Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan produsen alat kebersihan ramah lingkungan, PT Klinko Karya Imaji Tbk (KLIN), optimistis mencetak kinerja bisnis dan pendapatan yang lebih tinggi pada 2022.
Hal ini seiring aksi korporasi perseroan untuk go public dan potensi pasar produk ramah lingkungan yang kian menjanjikan.
Baca Juga
Saat ini, isu pemanasan global yang diusung masyarakat dunia telah meningkatkan kesadaran untuk menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan. Tak banyak produsen atau perusahaan yang menggunakan bahan baku dari daur ulang limbah. Dari jumlah yang tak banyak itu terselip nama PT Klinko Karya Imaji, Tbk (KLIN).
Advertisement
"Momentum peningkatan kesadaran masyarakat akan produk ramah lingkungan akan menjadi penopang kekuatan bisnis perusahaan. Pasca pandemi pun bisnis kami akan tetap tumbuh. Kami berkeyakinan pendapatan kami pada tahun ini bisa mencapai pendapatan usaha yang meningkat tajam,” ujar Direktur Keuangan Klinko Karya Imaji, Sisse Paloma melalui keterangan resminya, ditulis Jumat (5/8/2022).
Kemudian, peningkatan kesadaran masyarakat akan produk ramah lingkungan tersebut tentu menjadi potensi tersendiri bagi KLIN dalam mengembangkan bisnisnya. Kinerja Perseroan pun telah teruji saat pandemi COVID-19 berlangsung, di mana pendapatan usaha mengalami peningkatan signifikan.
Sementara itu, pada 2020, pendapatan usaha KLIN mencapai Rp2,7 miliar, lalu pada 2021 meningkat menjadi Rp3,9 miliar. Hingga posisi Juni 2022 pendapatan KLIN telah mencapai Rp2,8 miliar, meningkat sebesar 100 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Terkait peluang yang ada, produsen alat-alat kebersihan ini berencana ekspansi. Untuk menopang ekspansi ini, KLIN mantap melakukan penawaran saham perdana (initial public offering atau IPO).
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Catat Saham di BEI pada 9 Agustus 2022
Perseroan telah mendapatkan persetujuan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melaksanakan penawaran perdana umum saham pada 2-5 Agustus 2022 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Agustus 2022.
Pada penawaran umum perdana saham, KLIN juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 57.500.000 Waran Seri I yang diberikan secara cuma-uma kepada pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan.
Sebagai pendatang baru di pasar modal, saham KLIN memiliki daya tarik tersendiri. Lantaran, perusahaan yang berdiri pada 2016 ini merupakan satu-satunya produsen alat-alat kebersihan dari daur ulang limbah tekstil.
Bahkan, potensi pasarnya pun sangat bagus, karena merupakan produk esensial. Pasarnya pun tak hanya domestik, tetapi juga mancanegara, di mana hingga saat ini pasar ekspornya sudah merambah tujuh negara.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Potensi Pasar
“Pasar kami sangat potensial, baik domestik maupun mancanegara. Ke depan, kami akan terus meningkatkannya, termasuk kapasitas produksi, jaringan maupun distribusi. Berbagai jalinan kerja sama dengan pasar retail modern pun tengah digencarkan, salah satunya dengan MR.DIY. Dengan MR.DIY pun rencananya tak hanya di outlet dalam negeri, tapi juga di Malaysia yang notabene jumlah outletnya jauh lebih banyak,” ujar Direktur Utama Klinko Karya Imaji, Anggun Supanji.
Melihat potensi yang ada, Anggun pun mendorong Klinko Karya Imaji untuk meningkatkan skala bisnisnya.
“Melalui IPO ini, kami ingin memberikan peluang bagi investor publik untuk memiliki perusahaan ini. Selain nilai ekonomi yang tinggi, juga nilai terhadap lingkungan. Mengolah limbah tekstil menjadi produk yang bernilai tinggi,” ujar dia.
Sementara itu, Sisse menambahkan pendapatan dan bisnis Perseroan diyakini terus meningkat pada tahun-tahun mendatang. Pasar ekspor produk daur ulang dinilai sangat potensial dan mendapatkan respons positif.
Sisse juga menerangkan pertumbuhan penduduk pasti akan membutuhkan alat-alat kebersihan. Jadi, bukan hanya karena ada pandemi.
Oversubcribed
IPO yang digelar oleh perusahaan yang mengusung tagline "cleaning with colors" ini mendapatkan respons positif dari pasar, yang ditandai dengan kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 200 persen atau 2 kali.
Untuk harga penawaran saham ditetapkan sebesar Rp100. Dalam IPO ini, Klinko Karya Imaji akan melepas 230 juta lembar saham atau sebesar 17,59 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum. Dari penawaran saham ini, KLIN akan mendapatkan dana sebesar Rp23 miliar.
Dana hasil IPO sebesar 40 persen akan digunakan untuk kebutuhan pembangunan kantor pusat, area produksi, dan gudang bahan baku. Sekitar 38,75 persen akan digunakan untuk kebutuhan belanja modal, seperti penambahan fasilitas produksi dan mesin. Lalu, sebesar 21,25 persen akan digunakan untuk keperluan modal kerja, seperti pembelian bahan baku.
Selain itu, efek yang diterbitkan KLIN ini terdaftar sebagai efek syariah sesuai dengan ketentuan dan kriteria yang berlaku, serta telah diumumkan oleh OJK. Efek ini tercatat ke dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
Advertisement
IPO untuk Ekspansi
Menurut Co-Founder Komunitas Saham Syariah, Ady Nugraha, penentuan efek yang diterbitkan KLIN sebagai efek syariah dan masuk ke dalam ISSI telah sesuai dengan ketentuan dan kriteria yang berlaku. Baik ketentuan dan kriteria OJK, maupun fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
“Kegiatan yang dijalankan KLIN tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, seperti perjudian dan sejenisnya, perdagangan yang dilarang, jasa keuangan ribawi, serta produksi atau distribusi barang haram. Begitupun dengan kriteria keuangan, KLIN tidak memiliki utang bunga dan pendapatan non-halal,” jelas Ady.
Ady juga menjelaskan KLIN menjadi salah satu perusahaan yang melakukan IPO bukan untuk membayar utang, tetapi ekspansi usaha. Tentu hal ini menjadi salah satu penilaian bagi daya tarik investor.
Meski demikian, dia juga menyarankan kepada setiap investor untuk jeli dan menganalisis sebelum melakukan pembelian saham. Prospek pasar dan barang yang diproduksi bisa menjadi penentu bagi kinerja ke depan, baik kinerja Perseroan maupun sahamnya.