih tertahan oleh MA60-nya.
“Kami memperkirakan, posisi ESSA saat ini sedang berada pada bagian dari wave [c] dari wave A dari wave (B), sehingga ESSA masih berpeluang untuk melanjutkan penguatannya,” ujar dia.
Buy on Weakness: 845-920
Target Price: 1.050, 1.155
Stoploss: below 835
2.PT Mayora Indah Tbk (MYOR) - Buy on Weakness (1.965)
Pada perdagangan Jumat, 22 Juli 2022, saham MYOR bergerak menguat 0,8 persen ke level 1.965.
“Kami perkirakan, posisi MYOR saat ini sedang berada pada bagian dari wave [c] pada label hitam atau wave (b) pada label merah. Hal tersebut berarti, pergerakan MYOR masih berpeluang menguat terlebih dahulu,” kata dia.
Buy on Weakness: 1.900-1.950
Target Price: 2.050, 2.110
Stoploss: below 1.845
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Saham SMGR-UNTR
3.PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) - Buy on Weakness (6.525)
Pada Jumat, 22 Juli 2022, saham SMGR ditutup terkoreksi tipis ke level 6.525. “Selama tidak kembali terkoreksi ke bawah 6.325 sebagai level supportnya, maka posisi SMGR sedang berada di awal wave C sehingga SMGR berpeluang untuk berbalik menguat,” kata dia.
Buy on Weakness: 6.375-6.500
Target Price: 6.850, 7.025
Stoploss: below 6.325
4.PT United Tractors Tbk (UNTR) - Sell on Strength (30.075)
Saham UNTR ditutup menguat 0,3 persen ke level 30.075 pada perdagangan Jumat, 22 Juli 2022.
“Kami memperkirakan, posisi UNTR saat ini sudah berada di akhir wave [a] dari wave B pada label hitam atau pada skenario terburuknya di akhir wave B pada label merah. Hal tersebut berarti, posisi UNTR sudah berada di akhir penguatannya dan rawan untuk terkoreksi terlebih dahulu untuk menguji 27.750-28.750.
Sell on Strength: 30.075-30.225
Kinerja IHSG pada 18-22 Juli 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak pada periode 18-22 Juli 2022. Penguatan IHSG ditopang dari sentimen positif data ekonomi Indonesia dan harga komoditas.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu, 23 Juli 2022, IHSG melejit 3,53 persen ke posisi 6.886,96 pada pekan ini dari pekan lalu 6.651,90. Kapitalisasi pasar bertambah 3,37 persen menjadi Rp 9.067,93 triliun. Kapitalisasi pasar naik sekitar Rp 295 triliun dari pekan lalu Rp 8.772,66 triliun.
Adapun peningkatan signifikan terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian yang mencapai Rp 11,72 triliun. Rata-rata nilai transaksi harian itu naik 12,82 persen dari pekan lalu Rp 10,39 triliun. Rata-rata frekuensi harian bursa naik 11,82 persen menjadi 1.123.557 transaksi dari 1.004.832 transaksi pada penutupan pekan lalu.
Rata-rata volume transaksi harian bursa juga meningkat 6,43 persen menjadi 18,75 miliar saham dari 17,61 miliar saham pada penutupan perdagangan pekan sebelumnya.
Pada Jumat, 22 Juli 2022, investor jual saham Rp 379,62 miliar. Sepanjang 2022, investor asing membukukan aksi beli Rp 56,94 triliun.
Advertisement
Sentimen The Fed
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG didominasi pergerakan dan sentimen bursa global. Hal ini seiring laba perusahaan di Amerika Serikat cenderung berkinerja baik. “Selain itu, pergerakan harga komoditas juga turut mempengaruhi pergerakan IHSG,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Dari dalam negeri, rilis data ekonomi seperti surplus neraca perdagangan pada Juni 2022, suku bunga acuan bertahan di 3,5 persen dan ada kebijakan pungutan ekspor crude palm oil (CPO) bayangi IHSG.
Pada pekan depan, Herditya prediksi, IHSG berpeluang naik terbatas dengan kisaran support 6.800 dan resistance 6.940.
“Untuk sentimen akan ada FOMC Meeting yang kami perkirakan kurang lebih akan mempengaruhi pergerakan IHSG,” kata dia.
Ia menambahkan, secara konsensus dapat diketahui The Federal Reserve atau the Fed akan meningkatkan kembali suku bunga acuannya. Selain itu, untuk rilis laporan keuangan emiten di Indonesia diperkirakan juga dapat mempengaruhi pergerakan emitennya.