Sukses

Laba Bersih Produsen Air Minum CLEO Tumbuh 12,12 Persen

PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) mencatat pertumbuhan penjualan dan laba bersih pada semester I 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) mengumumkan kinerja untuk periode enam bulan pertama 2022. Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba bersih Rp 102,88 miliar. Laba bersih itu naik 12,12 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 91,76 miliar.

Raihan itu sejalan dengan penjualan bersih yang naik menjadi Rp 655,06 miliar dibanding Rp 529,32 miliar pada semester I 2021. Sejalan dengan kenaikan penjualan, beban pokok penjualan turut naik menjadi Rp 392,41 miliar dari Rp 300,27 miliar pada semester I 2021. Sehingga laba bruto perseroan tercatat sebesar Rp 262,65 miliar, turun tipis dibandingkan semester I 2021 sebesar Rp 229,05 miliar.

Pada semester I 2022, perseroan mencatatkan beban penjualan sebesar Rp 72,23 miliar, beban umum dan administrasi Rp 37,23 miliar, beban keuangan Rp 3,2 miliar, rugi penjualan dan pelepasan aset tetap Rp 20,46 miliar, serta beban lain-lain Rp 162,8 juta. Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan pendapatan sewa sebesar Rp 1,97 miliar dan selisih kurs Rp 82 juta.

Dari rincian tersebut, setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 102,88 miliar, naik dibanding periode yang sama tahun laku sebesar Rp 91,76 miliar.

Dari sisi aset Sariguna Primatirta hingga Juni 2022 naik menjadi Rp 1,57 triliun dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 1,35 triliun.

Liabilitas juga naik dari Rp 346,6 miliar per Desember 2021 menjadi Rp 474,03 miliar pada Juni 2022. Sementara ekuitas per Juni 2022 naik tipis menjadi Rp 1,09 teriliun dibanding akhir Desember 2021 sebesar Rp 1 triliun.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Sariguna Primarita Bidik Penjualan Tumbuh 30 Persen pada 2022

Sebelumnya, PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) menargetkan pertumbuhan penjualan 30 persen hingga akhir 2022.

Direktur Penjualan dan Distribusi PT Sariguna Primatirta Tbk, Toto Sucartono mengatakan, perseroan sudah bisa mencapai target tersebut pada kuartal I 2022.

"Jadi pertumbuhan kita dicanangkan target itu 30 persen. Dan itu sudah dicapai dalam kuartal I itu 29,7 persen atau hampir 30 persen. PR kita tinggal kuartal II, III, dan IV,” kata dia dalam paparan publik Sariguna Primatirta, Selasa (31/5/2022).

PT Sariguna Primatirta Tbk mencatat penjualan naik 30 persen  mencapai Rp 307,7 miliar pada kuartal I 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan membukukan penjualan Rp 237,19 miliar. Dari raihan itu, perseroan mencatat laba tahun berjalan Rp 45,76 miliar pada kuartal I 2022, tumbuh 9,37 persen dari periode kuartal I 2021 sebesar Rp 41,84 miliar.

Pada 2022, perseroan menargetkan pertumbuhan laba dua digit sejalan dengan prospek penjualan.

"Laba kita akan diikuti secara double digit, lah, pertumbuhannya,” imbuh Toto.

Pada 2022, perseroan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 220 miliar. Sebagian besar dari capex akan dialokasikan untuk membangun pabrik baru. Hingga saat ini, CLEO telah memiliki 27 pabrik pengolahan AMDK ditambah dengan tiga pabrik lainnya yang diproyeksikan selesai pada 2022.

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Kinerja Kuartal I 2022

Sebelumnya, PT Sariguna Primatirta Tbk (Tanobel Group) emiten produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) mencatatkan pertumbuhan laba bersih dan penjualan selama kuartal I 2022.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Sariguna Primatirta Tbk mencatat penjualan naik 30 persen  mencapai Rp 307,7 miliar pada kuartal I 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan membukukan penjualan Rp 237,19 miliar.

