Liputan6.com, Jakarta - PT Martina Berto Tbk (MBTO) absen membagikan dividen untuk tahun buku 2021. Hal tersebut karena perseroan masih mengalami kerugian.
Direktur Utama Martina Berto, Bryan David Emil mengatakan, perseroan tidak membagikan dividen karena perusahaan masih rugi pada 2021.
Baca Juga
"Yang pasti dengan rugi kita tidak membagikan dividen,” kata Bryan dalam paparan publik MBTO, Jumat (29/7/2022).
Advertisement
Keputusan tersebut telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) MBTO yang diselenggarakan pada Jumat, 29 Juli 2022.
Sementara itu, pada kuartal I 2022, perseroan mampu mencatatkan pertumbuhan penjualan sekaligus menekan rugi yaitu mencetak pertumbuhan penjualan sebesar 47,71 persen secara tahunan menjadi Rp 74 miliar.
Sedangkan, kontribusi terbesar berasal dari segmen kosmetik yang menyumbang penjualan paling besar, tumbuh 73,51 persen secara tahunan menjadi Rp 51,21 miliar.
Lalu, segmen jamu naik 71,24 persen secara tahunan menjadi Rp 595,23 miliar, lain-lain bertumbuh 25,58 persen ke Rp 35,52 miliar.
Kenaikan penjualan ini juga seiring dengan meningkatnya beban pokok penjualan perseroan yang naik 20,64 persen menjadi Rp 43,17 miliar pada kuartal I 2022. Pada periode yang sama di tahun lalu beban pokok penjualan perseroan sebesar Rp 35,78 miliar.
Selain itu, penyusutan beban juga terjadi pada beban penjualan dan pemasaran yang turun 18,03 persen yoy menjadi Rp 16,48 miliar. Beban umum dan administrasi juga turun dari Rp 19,13 miliar menjadi Rp 16,78 miliar.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
IHSG Melemah Terbatas, Saham BMTR Melesat 23,03 Persen
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada penutupan perdagangan saham Jumat, (29/7/2022). Indeks sektor saham industri topang penguatan IHSG, dan catat penguatan terbesar.
Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan, IHSG melemah tipis 0,08 persen ke posisi 6.951,12. Indeks LQ45 susut 0,17 persen ke posisi 978,62. Sebagian besar indeks acuan melemah. Jelang akhir pekan, IHSG berada di level tertinggi 7.032,35 dan terendah 6.951,12. Sebanyak 215 saham menguat dan 282 saham melemah. 193 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.355.225 kali dengan volume perdagangan 32,1 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 17 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.795.
Sebagian besar sektor saham melemah. Indeks sektor saham IDXhealth susut 2,66 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXbasic turun 1,18 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal melemah 0,79 persen, indeks sektor saham IDXtechno merosot 0,71 persen. Selain itu, indeks sektor saham IDXtransportasi tergelincir 0,35 persen, indeks sektor saham IDXinfrastruktur melemah 0,14 persen dan indeks sektor saham IDXproperty merosot 0,10 persen.
Sementara itu, indeks sektor saham IDXindustry melonjak 3,9 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXenergy bertambah 1,02 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal mendaki 0,60 persen dan indeks sektor saham IDXfinance menanjak 0,05 persen.
Advertisement
Top Gainers-Losers pada 29 Juli 2022
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
-Saham BRNA melesat 24,58 persen
-Saham BMTR melesat 23,03 persen
-Saham AXIO melesat 17,95 persen
-Saham BIPI melesat 17,39 persen
-Saham ARKO melesat 12,26 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
-Saham KOBX melemah 7 persen
-Saham RICY melemah 6,96 persen
-Saham ESTA melemah 6,94 persen
-Saham KONI melemah 6,91 persen
-Saham PANI melemah 6,88 persen
Saham-saham teraktif secara frekuensi antara lain:
-Saham BMTR tercatat 68.248 kali
-Saham BUMI tercatat 46.660 kali
-Saham SIDO tercatat 35.775 kali
-Saham ANTM tercatat 33.561 kali
-Saham WINR tercatat 28.891 kali
Saham-saham teraktif secara nilai antara lain:
-Saham BBRI senilai Rp 1 triliun
-Saham BBCA senilai Rp 973,3 miliar
-Saham ASII senilai Rp 950,8 miliar
-Saham BUMI senilai Rp 911,2 miliar
-Saham BMTR senilai Rp 549,2 miliar