Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Kamis (11/8/2022). Rilis laporan keuangan emiten semester I 2022 masih akan jadi pendorong kenaikan IHSG.
CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, IHSG masih terlihat akan kembali menguji level all time high. Ia menilai, masa laporan kinerja emiten masih akan menjadi salah satu faktor pendorong kenaikan IHSG hingga ke depan.
Baca Juga
Hal ini ditambah dengan aliran dana investor asing yang terlihat masih terus berlangung. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga Rabu, 10 Agustus 2022, aliran dana investor asing mencapai Rp 58,91 triliun.
Advertisement
"Hari ini IHSG berpotensi menguat di 6.988-7.147,” ujar William dalam catatannya.
Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG ditutup terkoreksi 0,2 persen ke level 7.086 pada perdagangan Rabu, 10 Agustus 2022.
"Skenario terburuknya adalah posisi IHSG sedang berada di awal wave [y] dari wave Y pada label hitam atau di awal wave (E) pada pola triangle di label merah. Hal tersebut berarti IHSG akan rawan melanjutkan koreksinya untuk menguji 6.927-7.014,” ujar dia.
Ia menambahkan, kabar baiknya, apabila IHSG mampu break dari 7.145 sebagai resistancenya, IHSG akan melaju untuk menutup gap di 7.160-7.174.
Herditya prediksi, level support IHSG di 7.030,6.900 dan level resistance 7.160,7.194.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saham Pilihan dan Rekomendasi Teknikal
Untuk saham yang dapat dicermati pelaku pasar, Herditya memilih saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Delta Dunia Makmur Tbk (DLTA), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Sedangkan William memilih saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP). Selain itu, PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA).
Berikut rekomendasi teknikal saham dari MNC Sekuritas:
1.PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) - Spec Buy (9.350)
Menutup perdagangan Rabu, 10 Agustus 2022, saham AALI ditutup terkoreksi 0,8 persen ke level 9.350.
“Selama tidak terkoreksi ke bawah 9.150 sebagai supportnya, saat ini posisi AALI berada di awal wave [c]. Hal tersebut berarti, koreksi AALI akan relatif terbatas dan berpeluang menguat kembali,” ujar dia.
Spec Buy: 9.250-9.350
Target Price: 10.000, 10.600
Stoploss: below 9.150
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Saham CTRA-ICBP
2.PT Ciputra Development Tbk (CTRA) - Buy on Weakness (920)
Saham CTRA ditutup terkoreksi 2,1 persen ke level 920 pada perdagangan Rabu, 10 Agustus 2022.
“Kami perkirakan, posisi CTRA saat ini sedang berada pada bagian dari wave [c] dari wave 4, sehingga koreksi CTRA akan relatif terbatas dan berpeluang menguat kembali,” tutur dia.
Buy on Weakness: 885-910
Target Price: 975, 1.010
Stoploss: below 865
3.PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) - Spec Buy (368)
Saham DOID ditutup menguat 1,1 persen ke level 368 pada perdagangan, Rabu 10 Agustus 2022.
“Selama tidak terkoreksi ke bawah 354 sebagai supportnya, posisi DOID saat ini berada di awal wave C dari wave (B) sehingga DOID berpeluang melanjutkan penguatannya,” tutur dia.
Spec Buy: 360-368
Target Price: 430, 480
Stoploss: below 354
4.PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) - Buy on Weakness (8.725)
Pada Rabu, 10 Agustus 2022, saham ICBP ditutup menguat tipis ke level 8.725. “Kami memperkirakan, posisi ICBP saat ini sedang berada di akhir dari wave [c] dari wave B sehingga koreksi ICBP akan relatif terbatas dan berpeluang menguat kembali,” ujar dia.
Buy on Weakness: 8.350-8.475
Target Price: 9.000, 9.350
Stoploss: below 8.200
Penutupan IHSG pada Rabu 10 Agustus 2022
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah hingga penutupan perdagangan Rabu (10/8/2022).Namun, koreksi IHSG menjadi terbatas dan sektor saham teknologi pimpin penguatan.
Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan, IHSG melemah 0,23 persen ke posisi 7.086,23. Indeks LQ45 merosot 0,09 persen ke posisi 1.007,79. Sebagian besar indeks acuan tertekan. Pada Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.086,83 dan terendah 7.021,67. Sebanyak 317 saham melemah sehingga menekan IHSG. 193 saham menguat dan 171 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.202.008 kali dengan volume perdagangan 24,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 12,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.870.
Mayoritas sektor saham tertekan yang dipimpin indeks sektor IDXtransportasi turun 1,15 persen, dan catat koreksi. Diikuti indeks sektor saham IDXinfrastruktur melemah 0,61 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal tergelincir 0,53 persen.
Selain itu, indeks sektor saham IDXenergy melemah 0,46 persen, indeks sektor saham IDXindustry susut 0,49 persen, indeks sektor saham IDXproperty melemah 0,44 persen, indeks sektor saham IDXfinance susut 0,14 persen, indeks sektor saham IDXbasic tergelincir 0,15 persen.
Sementara itu, indeks sektor saham IDXtechno melonjak 0,85 persen dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXnonsiklikal menguat 0,12 persen.
Bursa saham Asia merosot pada perdagangan Rabu, 10 Agustus 2022 seiring investor mencerna data inflasi China dan jelang inflasi Amerika Serikat (AS).
Indeks Hong Kong Hang Seng turun 1,96 persen ke posisi 19.610,84. Indeks Hang Seng teknologi merosot 2,83 persen. Saham Meituan dan JD.com masing-masing susut 3,64 persen dan 4,46 persen.
Sektor saham perawatan kesehatan, konsumsi dan real estate mendorong indeks Hang Seng tertekan, berdasarkan data Eikon.
Saham pengembang properti Longfor anjlok 16,4 persen setelah perusahaan melaporkan kontrak penjualan hingga Juli 2022.
Advertisement