Liputan6.com, Jakarta - Saat ini masih ada 16 emiten yang harus melakukan penawaran saham perdana (initial public offering atau IPO). Lantas, bagaimana strategi bursa untuk mendorong perusahaan terbuka?
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan, pihaknya mendorong perusahaan untuk IPO, salah satunya melalui program IDX Incubator atau IDX Inkubasi.
Baca Juga
"Bahwa memang saat ini di pipeline sekitar 28 yang sedang proses, artinya memang kita mendorong perusahaan-perusahaan untuk IPO, tidak saja kami menunggu mereka mempersiapkan dokumen tapi kami juga secara aktif dimana kami juga menyiapkan yang namanya IDX Inkubasi,” kata Iman dalam konferensi pers BEI, pada Rabu (10/8/2022).
Advertisement
Selanjutnya, Iman menuturkan, IDX Incubator merupakan program yang dilakukan oleh BEI untuk perusahaan, salah satunya untuk mendapatkan terkait pengetahuan IPO dari profesi penunjang yang membantu persiapannya.
"Jadi kami lakukan indeks inkubasi bagi perusahan yang ingin mendapatkan pengetahuan tentang IPO, kami menyiapkan tenaga-tenaga pengajar dari profesi penunjang yang membantu persiapannya,” ujar dia.
Selain itu, BEI juga memiliki infrastruktur khusus yang mempersiapkan sosialisasi bagi emiten-emiten untuk persiapkan IPO
"Tentu saja kita harapkan dapat mendapatkan pengetahuan dan dibantu konsultan-konsultan profesi penunjang pasar modal. Sehingga memudahkan bagi bursa dan OJK melakukan verifikasi sehingga mereka layak untuk melakukan IPO ke depannya,” kata Iman.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jumlah Saham IPO Terbanyak
Sebelumnya, pasar modal tanah air terpantau cukup aktif kendati harus berjibaku dengan pandemi COVID-19. Pada 2020 dan 2021, Bursa efek Indonesia (BEI) berhasil mencatatkan masing-masing 51 dan 54 emiten baru melalui initial public offering (IPO).
BEI menjadi bursa dengan jumlah IPO saham terbanyak dan menjadi Bursa pertama yang mencatatkan saham perusahaan unicorn di kawasan ASEAN. Selain itu, penghimpunan dana sebesar Rp62,6 triliun dari pencatatan baru saham di BEI pada 2021 merupakan yang tertinggi untuk Bursa di ASEAN.
"Kami bersyukur atas pencapaian tersebut. Hal ini tidak terlepas dari kerja keras dan dukungan dari banyak pihak dalam upaya untuk menciptakan bursa yang lebih inklusif terhadap seluruh sektor dan size perusahaan," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, dikutip Kamis (21/7/2022).
Tak lupa, Bursa juga apresiasi kepada para owner dan manajemen perusahaan yang telah mempercayakan Pasar Modal Indonesia sebagai rumah pertumbuhan perusahaan (house of growth).
Dia menuturkan, tren positif di pasar modal telah diutilisasi oleh stakeholder pasar modal termasuk para pemilik perusahaan untuk mendapatkan pendanaan sesuai kebutuhan dan strategi internal perusahaan masing-masing.
"Momentum pemulihan ekonomi nasional kami yakini juga turut mendorong korporasi dalam melakukan penggalangan dana melalui pasar modal,” imbuh dia.
Berdasarkan data BEI, beberapa indikator pasar modal Indonesia seperti minat perusahaan yang akan melakukan penggalangan dana dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pertumbuhan positif.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
45 Emiten Proses Rights Issue, Dominan Sektor Keuangan
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 45 perusahaan tercatat atau emiten sedang dalam proses rights issue hingga 1 Agustus 2022. Total dana yang diperkirakan dihimpun dari rights issue mencapai Rp 36,9 triliun.
"Berdasarkan catatan kami, sampai dengan 1 Agustus 2022 terdapat 45 perusahaan tercatat yang berada pada pipeline rights issue. Total dana yang diperkirakan diperoleh melalui rights issue sebesar Rp 36,9 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan ditulis Rabu (3/8/2022).
Ia menuturkan, dari 45 perusahaan tercatat yang berada pada pipeline rights issue antara lain:
6 perusahaan dari sektor basic materials
5 perusahaan dari sektor consumer cyclicals
2 perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
3 perusahaan dari sektor energy
17 perusahaan dari sektor financials
1 perusahaan dari sektor healthcare
2 perusahaan dari sektor industrials
2 perusahaan dari sektor properties & real estates
1 perusahaan dari sektor teknologi
3 perusahaan dari sektor transportation & logistics
3 perusahaan dari sektor infrastructures
Nyoman menuturkan, ditinjau dari jumlah emiten yang berada pada pipeline rights issue, mencerminkan ada kepercayaan untuk memanfaatkan pasar modal Indonesia sebagai salah satu alternatif sumber pendanaan.
Ia mengatakan, hal ini sejalan dengan perusahaan yang menggalang dana melalui pencatatan saham di BEI. Hingga 1 Agustus 2022 terdapat 29 perusahaan yang telah mencatatkan saham di BEI dengan total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 19,5 triliun.
"Sedangkan pada pipeline Pencatatan saham, masih ada 32 calon Perusahaan Tercatat yang berada dalam antrian untuk mencatatkan sahamnya di BEI,” tutur dia.
45 Tahun Pasar Modal Kembali Aktif, Transaksi Harian Saham Naik 15 Persen
Sebelumnya, pasar modal Indonesia mencatatkan kinerja yang positif di tengah kondisi yang masih dibayangi pandemi COVID-19. Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 7,68 persen dan saat ini masih yang tertinggi di kawasan ASEAN.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai rekor tertinggi dalam sejarah bangsa Indonesia yang menembus level 7.276 pada 21 April 2022.
“Kemarin malam sebagai informasi kita juga sudah tembus 7.000. Sebagaimana saya ingat pada waktu kami menjabat di periode awal setelah RUPS 29 Juni indeks kita saat itu turun merah di angka 6.800, tapi sampai tiga hari terakhir indeks kita kembali tembus ke 7.102,” kata Iman dalam sambutan acara HUT ke-45 Pasar Modal Indonesia, Rabu (10/8/2022).
Selain itu, Iman juga menyebutkan, kapitalisasi pasar mencapai Rp 9.300 triliun. Sedangkan, rata-rata nilai transaksi harian atau RNTH meningkat 15 persen secara year to date.
"Rata-rata transaksi harian terakhir sepanjang tahun 2022 rata-rata transaksinya meningkat 15 persen year to date atau rata-rata sebesar Rp 15,4 triliun. Tiga hari terakhir kita pernah mencapai trading harian sebesar Rp 21 triliun lebih,” ungkapnya.
BEI menargetkan sebanyak 55 emiten dapat tercatat di pasar modal Indonesia hingga akhir 2022. Namun, BEI juga memiliki sejumlah tantangan ke depan untuk memperoleh emiten dengan kinerja yang baik bagi pasar modal.
"Kita tidak hanya bicara tentang kuantitas artinya jumlah yang kita punya, tetapi bagaimana juga ke depan kita memperoleh emiten dengan kualitas yang memang bisa memperoleh kinerja yang baik di pasar modal,” pungkasnya.
Advertisement