Beban pokok penjualan naik 42,21 persen menjadi Rp 186,18 miliar pada kuartal I 2022 jika dibandingkan kuartal I 2021 sebesar Rp 130,91 miliar.

Perseroan mencatat kenaikan beban penjualan menjadi Rp 35,26 miliar pada kuartal I 2022 dibandingkan kuartal I 2021 sebesar Rp 30,02 miliar.

Sementara itu, beban umum dan administrasi susut menjadi Rp 16,30 miliar pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 18,13 miliar. Beban keuangan turun menjadi Rp 2,56 miliar pada kuartal I 2022 dari kuartal I 2021 sebesar Rp 4,95 miliar.

Perseroan mencatat laba tahun berjalan Rp 45,76 miliar pada kuartal I 2022, tumbuh 9,37 persen dari periode kuartal I 2021 sebesar Rp 41,84 miliar.

“Kami bangga bahwa hingga saat ini, CLEO masih dapat menjaga eksistensinya bahkan menjadi salah satu pilihan air minum dalam kemasan bagi masyarakat Indonesia. Dibuktikan dengan Perseroan yang juga mencatatkan laba bersih sebesar Rp45,8 miliar atau meningkat 9 persen di kuartal I-2022,”  ujar Wakil Direktur Utama CLEO Melisa Patricia melalui keterangan resminya, Kamis (!2/5/2022).

Dia menambahkan, kenaikan ini tidak terlepas dari prospek AMDK yang terus bergeliat, ditambah dengan lonjakan permintaan air minum pada momentum saat ini. Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen akan terus menambah pabrik dan kapasitas produksi agar perseroan dapat terus memenuhi kebutuhan air minum masyarakat Indonesia.

4 dari 4 halaman

Produk Perseroan

PT Sariguna Primatirta Tbk mempunyai dua produk yang ditawarkan kepada masyarakat yaitu botol dan non-botol.

Melihat pertumbuhan AMDK yang positif, produk non-botol CLEO masih menjadi kontributor utama bagi penjualan CLEO, yaitu sebesar 51 persen pada Kuartal I 2022. Sementara kontribusi penjualan pada segmen botol meningkat menjadi 48 persen pada kuartal I 2022 dibandingkan tahun lalu yaitu 41 persen.

Sebagai produsen air minum dalam kemasan (AMDK) pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat food safety management ISO 22000:2005, CLEO terus melakukan penambahan pabrik baru di luar wilayah Jawa, yaitu Sumatera dan Kalimantan. 

Sedangkan, masing-masing pabrik tersebut diproyeksikan berkapasitas hingga 100 juta liter per tahun. Aksi korporasi tersebut sejalan dengan tingginya permintaan air kemasan dan sebagai antisipasi perseroan atas lonjakan permintaan tersebut.

Hingga saat ini, CLEO telah memiliki 27 pabrik pengolahan AMDK ditambah dengan tiga pabrik lainnya yang diproyeksikan akan selesai pada 2022.

Perseroan memiliki jaringan distribusi yang tersebar di sejumlah wilayah Indonesia, diantaranya Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Papua dengan total jaringan sebanyak 200 distributor internal dan 1.515 total distributor eksternal.

"Melihat prospek yang cerah dan terus meningkatnya permintaan akan air minum, ke depan kami tidak hanya menambah  pabrik dan kapasitas melainkan menambah jaringan distribusi CLEO baik distributor internal maupun eksternal," ujar dia.

Ia berharap dengan semakin tersebarnya produk dan jaringan distribusi CLEO, dapat menambah semakin banyaknya pangsa pasar perseroan dan dapat memberikan CLEO untuk terus mencari peluang baru sehingga perseroan optimistis dapat memberikan kinerja lebih baik lagi hingga akhir tahun ini.