Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Selasa, 26 Juli 2022. Wall street koreksi setelah Walmart memangkas perkiraan laba sehingga mendorong saham ritel lainnya lebih rendah. Hal itu menambah kekhawatiran pengeluaran konsumen mungkin tidak cukup kuat untuk menjaga AS keluar dari resesi.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 228,50 poin atau 0,71 persen ke posisi 31.761,54. Indeks S&P 500 merosot 1,15 persen ke posisi 3.921,05. Indeks Nasdaq turun sekitar 1,87 persen menjadi 11.562,57. Semua rata-rata indeks acuan berada dalam kecepatan pada bulan terbaik pada 2022.
Baca Juga
Walmart memangkas perkiraan laba kuartalan dan setahun penuh karena meningkatnya inflasi makanan. Hal ini membuat khawatir investor yang mempertimbangkan implikasinya terhadap saham ritel lainnya. Ritel besar itu mengatakan, harga lebih tinggi mendorong konsumen untuk kembali menarik belanja barang dagangan umum terutama dalam pakaian jadi.
Advertisement
Walmart anjlok 7,6 persen pada Selasa, 26 Juli 2022 dan menyeret ritel lainnya. Kohl’s dan Target masing-masing turun 9,1 persen dan 3,6 persen.
Di antara perusahaan pakaian jadi, Macy’s termasuk yang paling terpukul, turun 7,2 persen. Nordstram dan Ross masing-masing turun lebih dari 5 persen. Saham TJX Companies susut 4,2 persen. SPDR S&P Retail ETF turun hampir 4,2 persen.
“Hal terpenting dari pengumuman Walmart adalah bagaimana inflasi mengubah apa yang dibeli orang,” ujar Portfolio Manager Upholdings, Robert Cantwell dikutip dari CNBC.
Ia menambahkan, makanan sekarang merupakan bagian lebih besar dari anggaran individu, tetapi pengeluaran keseluruhan umumnya masih tetap utuh.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gerak Saham di Wall Street
Gejolak ritel berdampak ke saham e-commerce. Saham Shopify merosot sekitar 14,1 persen setelah penyedia pembayaran mengumumkan akan memberhentikan sekitar 10 persen dari tenaga kerja globalnya, seiring pengeluaran online turun.
Selain itu, perseroan juga salah menilai berapa lama ledakan e-commerce yang dipicu pandemi akan berlangsung. Perseroan akan rilis laba pada Rabu, 27 Juli 2022 waktu setempat.
Saham Amazon turun 5,2 persen. Induk Block dan Paypal yang keduanya mengoperasikan bisnis layanan pedagang besar masing-masing turun 7,1 persen dan 5,7 persen.
Inflasi juga telah mengubah biaya produksi untuk perusahaan seperti General Motors. Saham General Motors turun 3,4 persen setelah perusahaan rilis panduan laba, dan menyalahkan gangguan rantai pasokan yang memaksa penutupan pabrik dan menyebabkan mengirimkan lebih sedikit kendaraan dari yang diharapkan.
Saham UPS juga turun 3,4 persen setelah raksasa pelayaran itu melaporkan penurunan bisnis internasional dan rantai pasokannya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Pasar Bersiap Hadapi Rilis Kinerja Emiten Teknologi
Di sisi lain, saham Coca Cola naik 1,6 persen setelah raksasa minuman itu melampaui harapan laba dan pendapatan, mengutip pemulihan volume penjualan dari pandemi dan harga lebih tinggi.
Saham McDonald’s naik hampir 2,7 persen menyusul hasil kuartal II yang beragam dengan penjualan bersih sebagian terganggu oleh penutupan lokasi di Rusia dan Ukraina, tetapi pertumbuhan global di tempat lain memicu kenaikan penjualan dari toko sama.
Saham industri juga membukukan kinerja positif setelah rilis laporan keuangan perusahaan kalahkan prediksi. Saham 3M naik 4,9 persen setelah perusahaan mengalahkan perkiraan pendapatan dan laba serta mengumumkan rencana mengubah bisnis perawatan kesehatannya menjadi perusahaan publik yang terpisah. General Electric membukukan hasil lebih baik dari perkiraan, mengutip pemulihan di industri penerbangan yang mendorong bisnis mesin jetnya. Saham 3M naik 4,6 persen.
Pelaku pasar juga bersiap untuk kinerja emiten teknologi dan data ekonomi pekan ini. Selain itu, hasil pertemuan the Federal Reserve (the Fed) yang akan bantu wall street mengarahkan harapannya pada sisa 2022.
Sentimen The Fed
“Ada harapan laba yang moderat. Sentimen perusahaan secara keseluruhan tampaknya menurun, ada banyak komentar peringatan seputar inflasi, dolar AS,” ujar Chief Investment Officer of Homrich Berg, Stephanie Lang.
“Ketika the Fed melanjutkan tujuan utamanya untuk meredam permintaan barang dan jasa, itu akan diterjemahkan menjadi garis atas yang lebih lemah. “Jika mereka bisa mengendalikan inflasi dan meredam permintaan. Itu adalah sesuatu yang kami khawatirkan untuk paruh kedua 2022,” ia menambahkan.
The Fed mulai pertemuan selama dua hari. Pelaku pasar berharap kenaikan suku bunga 75 basis poin dan akan mencari petunjuk mengenai jalur suku bunga ke depan dan apa artinya bagi saham.
“Intinya adalah the Fed, tidak peduli bagaimana Anda memangkasnya, akan dengan cepat bergerak ke sikap membatasi yang akan berdampak pada perekonomian. Ini akan sampai di sana dengan cukup cepat, apakah itu tambahan 25 basis poin pada waktu berikutnya dan versus sebulan kemudian,”
Ia menambahkan, dalan enam bulan ke depan akan berada dalam lingkungan yang membatasi secara keuangan.
Advertisement