Liputan6.com, Jakarta - PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) akan membeli kembali saham atau buyback saham sebesar Rp 50 miliar.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 10 Agustus 2022, ditulis Jumat (12/8/2022), PT Eagle High Plantations Tbk menyatakan buyback saham tidak akan melebihi 20 persen dari modal disetor. Ini dengan ketentuan setelah pembelian kembali saham, paling sedikit saham yang beredar 7,5 persen dari modal disetor perseroan.
Baca Juga
Buyback saham akan dilakukan bertahap selama tiga bulan terhitung sejak 11 Agustus 2022 hingga 10 November 2022. “Pelaksanaan transaksi pembelian saham akan dilaksanakan melalui BEI,” tulis manajemen perseroan.
Advertisement
PT Eagle High Plantation Tbk akan memakai kas internal untuk buyback saham Rp 50 miliar. Perseroan yakin buyback saham tidak akan memberikan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha perseroan mengingat perseroan memiliki modal kerja dan arus kas yang cukup untuk membiayai buyback saham.
"Pembelian kembali saham akan dilakukan dengan harga yang dianggap baik dan wajar oleh perseroan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku,” tulis perseroan.
Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Jumat, 12 Agustus 2022, saham BWPT naik 1,45 persen ke posisi Rp 70 per saham.
Saham BWPT di level tertinggi Rp 71 dan terendah Rp 69. Total frekuensi perdagangan 402 kali dengan volume perdagangan 264.463 saham. Nilai transaksi Rp 1,9 miliar.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja 2021
Sebelumnya, PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mencatatkan kenaikan pendapatan pada 2021. Perseroan berhasil membukukan pendapatan usaha Rp 2,94 triliun, naik 33,64 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp 2,2 triliun.
Berdasarkan produknya, minyak kelapa sawit andil dalam pendapatan perseroan sebesar Rp 2,55 triliun, inti kernel Rp 257,69 miliar, tandan buah segar p 112,8 miliar.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok penjualan juga naik menjadi Rp 2,31 triliun dari Rp 2,14 triliun di 2020.
Sehingga perseroan membukukan laba kotor untuk 2021 sebesar Rp 625,05 miliar. Naik 1023,44 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 55,64 miliar.
Setelah dikurangi kerugian dari perubahan nilai wajar aset biologis sebesar Rp 572 juta dan beban usaha Rp 346,64 miliar, perseroan membukukan laba usaha Rp 277,88 miliar. Berbanding terbalik dengan posisi tahun sebelumnya yang catatkan rugi usaha Rp 288,69 miliar.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Kondisi Aset
Namun begitu, setelah memperhitungkan beban lain-lain, perseroan mencatatkan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,4 triliun. Naik 29,82 persen dibanding rugi tahun sebelumnya sebesar Rp 1,08 triliun. Rugi tahun berjalan per saham juga naik menjadi Rp 44,52 dari sebelumnya Rp 34,29.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan desember 2021 sebesar Rp 12,05 triliun, turun dibandingkan akhir 2020 sebesar Rp 15,06 triliun. Rinciannya, terdiri dari aset lancar Rp 1,77 triliun dan aset tidak lancar Rp 10,27 triliun.
Liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp 9,99 triliun, turun dibanding tahun sebelumnya Rp 11,57 triliun.
Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 2,86 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 7,13 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan Desember 2021 tercatat sebesar Rp 2,06 triliun. Turun dari Rp 3,49 triliun di 2020.
Kinerja Semester I 2022
Sebelumnya, PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) berhasil menembus pendapatan fantastis di sepanjang semester pertama tahun 2022. Hal ini dibuktikan dengan pendapatan sebesar Rp 2,3 triliun YTD, naik 71 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, atau pencapaian sekitar 79 persen dari pendapatan total di tahun 2021.
Perseroan juga membukukan EBITDA yang cemerlang sebesar Rp535 miliar, naik 58 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dan penurunan beban bunga year-onyear (yoy) sebesar 22 persen, dari Rp361 miliar YTD Jun‘21 menjadi Rp279 miliar YTD Jun‘22.
“Banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan pendapatan di Kuartal II 2022. Diantaranya, produksi yang sangat baik dan tren harga yang tinggi”, tutur Direktur Utama BWPT, Henderi Djunaidi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (1/8/2022).
Saat ini, produksi CPO tercatat mengalami kenaikan sebesar 21 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yaitu 140.502 MT YTD.
Sementara produksi inti sawit (PK) juga menunjukkan tren positif di 26.207 MT YTD, 30 persen lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Henderi pun memastikan pencapaian all-time high di Kuartal II 2022 akan terus dipertahankan, termasuk menggenjot produktivitas kebun, sehingga performa semester 2 2022 optimis lebih baik lagi.
Advertisement