Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Senin, (1/8/2022). Rilis data ekonomi inflasi akan bayangi IHSG.
Hal itu disampaikan CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya dalam catatannya. Ia menuturkan, awal Agustus 2022 terdapat rilis data ekonomi berupa inflasi yang disinyalir akan berada dalam angka stabil mengingat kondisi ekonomi yang kembali menggeliat dan sektor riil mulai bergerak. William menilai, sentimen itu dapat memberikan angin segar terhadpa pola gerak IHSG ke depan.
Baca Juga
“IHSG berpotensi menguat dengan kisaran hari ini 6.789-7.074,” ujar William.
Advertisement
Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan, akhir pekan, sekaligus akhir bulan pada 29 Juli 2022, IHSG ditutup terkoreksi 0,1 persen ke level 6.951.
“Kami memperkirakan, posisi IHSG saat ini sedang berada di akhir wave (b) dari wave [y] dari wave Y sehingga meskipun menguat namun akan relatif terbatas untuk menguji 7.025-7.070, untuk level koreksi IHSG kami perkirakan akan menguji rentang area 6.772-6.822,” ujar Herditya.
Ia prediksi, IHSG berada di level support 6.850,6.757 dan resistance di 7.070,7.174 pada Senin, 1 Agustus 2022.
Untuk rekomendasi saham pilihan yang dapat dicermati pelaku pasar, Herditya memilih saham PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF),PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk )SRTG).
Sedangkan William memilih saham PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Selain itu, saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal saham dari PT MNC Sekuritas:
1.PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) - Buy on Weakness (166)
Saham ASRI ditutup menguat 1,8 persen ke level 166 pada perdagangan Jumat, 29 Juli 2022, tetapi penguatan saham ASRI masih tertahan oleh MA200.
“Kami memperkirakan, posisi ASRI saat ini sedang berada di awal wave iii dari wave (c) sehingga ASRI berpeluang melanjutkan penguatannya,” ujar dia.
Buy on Weakness: 161-165
Target Price: 171, 180
Stoploss: below 158
2. PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) - Spec Buy (4.540)
Menutup perdagangan Jumat, 29 Juli 2022, saham LPPF ditutup terkoreksi 1,9 persen ke level 4.540. Selama saham LPPF masih mampu bergerak di atas 4.370 sebagai supportnya, posisi LPPF saat ini sedang berada di awal wave [iii] dari wave C dari wave (B).
Spec Buy: 4.450-4.540
Target Price: 4.990, 5.350
Stoploss: below 4.370
3. PT Medco Energi Internasional Tbk MEDC - Buy on Weakness (610)
Saham MEDC ditutup terkoreksi 0,8 persen ke level 610 pada perdagangan Jumat, 29 Juli 2022.
“Kami memperkirakan, posisi MEDC sedang berada pada bagian dari wave [iii] dari wave A, sehingga koreksi MEDC akan relatif terbatas dan berpeluang menguat kembali,” ujar dia.
Buy on Weakness: 585-610
Target Price: 635, 665
Stoploss: below 565
4.PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) - Buy on Weakness (2.550)
Pada Jumat, 29 Juli 2022, saham SRTG ditutup terkoreksi 0,8 persen ke level 2.550.
“Kami memperkirakan, posisi SRTG saat ini sedang berada di awal wave [iii] dari wave A, sehingga koreksi SRTG akan relatif terbatas dan berpeluang menguat kembali,” tutur dia.
Buy on Weakness: 2.470-2.550
Target Price: 2.800, 2.940
Stoploss: below 2.370
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Kinerja IHSG 25-29 Juli 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja positif pada 25-29 Juli 2022. Pada pekan ini, analis menilai, laju IHSG dibayangi pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed) dan rilis kinerja emiten pada semester I 2022.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (30/7/2022), IHSG melonjak 0,93 persen ke posisi 6.951,12 dari pekan lalu di posisi 6.886,96. Kenaikan IHSG tersebut juga diikuti kapitalisasi pasar bursa yang bertambah 0,72 persen ke posisi Rp 9.133,05 triliun. Kapitalisasi pasar bursa naik Rp 66 triliun dari pekan lalu Rp 9.067,93 triliun.
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya menuturkan, pelaku pasar pekan ini fokus pada pidato bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) terkait kebijakan moneternya. Gubernur Bank sentral AS, Jerome Powell resmi menaikkan suku bunga 75 basis poin (bps) dan menunjukkan optimisme terhadap ekonomi AS yang ditopang oleh data tenaga kerja yang baik.
"GDP AS secara dua kuartal berturut-turut terkontraksi dan secara teknis resmi memasuki masa resesi. Dua hari ini direspons positif oleh pasar saham dengan spekulasi the Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga secara agresif dengan kondisi resesi ini,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Total Emisi Obligasi
Ia menambahkan, dari dalam negeri, rilis hasil laba perusahaan kapitalisasi pasar besar yang lebih baik dari perkiraan menjadi penopang kenaikan IHSG.
"Harga komoditas unggulan Indonesia seperti batu bara dan crude palm oil (CPO) kembali naik sehingga membuat investor asing melihat Indonesia kembali menarik,” kata dia.
Total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2022 adalah 73 emisi dari 55 emiten senilai Rp89,78 triliun.
Sedangkan secara keseluruhan, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 497 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp440,28 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 122 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 156 seri dengan nilai nominal Rp4.881,51 triliun dan USD211,84 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp4,03 triliun.
Advertisement