Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2022 sebesar 3,72 persen (qtq) dan 5,44 persen (yoy). Angka ini berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku pada kuartal II yang mencapai Rp 4.919,9 triliun.
Menanggapi hal tersebut, Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis mengatakan, pengumuman pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2022 berdampak positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Akan tetapi, saat ini pelaku pasar menantikan data inflasi Amerika Serikat pada pekan depan.
Baca Juga
"Kami memperkirakan IHSG akan bergerak fluktuasi kecenderungan menguat pada pekan depan, kami memperkirakan IHSG di resistance 7.121 – 7.138, jika terjadi koreksi pada IHSG maka supportnya berada di level 7.025 – 7.046," kata Abdul kepada Liputan6.com, ditulis Minggu (7/8/2022).
Advertisement
Untuk saham yang bisa dicermati pelaku pasar, Abdul memilih saham WIKA dan CTRA.
"Kami merekomendasikan WIKA dengan resistance 1.020-1.065 dan support 940-955, CTRA dengan resistance 950-960, support 885-900,” ujar dia.
Sementara itu, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya mengungkapkan, pasar sudah memperkirakan berita positif terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II ini sehingga sepanjang pekan ini IHSG mengalami penguatan harian berturut-turut.
"Kenaikan PDB kuartal II yang di atas target BI dan sesuai perkiraan di hari ini juga kembali direspon positif sehingga secara mingguan juga IHSG ditutup menguat. IHSG di pekan depan berpotensi bergerak dalam range 7.000-7.150,” ujar Cheryl.
Sedangkan, saham-saham yang menarik dicermati pelaku pasar usai pengumuman PDB kuartal II, Cheryl memilih saham antara lain FREN, WIKA dan PTPP.
"Saham-saham infrastruktur menarik untuk dicermati seiring progress pembangunan IKN yang berlanjut dan optimisme pemulihan ekonomi yang terus berlangsung. Saham-saham pilihan yaitu FREN, WIKA, PTPP,” ujar dia.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Cermati Aksi Ambil Untung
Tak hanya itu, Analis PT Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova menyebutkan, pengumuman pertumbuhan ekonomi mampu mengerek IHSG jelang penutupan perdagangan sesi kedua, Jumat, 5 Agustus 2022.
IHSG menguat 0,39 persen ke posisi 7.084,65. Indeks LQ45 menguat 0,40 persen ke posisi 1.007,80 pada Jumat, 5 Agustus 2022. Namun, secara keseluruhan rangkaian reli pada IHSG sejak awal Juli lalu cenderung menunjukkan sikap antisipatif pelaku pasar yang mulai meningkat belakangan ini. .
"Hal ini ditandai dengan cukup seringnya terjadi aksi profit taking yang perlu diperhatikan di minggu depan untuk memperkirakan arah pergerakan IHSG berikutnya,” kata Ivan.
Ivan juga menegaskan, IHSG menghadapi resistance terdekat di 7.108 dan kemudian area resistance 7.156-7.174 di mana terdapat jarak juga di level 7.174.8.
"Sehingga peluang untuk melanjutkan kenaikan ke area tersebut sejauh ini masih sangat terbuka seiring dengan berlangsungnya rilis laporan keuangan semester I dari emiten yang bisa menjadi daya dorong bagi IHSG dan saham secara umum,” ucapnya.
Ivan merekomendasikan saham yang menarik untuk dicermati pelaku pasar dari sektor perbankan dan konsumer.
"Dari sektor perbankan yaitu BBCA, BBRI dan BMRI, kemudian dari consumer UNVR, INDF dan MYOR,” ujar dia.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2022
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 tembus 5,44 persen secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan kuartal I pada 2021 sebelumnya.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 bila dibandingkan dengan triwulan I 2022 tumbuh 3,72 persen. Bila dibandingkan kuartal II 2021, tumbuh 5,44 persen," terang Kepala BPS Margo Yuwono dalam sesi teleconference, Jumat, 5 Agustus 2022.
Secara kumulatif, Margo mengatakan, ekonomi Indonesia di sepanjang semester I 2022 ini sukses tumbuh 5,23 persen dibandingkan dengan semester I 2021.
Merujuk pada catatan peristiwa domestik, capaian tersebut berhasil diperoleh karena adanya mobilitas yang makin tinggi dibanding periode-periode sebelumnya.
"Untuk mobilitas terjadi kenaikan penumpang untuk seluruh moda transportasi. Rilis BPS sebelumnya disampaikan, selama Q2 ini penumpang transportasi tumbuhnya sangat signifikan, baik secara q2q maupun secara YoY," imbuhnya.
Dari sisi pemerintah dan Bank Indonesia, juga berupaya bagaimana melakukan kebijakan untuk meminimkan dampak tekanan global terhadap indonesia.
"Pertama, subsidi dan bantuan sosial, realisasinya pada triwulan 2 meningkat cukup tajam. Secara YoY meningkat 11,24 persen untuk subsidi energi, dan bansos meningkat 56,17 persen," papar Margo.
Pada sisi moneter, Bank Indonesia juga masih menahan kenaikan suku bunga acuan di level 3,5 persen. Sehingga itu memberikan dampak kondusif terhadap pelaku usaha.
"Daya beli masyarakat masih tumbuh juga dengan mempertimbangkan inflasi, khususnya inflasi inti. Inflasi inti masih terjaga meski ada kenaikan. Itu menggambarkan daya beli makin baik, inflasi inti 2,63 persen di akhir Juni 2022," tuturnya.
Pemerintah Pede Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 Persen pada Kuartal II 2022
Jelang pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) soal pertumbuhan ekonomi kuartal II 2022, pemerintah optimistis angkanya berada di atas 5 persen.
Itu melanjutkan capaian ekonomi yang tumbuh 5,01 persen secara tahunan (year on year/YoY) pada kuartal I 2022.
Keyakinan tersebut sudah digaungkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers APBN KiTa per Juni 2022 lalu.
Bendahara negara memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2022 bisa menyentuh 5,3 persen.
"Kita lihat bulan Juni ini, dengan aktivitas yang masih sangat kuat, kita akan lebih optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal II di angka 4,8-5,3 persen, dengan titiknya sekitar 5 persen," kata Sri Mulyani, dikutip Jumat (5/8/2022).
Optimisme senada tetap diutarakan mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut dalam konferensi pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Senin (1/8/2022) kemarin.
Sri Mulyani mengungkapkan, proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua tahun ini ditopang oleh kinerja komponen sisi konsumsi, investasi, dan ekspor yang tetap terjaga positif.
"Kami memperkirakan kuartal II masih akan tumbuh di atas 5 persen, terutama kuartal I waktu itu 5,01 persen. Maka kami memperkirakan kuartal II juga akan bertahan di atas 5 persen," ujarnya.
Advertisement