Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan kinerja cemerlang pada paruh pertama 2022. Hingga Juni 2022, perseroan secara konsolidasian berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp 24,88 triliun, tumbuh 98,38 persen year on year (yoy) dengan total aset meningkat 6,37 persen yoy menjadi Rp 1.652,84 triliun.
Pada periode sama, grup BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 1.104,79 triliun atau tumbuh 8,75 persen yoy. Penyaluran kredit kepada seluruh segmen pinjaman tercatat tumbuh positif, dengan penopang utama yakni segmen mikro yang tumbuh 15,07 persen,menjadi Rp 518 triliun.
Baca Juga
Kredit kepada segmen konsumer tumbuh 5,27 persen menjadi Rp 154,76 triliun, kredit korporasi tumbuh 3,76 persen menjadi Rp 184,78 triliun. Kemudian kredit segmen kecil dan menengah tumbuh 2,71 persen menjadi Rp 246,48 triliun. Sementara kredit UMKM BRI tumbuh 9,81 persen menjadi Rp 920 triliun.
Advertisement
"Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,27 persen. Kita ingin Nanti pada akhirnya porsi kredit UMKM harus mencapai 85 persen. Kita targetkan itu di 2024 atau 2025” kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam paparan kinerja perseroan, Rabu (27/7/2022).
Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit mampu diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. Tercermin dari rasio NPL BRI secara konsolidasian yang terkendali di level 3,26 persen.
Di sisi lain, BRI menyiapkan pencadangan sebagai langkah antisipatif atas potensi pemburukan kredit. NPL Coverage BRI tercatat sebesar 266,26 persen pada akhir Juni 2022, angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage di akhir Juni 2021 yang sebesar 252,59 persen.
"Upaya lain yang dilakukan BRI untuk menjaga NPL yakni selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah, serta menerapkan soft landing strategy dengan menyiapkan pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi," ungkap Sunarso.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penghimpunan DPK
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Hingga akhir Juni 2022 tercatat tumbuh 3,70 persen menjadi Rp 1.136,98 triliun. Dana murah (CASA) menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI, di mana secara year on year meningkat sebesar 13,38 persen.
Rinciannya, giro tercatat tumbuh 25,63 persen dan tabungan tumbuh 8,32 persen. Secara umum saat ini proporsi CASA BRI tercatat 65,12 persen, meningkat signifikan dibandingkan dengan CASA pada periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 59,56 persen.
"Peningkatan CASA yang dilakukan oleh perseroan selaras dengan transformasi yang sedang dijalankan BRI, dimana inisiatif strategis yang dijalankan difokuskan untuk mengakselerasi CASA growth," kata Sunarso.
Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Tercermin dari LDR bank secara konsolidasian yang terjaga di level 88,45 persen dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 25,06 persen.
Advertisement
BRI Jadi Bank Terbaik di Indonesia Versi The Banker
Sebelumnya, kinerja apik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) kembali mendapatkan pengakuan dunia internasional. Media perbankan dan ekonomi ternama dunia yang bermarkas di London, The Banker menobatkan BRI sebagai bank terbaik di Indonesia dalam daftar Top 1000 World Banks 2022.
Adapun secara global, media (The Banker) yang telah menjadi sumber informasi perbankan yang kredibel sejak tahun 1926 tersebut menempatkan BRI pada peringkat ke-104, di mana peringkat tersebut naik signifikan dari pencapaian tahun lalu yang berada di posisi ke-131 dunia.
Dalam situs resminya The Banker melakukan pemeringkatan Top 1.000 World Banks 2022 mengacu pada pencapaian kinerja keuangan pada 2021.
Terkait penghargaan tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan BRI berhasil menjaga kinerja positif dan terus bertumbuh di tengah kondisi ekonomi yang menantang di tengah hadangan pandemi Covid-19.
Hal itu menunjukkan bahwa BRI berhasil memberi makna kepada seluruh stakeholders-nya melalui penciptaan economic dan social value.
"Kami berterima kasih kepada The Banker karena telah menilai kinerja kami secara objektif dan transparan. Hal ini membuktikan BRI berhasil dan mampu secara konsisten menjaga fundamental kinerja tetap dapat tumbuh secara sehat, kuat, dan berkelanjutan di tengah kondisi krisis ekonomi. Tak lupa, saya katakan bahwa prestasi ini berkat kerja keras seluruh Insan BRILian (pekerja BRI) dan akan menjadi suntikan semangat untuk selalu memberi makna bagi Indonesia,” kata Sunarso dalam keterangan resminya, ditulis Senin (18/7/2022).
Bahkan, Sunarso juga mendedikasikan penghargaan ini kepada seluruh pelaku UMKM di Indonesia sebagai tulang punggung perekonomian nasional.
Fokus Edukasi UMKM
Sunarso juga menegaskan, BRI akan terus fokus untuk terus memberdayakan dan mengedukasi UMKM.
"UMKM di Indonesia sangat membutuhkan edukasi secara konsisten dan berkelanjutan dari pada advokasi. Oleh karenanya, BRI saat ini dan ke depan akan semakin fokus untuk memberdayakan dan mengedukasi pelaku usaha di segmen UMKM tersebut”, tegasnya.
Sementara itu dalam situs resminya, The Banker, mengatakan analisa pihaknya menunjukkan pada 2021 adalah tahun yang luar biasa bagi industri perbankan global. Karena di luar ekspektasi kembali mampu bangkit dari krisis karena pandemi.
Dalam riset tersebut, terdapat beberapa faktor yang dijadikan penilaian oleh The Banker, diantaranya yakni dari jumlah Modal Tier 1, asset, keuntungan sebelum pajak serta ROA.
“Dengan hasil yang memecahkan rekor dalam jumlah modal secara tier, aset, dan profitabilitas. Yang penting, tingkat kredit macet menurun secara substansial, bertentangan dengan ekspektasi akhir 2020,” tulisnya.
The Banker menegaskan bank-bank terbesar di dunia telah melewati pandemi Covid-19 dengan lebih kuat dan lebih tangguh serta berhasil membangun basis modal dan aset tier 1 mereka. Agregat 1000 bank terbesar tier 1 secara modal telah melampaui nilai USD 10 triliun untuk pertama kalinya dalam sejarah peringkat The Banker's Top 1000 World Banks.
Hal ini menunjukkan sistem perbankan global memiliki kapitalisasi yang lebih baik dari pada sebelumnya. Selain itu, total agregat aset telah menembus USD 150 triliun untuk pertama kalinya menjadi USD 154,21 triliun. Laba industri perbankan dunia pun mengalami pertumbuhan yang sehat. Dengan laba sebelum pajak secara agregat mencapai rekor USD 1,44 triliun. Meningkat 53,7 persen secara tahunan.
Advertisement