Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini diprediksi menguat terbatas dan rawan profit taking atau aksi ambil untung. Investor dapat mencermati saham ADMR, INCO, INDF dan SCMA.
Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakaria Siregar menuturkan, secara teknikal, IHSG berpeluang menguat terbatas dan rawan profit taking, selama di atas 6.809, kondisi overbought atau jenuh beli.
Baca Juga
"Trend netral, selama di atas 6.767. IHSG closing di atas 5 day MA (6.804). Indikator MACD golden cross, Stochastic overbought, setelah breakout pola triangle, candle advance block. Selama di di atas support 6.602 - 6.623, IHSG masih berpeluang rebound. IHSG berhasil di tutup di atas 200 day MA (6.782) untuk hari ke 3. Dominan sell power. Range breakout berada di 6.602 - 7.070," ujar Andri dalam risetnya, Senin (25/7/2022).
Advertisement
Level resistance indeks berada di 6.902/6.931/6.964/7.004, sementara level support indeks berada di 6.851/6.809/6.714/6.677, dengan perkiraan range 6.830 - 6.940.
Research Analyst BNI Sekuritas Maxi Liesyaputra menambahkan, pada Jumat lalu indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,43 persen, begitu juga dengan indeks S&P 500 yang terkoreksi 0,93 persen, bahkan indeks Nasdaq terkoreksi tajam sebesar 1,87 persen.
"Penurunan terjadi seiring dengan performa keuangan Snap yang mengecewakan. Investor menunggu kinerja perusahaan teknologi yang di atas ekspektasi dan mempertimbangkan apakah indeks telah menemukan titik terendahnya,” kata Maxi.
Sementara itu, pada Jumat lalu bursa Asia Pasifik begerak variatif (sebagian besar menguat) di antaranya Nikkei, BEI dan Hang Seng, tetapi Kospi dan Shenzen Component melemah.
Investor dapat mencermati saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) direkomendasikan buy if break 1.785 target 1.860/1.910 di bawah 1.680. Kemudian saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) direkomendasikan buy break out di atas 5.775 target 6.000/6.176 stop loss di bawah 5.350.
Saham lainnya adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan strategi investasi buy 7.000-7.025 target 7.250/7.300 stop loss di bawah 6.700. Sementara saham PT Surya Citra Media direkomendasikan trading buy target 244/248 stop loss di bawah 216.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja IHSG pada 18-22 Juli 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak pada periode 18-22 Juli 2022. Penguatan IHSG ditopang dari sentimen positif data ekonomi Indonesia dan harga komoditas.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu, 23 Juli 2022, IHSG melejit 3,53 persen ke posisi 6.886,96 pada pekan ini dari pekan lalu 6.651,90. Kapitalisasi pasar bertambah 3,37 persen menjadi Rp 9.067,93 triliun. Kapitalisasi pasar naik sekitar Rp 295 triliun dari pekan lalu Rp 8.772,66 triliun.
Adapun peningkatan signifikan terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian yang mencapai Rp 11,72 triliun. Rata-rata nilai transaksi harian itu naik 12,82 persen dari pekan lalu Rp 10,39 triliun. Rata-rata frekuensi harian bursa naik 11,82 persen menjadi 1.123.557 transaksi dari 1.004.832 transaksi pada penutupan pekan lalu.
Rata-rata volume transaksi harian bursa juga meningkat 6,43 persen menjadi 18,75 miliar saham dari 17,61 miliar saham pada penutupan perdagangan pekan sebelumnya.
Pada Jumat, 22 Juli 2022, investor jual saham Rp 379,62 miliar. Sepanjang 2022, investor asing membukukan aksi beli Rp 56,94 triliun.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Dibayangi Sentimen The Fed
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG didominasi pergerakan dan sentimen bursa global. Hal ini seiring laba perusahaan di Amerika Serikat cenderung berkinerja baik. “Selain itu, pergerakan harga komoditas juga turut mempengaruhi pergerakan IHSG,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Dari dalam negeri, rilis data ekonomi seperti surplus neraca perdagangan pada Juni 2022, suku bunga acuan bertahan di 3,5 persen dan ada kebijakan pungutan ekspor crude palm oil (CPO) bayangi IHSG.
Pada pekan depan, Herditya prediksi, IHSG berpeluang naik terbatas dengan kisaran support 6.800 dan resistance 6.940.
“Untuk sentimen akan ada FOMC Meeting yang kami perkirakan kurang lebih akan mempengaruhi pergerakan IHSG,” kata dia.
Ia menambahkan, secara konsensus dapat diketahui The Federal Reserve atau the Fed akan meningkatkan kembali suku bunga acuannya. Selain itu, untuk rilis laporan keuangan emiten di Indonesia diperkirakan juga dapat mempengaruhi pergerakan emitennya.
Faktor Ini Bikin Bursa Saham Indonesia Masih Menarik
Sebelumnya, bursa saham Indonesia dinilai masih menonjol dan berprospek positif yang didukung sejumlah faktor. Salah satunya harga komoditas.
Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Minggu (24/7/2022), sejumlah faktor yang mendukung bursa saham Indonesia itu antara lain kenaikan harga batu bara di tengah permintaan dari pasar Eropa yang meningkat mengingat risiko krisis energi saat memasuki musim dingin pada kuartal IV 2022.
Hal ini sebagai bantalan ke Indonesia dari kebangkitan risiko eksternal. Selain itu, Indonesia juga memiliki keseimbangan arus positif dan menurunkan saldo defisit fiskal. Kemudian secara bertahap ada perbedaan kepemilikan antara investor ritel dan institusional di pasar saham Indonesia. Per Juni 2022, rekor tertinggi kepemilikan ritel domestik sektiar 41,3 persen.
Dengan melihat kondisi itu, pertumbuhan laba yang kuat ke sektor lain setelah siklus ledakan komoditas.
"Oleh karena itu, kami tetap optimis dengan pasar saham Indonesia dan secara selektif OW di beberapa sektor antara lain bank BUMN, kebutuhan pokok konsumen, telekomunikasi, energi terutama batu bara dan sektor kesehatan,” tulis Ashmore.
Advertisement
Selanjutnya
Adapun memasuki semester II 2022, IHSG turun 8 persen dari puncaknya seiring imbal hasil obligasi 10 tahun naik 110 basis poin menjadi 7,5 persen. Dari titik terendah 6,4 persen pada 2022. Valuasi IHSG pun menjadi masuk akal pada tingkat saat ini.
Selain itu, ada kemungkinan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) naik 75 basis poin-100 basis poin pada semester II 2022 untuk menstabilkan rupiah seiring indeks dolar AS yang menguat karena bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve memperketat kebijakan moneter. "Secara historis, IHSG cenderung menguat usai kenaikan suku bunga,” tulis Ashmore.
Pada periode 18-22 Juli 2022, IHSG ditutup di posisi 6.887 dan investor asing melakukan aksi beli saham USD 28 juta atau sekitar Rp 420,43 miliar. Selama sepekan, rilis data inflasi dan pengumuman hasil pertemuan bank sentral menjadi perhatian.