Sukses

Hartadinata Abadi Kantongi Laba Rp 133,24 Miliar pada Semester I 2022

PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mencetak kenaikan pendapatan dan laba sepanjang enam bulan pertama 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mengungkapkan kinerja sepanjang semester I 2022. Pada periode tersebut, perseroan mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 133,24 miliar.

Laba itu naik 41,37 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 94,73 miliar. Capaian itu sejalan dengan pendapatan Hartadinata Abadi yang tumbuh 31,18 persen menjadi Rp 3,22 triliun pada semester I 2022 dari Rp 2,45 triliun pada semester I 2022.

Sejalan dengan kenaikan penjualan, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 2,85 triliun dari Rp 2,21 triliun. Sehingga pada semester I 2022 perseroan mengantongi laba kotor Rp 366,49 miliar, naik 52,74 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 239,95 miliar.

Dari sisi beban usaha dari penjualan pada semester I 2022 tercatat sebesar Rp 8,78 miliar, serta beban administrasi dan umum tercatat sebesar Rp 73,09 miliar. Perseroan juga mencatatkan pendapatan usaha lainnya sebesar Rp 129,15 juta. Sehingga diperoleh laba usaha sebesar Rp 284,76 miliar, naik dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 199,91 miliar.

Pada saat bersamaan, penghasilan keuangan tercatat sebesar Rp 957,59 juta. Sementara beban keuangan tercatat sebesar Rp 106,65 miliar, dan bagi hasil utang sukuk mudharabah Rp 7,61 miliar. Setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 133,55 miliar. Naik 40,76 persen dibandingkan semester I 2021 sebesar Rp 94,88 miliar.

Dari sisi aset sampai dengan akhir Juni 2022 tercatat sebesar Rp 3,87 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 3,48 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 3,64 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp 229,51 miliar.

Liabilitas hingga akhir Juni 2022 tercatat sebesar Rp 2,26 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 1,96 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 1,05 triliun, dan liabilitas jangka panjang Rp 1,21 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan Juni 2022 tercatat naik menjadi Rp 1,6 triliun dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 1,52 triliun.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Realisasi Belanja Modal

Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) telah merealisasikan belanja modal Rp 15 miliar dari anggaran belanja modal Rp 40 miliar pada 2022.

Direktur Keuangan PT Hartadinata Abadi Tbk,  Ong Denny menuturkan, belanja modal pada 2022 digunakan untuk mesin dan pengembangan toko. Dari anggaran belanja modal Rp 40 miliar, yang terserap baru Rp 15 miliar.

Untuk mengantisipasi harga emas yang naik, PT Hartadinata Abadi Tbk juga berupaya memperkuat posisi untuk persediaan bahan baku dan barang jadi perseroan. Ong Denny menuturkan, harga emas ke depan dapat dibilang masih stabil di kisaran USD 1.800-USD 1.900 per troy ounce. Kisaran harga itu menurut Denny cukup baik dukung kinerja perseroan saat ini.

“Banyak yang prediksi harga emas akan kembali melonjak seiring inflasi sehingga kami anggap perlu juga perkuat posisi dari persediaan bahan baku dan barang jadi perseroan, ia menambahkan.

Mengutip paparan publik perseroan, realisasi pembukaan toko sendiri mencapai 10 toko atau setara dengan 71 persen dari target 14 toko baru menjadi 78 toko hingga awal Juni 2022. Pada akhir 2022, perseroan menargetkan penambahan jaringan toko sendiri menjadi 82 toko.

Adapun distribusi perhiasan emas perseroan dari toko milik sendiri antara lain ACC, ACC Premium, Celine Jewellrey, dan Claudia Perpect Jewelry.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Potensi Investasi Emas

Sementara itu terkait investasi emas, Investor Relation PT Hartadinata Abadi Tbk, Thendra Crisnanda menjelaskan pergerakan rata-rata harga emas dunia year to date tahun 2022 bertumbuh masih di atas 4 persen.

"Investasi di instrumen investasi emas, satu yield masih jauh berada di atas rata-rata tahunan inflasi di Indonesia. Inflasi Indonesia level 3-4 persen,” kata dia.

Untuk beberapa antisipasi investor di setiap masa investasi, ketika ada potensi stagflasi, Thendra mengatakan, hal yang menjadi pertanyaan aset kelas apa yang bisa melindungi nilai investasi. Ia menuturkan, berdasarkan data historis return 1973, emas menjadi salah satu instrumen yang outperform saat stagflasi.

“Diperhatikan stagflasi terjadi emas memberikan return lebih 22,1 persen kepada investor dibabdingkan instrumen risiko seperti saham turun 1,5 persen. Dari Goldman Sach estimasi harga emas dunia masih akan capai 2.150 troy per ounce pada 2022,” kata dia.

4 dari 4 halaman

Tebar Dividen

Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) akan membagikan dividen sebesar Rp 10 per saham. Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu, 22 Juni 2022.

Investor Relation PT Hartadinata Abadi Tbk, Thendra Crisnanda menuturkan, perseroan mencatat jejak rekam untuk menjaga kinerja sehingga memberikan dividen kepada investor. Adapun rata-rata dividen payout ratio perseroan antara 20-25 persen.

"Tahun 2022 setelah RUPS tahunan ini memang sudah diputuskan besaran dividen per saham Rp 10 atau dividen payout ratio setara 23,74 persen. Di mana nilai per share memberikan dividen yield sekitar 5 persen," ujar dia saat paparan publik perseroan.

Ia juga menyampaikan kinerja perseroan selama tiga bulan pertama 2022. Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan 32,78 persen menjadi Rp 1,37 triliun pada kuartal I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 1,03 triliun. Selama kuartal I 2022, hasil penjualan kepada wholesaler berkontribusi 89,81 persen, kemudian dari toko milik sendiri serta imbalan kemitraan sebesar 8,92 persen. Perseroan juga mencatat tambahan pendapatan dari hasil usaha Pegadaian sebesar 1,26 persen.

Laba bersih naik 19,28 persen menjadi Rp 50,68 miliar pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 42,49 miliar.

Selain itu, Thendra menyampaikan, sejumlah strategi perseroan pada 2022. Pertama, innovative products. Perseroan mengembangkan produk logam mulia dan perhiasan yang lebih mengedepankan inovasi dan nilai dengan harga yang semakin terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.

"Kita hadirkan produk inovasi sebagai salah satu pemain industri perhiasan emas dan batangan di Indonesia, merupakan salah satu perusahaan aktif keluarkan produk inovatif," kata dia.